14|| Cry

618 88 10
                                    


"Kau mengunjungi kakakmu, kan? Apa dia baik-baik saja?"

Bolehkah Renjun egois untuk saat ini? Apakah eommanya itu tidak bisa memikirkan hal lain selain Baekhyun?

————————————

"Y.. Ya... Hyung baik-baik saja" jawab Renjun parau. "Baekhyun hyung baik. Dia akan segera sadar. Eomma tidak perlu khawatir" Renjun berusaha untuk tidak mengumpat dan menahan semua rasa kesalnya.

Yoona tersenyum tipis. "Lalu... Bagaimana keadaanmu?"

"A... Apa?"

"Putra kedua eomma... Bagaimana keadaanmu?" Yoona kembali mengulangi pertanyaannya. "Pasti berat kan?" Yoona tercekat. "Pasti beratkan menerima cacian dan pukulan dari teman-temanmu..."

Kini air mata Renjun tak dapat terbendung lagi. Ini pertamakalinya sang ibu menanyakan keadaannya. Hal yang tak ia ketahui. Ternyata ibunya tau. Ibunya tau penderitaannya selama ini. "A.. Aku... Baik-baik saja..."jawab Renjun diiringi isak tangis. "Aku akan baik-baik saja selama eomma juga baik, j... Jadi.. Bertahanlah dan jangan banyak bicara"

Yoona meraih pelan tangan lembut putranya. Ia menghela nafas. "Putra eomma tumbuh dengan baik...." katanya lirih. "Namja manis yang dulunya cengeng sekarang bisa tumbuh dewasa dan menahan segala pahitnya kehidupan..."

"Apa yang eomma katakan?" Renjun makin terisak. Kenapa mobil yang ia tumpangi melaju lambat?

"Eomma mungkin terlihat tidak adil padamu dan kakakmu.. Tapi... Percayalah... Eomma juga menyayangimu Renjunie..." lirih Yoona. Air mata kini sudah mengalir dipipinya.

"Hiks... Hiks... Eomma..." pecah sudah tangis Renjun. Inilah yang selama ini ingin ia dengar.

"Jaga diri baik-baik... Seandainya eomma bisa... Eomma ingin sekali datang di acara perlombaanmu... Jangan sakit..." nafas Yoona kini tersenggal.

"Putra eomma harus hidup dengan baik... Eomma tau kau lelah, Kau bisa beristirahat... Tapi jangan  pernah menyerah..."

Renjun mengusap air matanya. Bahkan Pak Choi yang sejak tadi mendengarkan ikut merasakan kesedihan. "Diamlah... Eomma berkata seolah akan pergi..."

Yoona kembali tersenyum. Tanggannya terulur menyentuh wajah Renjun. "Purtaku yang malang... Kenapa Tuhan bertindak kejam pada kedua putraku? Maafkan eomma... Renjunie..."

"EOMMA!" Renjun berteriak saat sentuhan Yoona diwajahnya terlepas.

"Kita sudah sampai Tuan..."

Renjun bergegas turun dan kembali membopong tubuh ibunya. "Dokter! Cepat selamatkan eommaku!" seru Renjun kalap. Ia tak perduli dengan tatapan bingung semua orang. Bakhan ia tak perduli dengan seragamnya yang bersimbah darah.

"Renjun? Apa yang ter— nyonya Yoona!" Lay terkejut dengan apa yang ada dihadapannya. "Taeyong sii... Cepat siapkan ruang operasi!" seru Lay.

.

"Hufft... Senangnya bisa kembali ke rumah" lengguh Baekhyun yang hanya dibalas gelengan kepala dari Chanyeol dan Jaemin.

"Baekhyun-sii...."

"Eoh... Sehun sunbae! Apa yang membawamu kesini?" bukan Baekhyun, justru Jaemin yang menanggapi.

Baekhyun berdiri. Ia cukup terkejut dengan kedatangan Sehun yang bisa dibilang tiba-tiba. "Ada ap—"

"Maaf, tapi bisa kau ikut denganku sebentar Baekhyun-sii?"

Jaemin mengernyit. Kenapa ekspresi sehun terlihat sendu? "Ada apa sunbae? Apa Renjun baik-baik saja"

The Crossing (CHANBAEK || JAEMREN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang