02 || Dia Lagi

1K 137 13
                                    


Mata jaemin membulat. Apa Ia tidak salah dengar? "Apa? Menjadi malaikat pelindung adikmu?" tanya Jaemin setengah berteriak.

Namja manis Byun Baekhyun itu mengangguk mantap lantas tersenyum manis. "Iya, dan Kau tidak bisa menolaknya, Jaemin. Kau sudah berjanji padaku" kata Baekhyun penuh kemenangan.

Jaemin terdiam, membenarkan tempat duduknya. "Apakah adikmu itu adalah namja cantik yang mencacimu di rumah sakit tadi?"

Baekhyun mendelik kesal. "Yak! Namanya adalah Byun Renjun! Dia itu tampan sepertiku, bukan cantik!" kesal Baekhyun sambil memberikan jitakan pada bocah didepannya.

"Tapi kenapa harus aku?" protes Jaemin.

"Kau akan tau alasannya nanti. Lagipula, aku tidak menerima penolakan" tegas Baekhyun.

Jaemin hendak kembali meluncurkan protes jika saja suara dingin seseorang tidak mengintrupsi nya. "Kau sudah berjanji padanya Jaemin. Lakukan atau aku akan memberimu hukuman" ya, pemilik suara itu tak lain dan tak bukan adalah Oh Sehun. Namja tinggi berkulit putih pucat itu mengambil tempat duduk di sebelah Jaemin lantas meminum bubble tea yang tadi sengaja jaemin pesan untuknya.

"Baiklah... "Ujar Jaemin lesu.

Sehun bedeham sejenak. "Bisa kau tinggalkan kami berdua, Na?" tanya Sehun dengan suara datar, membuat siapun yang mendengar pasti mengira jika namja albino itu baru saja mengusir Jaemin.

Jaemin berdiri seraya mendengus kesal. "Dasar sunbae sialan! Seenaknya saja dia mengusirku" batin Jaemin berteriak.

"Aku bisa mendengar setiap ucapanmu dengan baik Na Jaemin" sinis Sehun seraya melemparkan tatapan tajam pada pemuda Na di belakangnya.

Jaemin meringis ngeri. Ia segera pergi dari cafe itu. Bagaimanapun, sunbaenya itu sangat seram jika sedang marah. Lebih baik menghindar daripada mencari masalah.

"Jadi, apa yang harus aku lakukan agar kembali ketubuhku, sehun-sii?" tanya Baekhyun to he point begitu jaemin pergi.

Sehun yang tengah sibuk menikmati bubble tea nya lantas mendongak. Ia tampak berfikir sejenak sebelum akhirnya mengangkat bahu. "Entahlah. Mungkin tidak ada. Aku sudah membicarakan ini dengan para tetua..." ia sengaja menjeda ucapannya, membuat Baekhyun penasaran. "Kau hanya harus menunggu selama seratus hari. Setelah itu, kau bisa kembali ke tubuh aslimu"

Baekhyun membuang nafas yang sejak tadi ia tahan. Ia tidak tau harus senang atau sedih. Seratus hari bukanlah waktu yang sebentar. Apa yang akan Ia lakukan selama seratus hari kedepan?

"Sepertinya aku harus pergi" kata Sehun sambil melirik ponselnya. "Ah... Aku lebih suka jika kau memanggilku dengan sebutan 'Hyung'. Ngomong-ngomong, aku dua tahun lebih tua darimu" Sehun mengeluarkan sesuatu dari balik jas hitamnya dan mengenakan benda itu di tangan kiri Baekhyun. "Ini hadiah dariku. Jangan sungkan kalau kau butuh bantuan. Aku dan Jaemin akan sebisa mungkin membantumu" kata Sehun ramah lalu  menghilang dari penglihatan Baekhyun

Baekhyun mengusap jam tangan berwarna hitam pemberian dari Sehun yang kini melekat ditangannya. Lagi, untuk kesekian kalinya Ia menghela nafas. Apa yang harus Ia lakukan? Baekhyun mengedarkan pandangannya ke arah sekitar. Ia baru sadar jika Ia sekarang sudah tidak berada di 'Angel's Cafe' lagi, melainkan disebuah restoran sederhana yang ramai dikunjungi pembeli.

Bibirnya menyunggingkan senyum tatkala mencium aroma sedap yang sepertinya berasal dari dapur restoran. Dengan langkah cepat, Baekhyun segera mengikuti dari mana asal aroma sedap tersebut. Haruskah ia senang saat ini? Keadaannya dalam bentuk roh sungguh menguntungkan disaat seperti ini. Ia bisa dengan mudah menyelinap tanpa diketahui orang lain.

The Crossing (CHANBAEK || JAEMREN) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang