SELAMAT MEMBACA
_____Leo mendaratkan tubuhnya di sofa bersyukur ia di izinkan untuk pulang ke rumah sehari lebih cepat, lagipula ia sudah sedikit membaik.
"Bunda masak, Kamu ganti baju dulu" perintah bunda mengelus lembut pipi Leo.
Leo tak merespon membiarkan bunda berjalan masuk ke dalam dapur , Bahkan sang ibu hanya menaruh tasnya di sofa.
Leo tersenyum ketika tak sengaja melihat ayah yang melintas, Ayah memang laki-laki yang begitu dapat di andalkan, Terbukti tas bunda yang di taruh begitu saja ayah ambil dan membawanya ke kamar.
____
Hanum menopang dagunya melihat Leo yang makan dengan lahap hari ini membuat hatinya sedikit lega selama di rumah sakit ia sedikit tak tega melihat putranya yang begitu tersiksa hanya untuk melihat makanan yang masuk dengan mulus.
"Bunda nggak makan?" tanya Gilang melihat sang ibu yang sedari tadi hanya tersenyum sembari memandang Leo.
Bunda menggeleng "Nanti aja, Bunda makan sama Bibi"
"Kamu butuh apa?" tanya bunda kala melihat Leo yang meletakkan sendoknya.
Ayah yang berada tepat di hadapan Leo pun ikut melihat "Kenapa?" Tanya ayah melihat Leo tak kunjung bersuara
Leo menutup mulutnya "Maaf Bun" ucapnya segera berlari ke toilet.
Terdengar suara sendok yang terletak bersamaan dengan Leo yang sudah tak berada di kursi. Bunda segera menyusul Leo, di ikuti ayah kak Ginan dan kak Gilang.
Hanya ayah yang berjalan masuk ke dalam kamar mandi ia menghela nafas sembari memijat tengkuk putranya melihat makanan yang baru saja masuk itu kembali keluar.
"Nggak apa-apa" ucap Ayah.
Leo mencengkram sisi wastafel gejolak dari perutnya membuat rasa mual yang semakin menjadi-jadi, kembali rasa nyeri itu hadir perutnya seakan terlilit.
"Udah?" Tanya Ayah, sedang Leo mengangguk lemah, Mereka berdua keluar dari toilet.
Leo menatap bunda merasa bersalah padahal bunda sudah meluangkan waktunya hanya untuk memasak.
Melihat wanita itu tersenyum membuat Leo semakin bersalah.
"Nggak apa-apa, " Ucap bunda ia meraih tangan putranya "Nanti kalau enakan baru makan lagi"
_____
Leo membuka jendela kamarnya, Angin malam itu menimpa kulit putihnya, Rumah memang tempat ternyaman bagi Leo.
Ia akhirnya memilih untuk membuka pintu balkon membawa langkahnya untuk keluar, taman belakang kembali menjadi objeknya.
Leo mendaratkan tubuhnya ke kursi kayu yang ada di balkon, Leo tersenyum membayangkan berapa banyak waktu yang ia habiskan bersama ayah dan Bunda di tempat ini.
Tawaran ice cream dan cokelat mungkin ribuan kali sudah terjadi disini.
"Leo menutup matanya sembari melebarkan senyumnya "Satu....Dua...." Bahkan Leo belum menyebutkan tiga selimut itu sudah tersampir di bahunya.
Leo mendongak menemukan bunda dengan senyum manis.
"Disini dingin loh"
"Aku kira ayah"
"Lagi sibuk ganti popok Lea"
Leo tertawa, Melihat bunda yang sudah mengambil tempat di sampingnya.
"Kalau kita pindah rumah gimana Le?" Ucap bunda tiba-tiba saja, Leo yang mendengar itupun cukup terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEO ✔️
Teen FictionTentang Leo si pemilik senyum manis Yuk Follow dulu baru baca 5-November-2022 peringkat 1 #Sick 23-November-2022 peringkat 1#sickstory 12-September-2023 Peringkat 1 #brother