SELAMAT MEMBACA
_____Ginan menatap sang adik yang turun dari tangga , Ia bersyukur pagi ini Leo ingin bergabung dengan mereka.
"Bunda udah masak," Ucap kak Ginan menyambut Leo, menatap adiknya yang hanya diam, Ginan menoleh ke arah ayah yang duduk sembari memperhatikan mereka, bahkan ayah pun tak berani untuk lebih mendekat, Baru kali ini mereka begitu takut untuk hanya sekedar menyapa.
Leo hanya meneruskan langkahnya untuk duduk mengisi salah satu kursi di meja makan, merasakan puncak kepalanya yang di elus pelan oleh wanita yang bahkan pagi ini kembali berkutat di dapur untuk membuat sarapan, Leo melihat Bunda yang tersenyum hangat tapi bahkan dari senyuman bunda Leo tak merasakan apapun dari itu.
"Leo mau makan apa? "Tanya bunda masih mempertahankan senyumannya.
Leo menatap sang ibu lalu menggeleng "Leo hari ini makan di luar Bun" ucap Leo membuat sang Ibu terkejut
Bunda menatap makanan yang tersusun rapi di meja makan bahkan ia bangun lebih pagi untuk menyiapkan ini semua "Tapi bunda udah masak banyak banget" Lanjutnya.
"Leo ada janji diluar sama..."
"Sampai kapan Lo mau marah kayak gini?"
Leo menoleh mendapati kak Gilang yang masuk ke dapur "Bunda udah luangkan waktunya untuk masak pagi ini, setidaknya lo harga in Le, semakin hari Lo semakin nggak ke kontrol bunda masak ngga Lo makan, bahkan makanan yang kak Ginan bawa ke kamar semalam nggak tersentuh sama sekali kan?"
"Lo berharap kami mohon-mohon buat minta maaf? Lo benar-benar nggak pernah ngertiin kami"
Leo menatap sang kakak sedikit terkejut dengan kalimat panjang kak Gilang "Maaf kalau selama ini Leo nggak pernah ngertiin semuanya" Ucap Leo menatap sang kakak yang nampak murka "Maaf kalau selama ini Leo nggak pernah bisa jadi adik yang baik buat kakak dan jadi anak yang baik juga buat bunda dan ayah, maaf untuk Leo yang selalu lebih banyak menyusahkan kalian," Leo menatap satu-persatu keluarganya merasakan suasana dapur yang kembali dingin "Leo nggak akan pernah minta untuk kalian minta maaf karena selama ini Leo yang selalu salah kan?"
Leo menatap Ayah yang akhirnya turut mendekat Leo tak peduli dengan wajah ayah yang ikut terkejut dengan ucapannya biarpun ayah saat ini marah Leo tidak akan peduli.
Bunda menggeleng "Maksud kakak kamu nggak gitu nak"
Leo menatap bunda "Apa jika meminta ulang bunda nggak bakalan pernah lahirin Leo?" Tanya Leo membuat semua orang terdiam. Bunda segera menggeleng merasa tak terima dengan kalimat putranya
Leo menghela nafas segera berdiri dari kursi "Maaf bunda nggak bisa makan masakan bunda hari ini, Arlan ulang tahun cuma Leo yang bisa rayakan ulang tahun Arlan, Kalian tau kan Leo cuma punya satu teman itu Arlan" Leo menatap Bunda yang masih terkejut beralih pada kak Ginan yang berdiri membeku "Maaf Kak Ginan Leo nggak bisa makan makanan yang Kakak bawa, perut Leo nggak nyaman semalam"
Leo menghela nafas "Maaf kalau perkataan Leo nyakitin" Ucap Leo akhirnya memilih untuk keluar.
"Ayah mau bicara sebentar" Ucap Ayah mencegah langkah putranya.
"Leo nggak mau bahas apapun Yah" Ucap Leo, segera melanjutkan langkahnya.
____
Arlan menaruh pesanan mereka di meja menatap Leo yang hanya kembali diam.
"Lo jemput gue pagi banget, cumakafe ini yang buka makanan nya pun cuma ini yang boleh lo makan selebihnya pasti dilarang" Jelas Arlan.
Leo menatap makanan yang baru saja Arlan letakkan "Nggak apa-apa, makan yang lain pun gue makan"
KAMU SEDANG MEMBACA
LEO ✔️
Ficção AdolescenteTentang Leo si pemilik senyum manis Yuk Follow dulu baru baca 5-November-2022 peringkat 1 #Sick 23-November-2022 peringkat 1#sickstory 12-September-2023 Peringkat 1 #brother