SELAMAT MEMBACA
_____Tiga hari, Hanum merasa harapannya semakin tipis melihat putranya yang hari ini belum saja membuka mata, pagi ini Hanum kembali datang ke rumah sakit menyapa Leo dari balik kaca yang membatasi mereka, Ia tak ingin masuk takut jika ia kembali menangis.
Ribuan doa sudah ia panjatkan, berharap jika saat ini tuhan masih dapat mengabulkan doa nya.
"Tante"
Hanum berbalik, terdiam melihat seorang gadis yang berdiri dihadapannya.
"Nara Tante" Ucap gadis itu kala melihat wajah kebingungan dari Tante Hanum.
Hanum sendiri terkejut ia menghampiri Nara "Maafin Tante, Tante kira tadi siapa"
Nara tersenyum, wajar saja jika bunda Leo tak begitu mengenalnya apalagi mereka baru bertemu dua kali hari itu di kantor ayah Leo dan beberapa hari yang lalu di rumah, walaupun hal itu sangat tidak mungkin.
"Keadaan Leo bagaimana Tante" Tanya Nara.
Hanum menarik tangan gadis cantik itu, membawanya pada tempat yang setiap pagi ini ia tempati.
"Sapa dia" Ujar Hanum tersenyum.
Mulut Nara tertutup rapat, Masih menyembunyikan keterkejutannya, walaupun mengetahui Leo sakit Nara tak tahu jika..separah ini.
"Dia kelamaan tidurnya nya, dia nggak rindu sama bunda nya" Ucap Hanum kembali air mata itu menetes.
"Leo akan baik-baik saja tante, Nara yakin"
Sedang Hanum tersenyum merasa satu kekuatan kembali hadir untuk harapannya yang semakin putus "Kita bicara di ruang rawat Leo saja"
______
Hanum menaruh gelas di hadapan Nara, ia membawa gadis ini di ruang perawatan Leo, untuk sementara ruangan ini kosong dahulu berharap Leo akan kembali kesini dalam waktu yang cepat, ICU cukup menyeramkan untuk dikunjungi.
Nara menelusuri pandangannya, melihat berbagai macam bingkai foto yang menghiasi kamar ini dan kali ini Nara rasa perkataan teman kelas nya tempo hari itu, Tak ada yang Leo anggap teman selain Arlan dari banyaknya jumlah foto tak ada satupun dari teman sekelasnya kecuali Arlan.
Nara tersenyum kala melihat gambar dua bocah kecil yang saling merangkul itu senyum manis dari keduanya membuktikan bahwa mereka berdua adalah sepasang teman yang saling menyanyangi.
"Kamu pasti sudah kenal Arlan" Tebak Bunda melihat Nara yang masih cukup tertarik dengan berbagai figura itu.
"Sekelas juga Tante"
"Dia satu-satunya teman Leo" Ucap Bunda.
Nara menatap bunda Leo, walaupun terlihat tersenyum mata dari ibu ini tak bisa di bohongi, ada kesedihan yang Nara tak tahu sedalam apa. Nara semakin takjub dengan kedua orang tua Leo. Mereka sehebat itu bahkan mereka masih dapat menarik ujung bibir menyapa dirinya.
Meski tahu, Kondisi Leo saat ini tidak baik. Tapi senyuman itu tak pudar menyapa, Jadi ini alasan mengapa senyuman Leo bisa semanis dan setulus itu? Ia dibesarkan dengan manis dan tulus oleh kedua orang tuanya.
"Arlan tetangga kami dulu sebelum anak itu pindah, Tante bersyukur Leo ketemu dengan Arlan dengan begitu setidaknya Leo mempunyai teman walaupun itu satu"
"Arlan juga selalu jagain Leo" Ucap Nara mengingat ketika Leo sakit di sekolah.
Hanum percaya ia sudah menyaksikan pertemanan anaknya sejak kecil. Bersyukur Leo di hadirkan teman yang begitu peduli dan mengerti.
![](https://img.wattpad.com/cover/241580705-288-k162006.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LEO ✔️
Teen FictionTentang Leo si pemilik senyum manis Yuk Follow dulu baru baca 5-November-2022 peringkat 1 #Sick 23-November-2022 peringkat 1#sickstory 12-September-2023 Peringkat 1 #brother