TIGA TIGA

3.6K 307 94
                                    

SELAMAT MEMBACA
____

Hari yang di tunggu-tunggu Leo akhirnya tiba, Leo menarik nafas panjang mematut penampilannya di cermin rasa senang dan gugup nya hari ini bercampur menjadi satu. Hari ini ia harus melakukan yang terbaik, Leo tak ingin perjuangannya selama latihan akan menjadi sia-sia.

Arlan menepuk pelan pundak sahabatnya, Ia tersenyum melihat Leo dengan baju basket yang bahkan dengan melihatnya membuat Arlan begitu bangga.

"Gak tegang?" Tanya Arlan, ini pertama kalinya Leo harus berdiri di depan begitu banyak orang.

Leo menggeleng "Gue cuma butuh dua puluh lima menit buat selesaikan pertandingannya"

"Percaya gue" Arlan tersenyum "Ayo siap-siap"

---------

Leo menarik nafas melangkahkan kakinya masuk ke dalam lapangan sorak sorai dari penonton menyambutnya, Leo tak menyangka akan begitu banyak orang yang akan hadir, tiba-tiba saja rasa gugup itu menjalar membuat jantungnya berdegup dengan begitu kencang.

Leo menulusuri pandangannya di tribun berharap dengan begitu ia mampu menemukan kedua orang tuanya di antara kerumunan orang-orang tersebut setidaknya itu akan sedikit membuat rasa gugupnya berkurang.

"Orang tua gue mana ya?" Tanya Leo pada Arlan yang tepat berada di sampingnya.

Arlan ikut melihat para penonton di atas  "Lo yakin mereka bakalan datang"

"Mereka udah janji" Ucap Leo mulai tak tenang.

"Lo fokus aja!! mungkin jalanan lagi macet le' Ucap Arlan kala mendengar bunyi sempritan yang menandakan permainan akan segera di mulai.

----

Nyatanya, Permainan itu selesai benar-benar dua puluh menit berbedanya kemenangan itu bukan di pihak mereka, mereka harus puas di posisi kedua menyerahkan piala juara satu itu di sekolah lain walaupun tak begitu buruk tapi ini adalah pertama kalinya sekolah mereka kalah.

Leo mengatur nafasnya di pinggir lapangan, Ia benar-benar lelah. Leo menatap kosong kursi-kursi yang semula penuh itu bahkan sampai kursi tersebut kosong Leo tak menemukan satupun keluarganya yang datang.

Ia kecewa karena ayah dan bunda sudah berjanji untuk datang, jika mereka tak berjanji Leo tidak akan berharap begitu banyak untuk kehadiran mereka, bahkan kabar pun tak ada ia dengar hari ini.

"Lo beneran nggak apa-apa?" Tanya Arlan, Melihat Leo yang sedari tadi hanya diam "Sini gue liat kaki Lo" Ucap Arlan, Leo sempat terjatuh tadi. Walaupun tak meringis Arlan pasti lebih jelas tau bahwa ini sangat sakit "Gue antar ke rumah sakit" Ucap Arlan "Sebelum makin bengkak"

"Mereka nggak ada satupun yang datang Lan" Ucap Leo.

"Gue yakin Om Hengki sama Tante Hanum ada alasan buat nggak datang" Jawab Arlan menenangkan tau bahwa Leo saat ini begitu kecewa. Arlan juga sempat terkejut keluarga Leo tidak akan melakukan hal seperti ini apalagi kepada Leo.

"Leoooo"

Mereka berdua serempak menoleh ke belakang melihat Ci Ayumi yang datang dengan tergesa-gesa entah mereka bersyukur atau sebaliknya.

"Lea masuk rumah sakit, Demamnya tinggi dan sampai kejang tadi" Jelas Ci Ayumi panik.

Leo tersenyum masam "Lalu Leo harus apa?" Tanya Leo nada bicaranya pun mulai ketus.

Ayumi yang mendengar itupun cukup terkejut "Gilang suruh aku jemput, kita ke rumah sakit sekarang"

"Gue ambilin tas Lo" Ucap Arlan. Tapi terhenti kala Tangannya di tarik oleh Leo.

LEO ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang