DELAPAN BELAS

3.9K 245 12
                                    

SELAMAT MEMBACA
________

Pagi hari, Merasa tubuhnya baik-baik saja Leo menghabiskan waktunya untuk bermain basket di halaman belakang, Awalnya ia mengajak Kak Ginan dan juga kak Gilang tapi kedua kakaknya sedang ada kesibukan.

Kak Gilang entah kemana, dan kak Ginan pastinya tentang tugas, Mengapa kedua kakaknya begitu produktif di hari seperti ini, padahal Leo sendiri hanya menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tak berguna.

Leo melemparkan bola ke ring "Nice" sehabis tepat masuk sasaran Leo Berjalan ke arah bangku kayu di bawah pohon, Segelas air putih sudah berada di meja sejak tadi, Jangan harap ia akan minum apapun selain itu.

Ia tak ingin bunda mengamuk walaupun ia tak tau hal itu apakah masih terjadi untuk sekarang.

Derap langkah bersama dengan bunyi pintu yang terbuka membuat Leo menoleh, Mendapati ayah dengan senyum tulus yang masih setia tercipta di bibir pria paruh baya itu. Dan Leo rasa di balik senyuman itu ada sesuatu yang begitu mencurigakan.

"Mau ikut ayah?" Tanya Hengki kala tiba di depan putranya.

"Kemana?" Tanya Leo sembari mengikuti pergerakan ayah yang menaruh sebuah botol obat di meja dekat gelas tadi.

"Ke kantor"

Kan apa yang Leo pikirkan, Ia bukan dukun tapi siapapun yang melihatnya tadi pasti akan menyimpulkan seperti itu.

Leo menggeleng menolak "Malas banget Yah"

"Baru kamu yang belum pernah kesana" Ucap Hengki mencoba lebih membujuk ia ingin memperkenalkan Leo dengan para staf kantor, Selama ini yang ikut hanya Gilang dan Ginan yang beberapa kali.

Ia tak mengerti dengan salah satu putranya, Leo sama sekali tak pernah ingin berkunjung ke kantor sejak anak ini dewasa, dahulu Hengki tak apa-apa tapi sekarang Ia rasa ini waktunya untuk Leo mengenal pekerjaan dari orang tua nya.

"Kali ini aja" Bujuk Hengki lebih, berharap putranya dapat ikut, Seharusnya Gilang yang menemaninya hari ini tapi anak itu sedang ada syuting di luar.

Leo menghela nafas, mengangguk terpaksa, sekali-kali ia harus mendengarkan ucapan ayah juga.

-----

Pukul 20:00, Hengki siap dengan balutan jas nya yang rapi, Ia sedang duduk di ruang tamu bersama Hanum dan Lea yang berada di gendongan sang istri.

Mendengar derap langkah membuat Hanum dan Hengki segera menoleh, Melihat Leo yang turun dengan jas serupa dengan sang Ayah, Wajah kusut putranya membuat Hengki menahan tawa. Begitu jelas bahwa Leo sangat tak menyukai ajakan ini.

Tak perlu menyapa kedua orang tuanya, Leo memilih terlebih lebih dulu untuk keluar, Membuka mobil dengan cepat tak membiarkan sopir sang ayah membukakannya.

Tak lama kemudian bunda ikut masuk, Duduk di samping Leo, merapikan dasi Leo.

Leo Memilih menyandarkan kepalanya di pundak sang Ibu, menutup mata Dengan begitu ia berharap dapat sampai dengan cepat di kantor.

"Kamu kenapa?" Hengki yang baru saja duduk di depan menoleh

"Ngantuk" Jawab Leo.

LEO ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang