EMPAT DELAPAN

5K 310 57
                                    

SELAMAT MEMBACA
____

Matahari pagi itu membangunkan Leo, badannya begitu lemas bahkan untuk membuka mata saja begitu sulit, semua rasa sakit benar-benar memakan habis tubuhnya.

"Bunda" Panggil Leo dengan sisa tenaganya.

"Bunda lagi diluar, Cuma ada kakak disini" Kak Ginan memegang tangan sang adik melihat Leo yang kembali menutup matanya "Sakit ya?"

Leo mengangguk, merasakan nyeri di perut dan punggungnya.

"Yang mana? Yang sakit yang mana?"

"Semuanya kak"

Ginan mengeratkan pegangannya "Kakak nggak bisa berbuat apa-apa, Maaf ya"

Leo menggeleng "Dengan kak Ginan pegang tangan Leo sekarang itu udah cukup, Biar Leo yang tahan sendiri sakitnya kak"

"Udah bangun?" Tanya Gilang yang baru saja masuk.

"Gilang udah datang" Bisik Kak Ginan pada Leo.

Leo tersenyum tipis kembali membuka matanya melihat senyum cerah dari pria botak nan tampan di hadapannya.

"Kak Gilang mau tunjukin apa sama Leo?"

"Tunggu sampai Lo benar-benar sehat"

"Sekarang aja, Leo mau tau"

Gilang sejenak berpikir "Tunggu Ayumi datang"

"Cici datang?"

Gilang mengangguk "Padahal gue udah bilang nggak usah, Dari kemarin gagal datang terus karena nggak dapat izin dari kampus"

"Tanya Ci Ayumi nggak usah datang, Leo udah nggak apa-apa"

"Lo kira dia bakalan nurut sama gue"

Leo tersenyum tipis "Baik-baik sama Ci Ayumi, Beruntung kak Gilang dapat cindo mana cantik lagi"

"Itu karena pesona gue" Jawab Gilang bangga sembari mengelus kepalanya.

"Ci Ayumi tau kak Gilang Botak"

"Nggak tau dia"

"Siap-siap aja"

"Apa?"

"Diputuskan karena Ci Ayumi bakalan sadar kalau kak Gilang itu..."

Ginan segera menutup mulut sang adik "Kamu istirahat kata dokter Doni nggak boleh banyak bicara"

___

"Ini ada apa sih?" Tanya Bunda heran apalagi melihat layar besar yang sudah terpampang nyata di kamar rawat putranya kehadiran kedua pacar dari putra pertama dan keduanya pula.

"Bunda duduk manis dahulu" Pinta Gilang.

"Kamu nggak apa-apa" Tanya Kak Ginan melihat wajah Leo yang semakin pucat.

Leo menggeleng "Nggak apa-apa" Ucapnya sembari tersenyum.

"Oke selesai!" Ucap Gilang mulai menyambungkan laptopnya dan LCD hasil dari pinjam ke dokter Doni. Entahlah sejak kapan anak gila itu akrab dengan dokter Doni.

"Oke semuanya kalian ambil tempat masing-masing-masing-masing" Ucap Gilang mempersilahkan.

"Mau disini? Atau duduk bareng kakak di depan" Tanya Ginan menatap adiknya.

Leo mengangguk merasa kali ini sepertinya tak harus menolak, Cukup dahulu ia menolak tawaran Kak Ginan.

"Kayaknya Mbak Anggun harus sabar hari ini" Ucap Gilang melihat Leo yang di papah ke depan oleh Kak Ginan mereka berdua duduk paling depan.

LEO ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang