SELAMAT MEMBACA
____Keadaan rumah begitu ramai, Kedua kakak Leo tak ada jadwal kuliah, Ayah yang masih mengambil cuti karena harus memastikan kondisi Leo pulih dahulu, Bunda yang sedang memasak didapur, Dan ada dua tamu cantik yang tengah hadir di tengah-tengah mereka.
Ada Mbak Anggun, Dan Ci Ayumi, Ci Ayumi sendiri baru tiba di Jakarta sehari yang lalu dari Bandung, Dan pagi ini wanita yang sedang berkuliah di salah satu universitas di Bandung itu datang, Entah menemui kak Gilang atau menjenguk Leo sama seperti yang wanita itu katakan.
Sepertinya menemui kak Gilang adalah alasan utama, Mengingat pasangan itu sudah lama tak jumpa karena jarak.
"Bagaimana keadaan kamu?" Tanya Ci Ayumi, Sembari menyodorkan sebuah paper bag yang entah berisi apa.
Leo mengangkat jempol sekedar membalas ia terlalu fokus dengan PlayStation nya , Berbalik sejenak mengambil paper bag yang di sodorkan oleh Ci Ayumi
"Makasih Ci, Jangan keseringan beliin Leo barang-barang mahal" Ucap Leo tersenyum.
"Itu nggak mahal"
"Orang kaya mah beda"
Wanita keturunan China itu tertawa, melihat senyum Leo dan wajah serius anak itu saat bermain game secara bersamaan membuatnya hanya ingin mencubit pipi anak itu.
"Mbak cuma bawa ini" Leo menoleh sejenak, memaksakan senyumnya kepada mbak Anggun, Berdecak kesal melihat sesuatu yang di sodorkan wanita itu yang mampu membuat moodnya turun drastis.
"Ini lebih bermanfaat" Kata mbak Anggun menggoda.
"Iya mbak, Leo tahu nggak bisa hidup tanpa ini"
"Setidaknya resep dari dokter Doni nggak bertambah" Ucapnya bangga.
"Beneran?" Tanya Leo tak menyangka, Sangat jarang jika kondisinya drop seperti kemarin pastinya dokter Doni menambahkan obatnya.
Dokter Anggun mengangguk "Tapi Vitamin nambah" Lanjutnya.
Leo yang mendengar hal itu menggeleng pasrah "Leo nggak suka hubungan yang...." Ucapan Leo terhenti kala sebuah tissue tiba-tiba saja menutupi mulutnya, melirik tajam ke arah si pelaku "Kak Ginan ngapain sih?"
"Jangan ngomong sembarangan!"
Semua yang menyaksikan hal itu menggeleng pasrah.
----
Sehabis sarapan mereka semua berkumpul di halaman belakang, Kak Ginan dan kak Gilang sedang berenang sedangkan Leo memilih duduk di pinggiran kolam menenggelamkan kakinya, Ia tak suka berenang, Ia gampang lelah makanya ia tak suka.
Mbak Anggun dan Ci Ayumi sedang membuat rujak di ujung sana, Hasil pengambilan mangga yang nyebrang dari tetangga sebelah, Entah itu pencurian atau hal yang perbolehkan saja, Biarlah urusan kedua wanita itu bersama Tuhan, Yang jelasnya Leo sama sekali tak ikut andil dengan aksi tak berakhlak itu.
Sebenarnya Leo menghubungi Arlan untuk kesini tapi Arlan sedang berlatih basket, Makanya Arlan tak bisa ikut, Bermain dengan para manusia tua ini sangat membosankan untuk Leo.
Leo merasakan elusan pelan di pundaknya, Mendapati bunda yang membawa semangkok buah-buahan yang sudah di potong kecil-kecil.
"Nggak ikut berenang?" Tanya Bunda, Ikut duduk di sebelah Leo.
"Males" Jawabnya.
"Jadwal check up yang baru udah Bunda bicarakan sama dokter Doni"
"Lagi?" Tanya Leo, Ia tak suka sekali berkunjung ke rumah sakit maka dari itu sejak tiga bulan yang lalu ia tak pernah lagi untuk melakukan check up rutin Hanya dokter Doni yang sesekali ke rumah untuk memeriksanya, Tapi Kemarin bunda membuat jadwal yang baru.
