EMPAT SATU

4.1K 290 18
                                    

SELAMAT MEMBACA
_____

"Kamu istirahat dulu" Ucap bunda melihat suaminya yang belum beranjak dari sisi tempat tidur Leo.

Sedang ayah menunjuk tangannya yang masih tergenggam kuat "Gak apa-apa, kamu istirahat dulu kasihan kalau aku lepas nanti bangun"

"Mas"

"Iyaa"

"Aku mau kasih ruang anak-anak untuk bicara"

Hengki mengangguk "iya nanti setelah keadaan Leo membaik, dia belum stabil sayang"

Bunda mengangguk berjalan mendekat mengelus kening putranya yang berkeringat. Usapan itu membuat Leo terbangun.

"Leo kenapa?" Tanya Bunda khawatir.

Leo menutup mulutnya kala rasa mual itu muncul bunda dengan sigap mengambil wadah di bawah tempat tidur membiarkan Leo memuntahkan makanan yang bahkan tak seberapa masuk itu.

Leo meremas perutnya yang kembali terasa terlilit "Sakit Bunda"

"Iya Nak" Bunda naik di tempat tidur menarik putranya bersandar pada dirinya "Nggak apa-apa" Ucapnya mengelus lembut lengan Leo. Mendengar suara rintihan dari putranya.

"Aku panggil dokter dulu" Ucap ayah, Melihat Leo yang kesakitan membuatnya khawatir ia harus memastikan bahwa putranya baik-baik saja.

____

Bunda kembali duduk dengan tenang setelah dokter Doni baru saja meninggalkan ruangan melihat Leo yang masih meringis kesakitan Walaupun tak separah tadi.

Ayah dan bunda menoleh bersama melihat pintu ruangan yang terbuka melihat kedua putranya yang datang dengan nafas memburuh.

"Leo kenapa?" Tanya kak Gilang.

"Nggak apa-apa, kalian bukannya ada tugas?"

"Nggak bisa gini, aku harus tidur disini" Ucap Gilang mulai mengambil tempat di samping sang ibu.

Begitupun Ginan Walaupun tak banyak bicara ia tak ingin kembali pulang, itu hanya akan membuatnya merasa lebih cemas.

Leo yang mendengar itu tersenyum tipis "Kak" Panggilnya.

Panggilan itupun membuat mereka semua terkejut.

"Iya kenapa?" Hanya Kak Ginan yang menjawab segera berjalan menghampiri melihat Leo yang menatapnya.

"Duduk!" Perintah Leo. Ayah yang berada di samping putranya pun tersenyum tipis  memilih untuk mundur memberikan anak-anaknya ruang sepeti yang diinginkan istrinya. Mungkin ini jadi waktu yang tepat untuk mereka berbicara.

"Kak Gilang mana" Ucap Leo melihat salah satu kakaknya belum ada.

Gilang yang masih terdiam terkejut di tempat, Bunda menepuk pelan paha putranya menunjuk sisi kanan Leo yang belum terisi.

"Iya gue disini"

Leo menatap lemah kedua kakaknya, Rasa sakit di perutnya masih begitu terasa tapi ia tak ingin membuat kedua orang tuanya cemas karena belum
Berbaikan dengan kedua kakaknya.

"Istirahat aja dulu" Ucap kak Ginan tak tega melihat adiknya yang menahan sakit.

Leo mengangkat kedua tangannya menyodorkannya kepada kedua kakaknya "Hari ini Leo capek banget"

"Bukannya ayah udah kasih?"

Leo menggeleng "Kasihan nanti energi ayah terkuras habis" Ucap Leo terkekeh pelan. Disusul tawa ayah yang tak jauh dari mereka.

LEO ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang