SELAMAT MEMBACA
_____Leo tersenyum hangat, Ketika selimut tebal itu sudah tersampir di bahunya melihat bunda yang sudah memasangkan kaos kaki.
"Padahal Leo bisa sendiri" Ucapnya ketika bunda memasukkan satu pasang kaos itu di kakinya.
"Diluar masih hujan, kamu nggak kedinginan kan?" Tanya Bunda kembali memastikan.
Leo menggeleng, jaket tebal di tambah selimut dari sang bunda bagaimana bisa ia kedinginan saat ini.
"Sini ayah bantu ke mobil"
"Leo bisa sendiri yah lagipula nggak jauh" Ucapnya.
Ginan dan Gilang tertawa kecil melihat Leo dengan selimut tebal sampai lantai itu berjalan keluar.
"Jangan ketawain adik kalian !" Tegur bunda kepada kedua putranya membuat keduanya serempak menutup mulut menahan tawa.
Hari ini adalah hari pertama Leo untuk melakukan kemoterapi, perasaan cemas pasti hadir di antara mereka semua, Tapi itu tersimpan rapi dibalik senyuman.
_____
Leo tersenyum singkat ke arah bunda yang menunggu diluar, Leo sudah terbiasa dengan semua ini bahkan sejak kecil ia sudah menjadi langganan, badan Leo berbeda dengan orang lain ibarat mereka mempunyai kekuatan sepuluh sedang Leo hanya memiliki seperempat dari itu, beberapa tahun yang lalu Leo di beritahukan bahwa kerja pankreas nya tidak baik. Ia harus menerima insulin jika gula darahnya kembali naik, Ia harus selalu bertemu dengan dokter! operasi pengangkatan kanker dua tahun yang lalu, dan operasi pertama yang tak berjalan dengan lancar dilanjutkan dengan operasi kedua, Leo kira ia akan berhenti disitu! Mematahkan segala ucapan dokter kepada ayah dan Bunda bahwa kemungkinan sembuh untuk dirinya begitu kecil.
Tapi sekeras apapun ia berjuang, Ia tak pernah dapat mencegah itu kembali hadir, ia tak pernah menyalahkan tuhan akan semua yang ia terima di dunia ini, Karena bagi Leo untuk hidup di usia sekarang adalah anugerah besar sama yang dikatakan ayah dahulu bahwa kesembuhannya adalah suatu anugerah untuk keluarga mereka.
Leo kembali tersenyum kepada bunda, Ia tahu wanita cantik itu kembali menangis tanpa sepengetahuan Leo. Leo tak ingin bunda dan ayah seperti itu karenanya.
"Obatnya sebentar lagi masuk," Ucap perawat ketika selesai melakukan tugasnya ia mengelus pelan lengan Leo, Menguatkan anak yang memiliki senyum manis ini "Suster percaya sama kamu, Nanti suster kembali lagi"
"Makasih sus" Ucap Leo melihat wanita berpakaian putih itu keluar dari ruangan.
Tersisa ia sendiri, Menunggu kerja obat yang mulai membuat Leo meremas tempat tidurnya, sekali lagi Leo sudah pernah merasakannya ia tak akan berteriak kesakitan lagi seperti dahulu, takut jika bunda dan Ayah kembali berlari masuk dan melihat bunda kembali menangis untuknya.
______
Ginan menarik selimut Leo, Melihat adiknya yang masih tertidur sehabis pengobatan selesai, Dengan kening yang masih sesekali mengerut kesakitan.
"Hebat banget dia" Ucap Gilang yang baru saja masuk, Ia menaruh kamera dan berbagai peralatan photoshoot nya hari ini beralih pada wajah tenang sang adik disana "Gue aja liatnya sakit banget kak, bagaimana dengan dia yang bertahun-tahun rasain itu"
"Bunda sama Ayah dimana?" tanya Ginan, Sedangkan Gilang menunjuk pintu "Ketemu dokter, Kayaknya kondisi Leo beneran nggak baik"
Ginan menghela nafas, Ia sama sekali tak ingin membahas hal itu, Walaupun ia tak mencari tahu tapi melihat Leo sekarang saja ia sudah yakin kali ini keadaan adiknya pasti lebih serius.

KAMU SEDANG MEMBACA
LEO ✔️
Ficção AdolescenteTentang Leo si pemilik senyum manis Yuk Follow dulu baru baca 5-November-2022 peringkat 1 #Sick 23-November-2022 peringkat 1#sickstory 12-September-2023 Peringkat 1 #brother