Bunda mengangguk "Dan" Ucapan bunda menggantung wanita cantik itu tersenyum sembari menatap putranya yang sangat tampan di hadapannya , Terlihat kak Gilang dan kak Ginan yang berhenti pula berdiri di depan Leo kedua wanita yang sudah selesai dengan rujaknya ikut mendekat juga ayah yang dari pintu samping ikut bergabung "Operasi whipple bakal di lakukan" Lanjut bunda.
Garpu yang di pegang oleh Leo terjatuh begitu saja ia mendongak terkejut melihat satu persatu dari mereka yang menatapnya, Rasa takut mulai menjalar, Pikiran-pikiran aneh yang membuatnya ingin berlari menutup diri karena tak berani untuk menampakkan hal itu di depan kedua orang tuanya.
Operasi pertama dilakukan beberapa tahun yang lalu, Dokter Anggun yang melakukannya setelah itu Leo tak ingin lagi, Begitu sakit dan ia menderita, Ia bersumpah tidak akan melakukannya untuk kedua kali, Tapi apa takdir tuhan itu tidak pernah berpihak padanya, Bahkan hingga sisa akhirnya ia tak tahu akan ada berapa tindakan apa lagi yang akan membantu kelangsungan hidupnya.
Semua orang Mempusatkan perhatian pada Leo, Mata Remaja itu sudah memerah entah kapan tangisan ketakutan itu akan runtuh juga.
"Kamu tenang aja, Mbak yang akan operasi kamu lagi" Kata Mbak Anggun menenangkan mengangkat tangannya memperlihatkan jari-jari rampingnya kepada Leo "Kamu tahu julukan mbak, Si tangan dewa" Mbak Anggun tersenyum "Kamu masih muda peluang untuk sembuh itu sangat tinggi, kita lakukan lagi ya?"
Leo tahu sekarang, Mengapa mereka semua berkumpul pagi ini di rumah, Alasan jika kak Ginan dan kak Gilang tak mempunyai Kuliah hari ini, Apalagi kedatangan Ci Ayumi yang jauh-jauh dari Bandung.
"Leo..." Leo memperhatikan semua orang yang menatapnya, Entah kelanjutan dari perkataannya akan menyakiti mereka, Leo tak ingin membuat mereka semua sedih banyak yang menaruh harap lebih kepadanya, Bukannya Leo tak ingin hanya saja ketakutan akan ia pergi dengan cepat itu selalu saja muncul.
Memang kematian sudah menjadi takdir bagi setiap manusia, Tapi leo tidak ingin pergi dahulu, Masih ada bunda yang harus Leo bahagiakan dulu, Terlalu jahat jika Leo hanya menyusahkan Bunda sampai akhir.
Leo menarik nafas, Lalu mengangguk "Leo bakal lakuin itu" Katanya, Membuat sebuah senyum di wajah mereka nampak, Entah perkataannya begitu membuat mereka semua bahagia, Leo merasakan ayah yang memeluknya, Sekali lagi banyak yang menaruh harap kepada Leo.
Yang harus ia lakukan saat ini hanya berusaha.
"Kamu jaga kesehatan aja, Mbak Anggun yang bakalan urus semua masalah operasi" Jelas Mbak Anggun.
"Lo mau makan sate mas Yono, Gue ajak Lo malam ini" Ucap kak Gilang, Leo hanya mengangguk,Leo tahu mereka semua sedang menenangkannya.
"Bunda izinin" Leo menatap Bunda yang tersenyum amat manis "Leo juga boleh makan" Lanjut Bunda.
Leo mencoba untuk tersenyum, Biarkanlah ketakutan hari ini menjadi ketakutannya sendiri yang mereka harus tahu Leo siap-siap saja, Leo selalu baik-baik saja.
Terkadang kita harus terlihat kuat, Untuk melihat senyum mereka semua, Setidaknya kebahagian mereka adalah salah satu penyemangat Leo.
Leo memeluk bunda, Mereka yang menyaksikan hal itu menahan untuk tak menangis, Kak Ginan Dan Gilang sendiri saja sudah membalikkan badannya tak sanggup melihat hal itu.
Sedangkan Leo semakin mengeratkan pelukannya "Leo takut bunda" Batinnya dalam hati.
________
Aku up siang, harusnya kan semalam ya hihi
Semoga kalian suka jangan lupa vote and komen
-SalamManisDariPenulis-
![](https://img.wattpad.com/cover/241580705-288-k162006.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LEO ✔️
Teen FictionTentang Leo si pemilik senyum manis Yuk Follow dulu baru baca 5-November-2022 peringkat 1 #Sick 23-November-2022 peringkat 1#sickstory 12-September-2023 Peringkat 1 #brother