DELAPAN

4.8K 282 6
                                    


SELAMAT MEMBACA
_________

Mantra ajaib ayah, Entahlah ayah itu pesulap atau dukun. Apapun itu sekali lagi leo tetap akan menyukainya. Leo merasakan tempat tidurnya yang sedikit bergerak tubuh yang dua kali lebih besar darinya sudah bergerak naik memeluknya dari belakang.

Bahkan tak menoleh pun Leo tahu itu adalah Ayah, Wangi khas yang tidak akan pernah Leo lupakan bahkan jika ia harus menutup mata sembari mencari Ayah di keramaian ia pasti dengan mudah akan menemukannya.

"Ayah nggak tidur bareng bunda?" Tanya Leo. Hengki yang mendengar itu sedikit terkejut ia kira putranya sudah tertidur.

"Ayah mau disini dulu, Bunda tidur bareng Gilang nanti"

Leo berdecih tapi tak ayal ia mengeratkan selimutnya rasanya begitu nyaman. Bibir anak itu tertarik sedikit.

"Ayah nggak tau mau cerita malam ini atau besok," Hengki menarik nafas panjang.

Leo kembali membuka matanya yang semula baru saja terpejam "Ada apa?" Tanyanya tanpa harus membalikkan badan melihat sang Ayah.

"Kepala sekolah dan guru olahraga itu minta maaf, Gurunya benar-benar nggak tau"

"Itu bukan salah kepala sekolah ataupun guru itu, aku yang seharusnya disalahkan seharusnya Leo sangat tahu pasti batasan dari apa yang Leo harus lakukan dan tidak. Ayah sama bunda juga sering ingatkan untuk tidak melakukan hal-hal yang benar-benar akan merugikan entah bagi orang lain atau diri sendiri, Leo jadi merasa bersalah sama kalian maaf..Yah"

Hengki tersenyum mengelus puncak kepala anaknya dengan lembut, tak menyangka kalimat panjang yang sedikit menggetarkan hatinya itu keluar dari mulut Leo ia hanya tak menyangka anak kesayangannya akan mengatakan hal itu.

"Lagi-lagi Leo harus buat kalian menyelesaikan apa yang Leo perbuat" Lanjut Leo.

"Seberapa banyak apapun itu Ayah siap buat selesaikan terus, Ayah nggak pernah minta kamu untuk jadi anak yang selalu taat peraturan ayah nggak pernah masalah, kalau kamu nakal di sekolah tapi sebelum kamu lakukan hal itu setidaknya pikirkan Bunda karena kamu yang tau jelas bunda nggak suka dengan itu semua "

"Ayah nggak takut bilang gitu? Bagaimana jika suatu saat nanti Leo buat kesalahan apa ayah akan tetap menyelesaikannya?"

Hengki kembali tersenyum ia pun mengangguk yakin. "Ada satu lagi yang ingin ayah sampaikan"

Leo akhirnya membalikkan badannya menghadap pada Ayah menatap wajah tampan yang sangat mirip dengan Kak Ginan dan Kak Gilang . Wajah tenang yang mampu membuat semua beban Leo seketika mengudara begitu saja ketika melihatnya.

"Ayah sama Bunda udah atur jadwal untuk operasi dan besok mungkin udah bisa perawatan sebelum tindakan"

Leo menghela nafas, sebenarnya ia sudah cukup tahu akan apa yang di sampaikan ayah saat ini "Ayah nggak capek?"

"Kenapa?" Bingung Hengki.

"Ayah harus kerja, Urus istri, Tiga anak yang mungkin bakalan bertambah jadi empat. Belum perusahaan yang di luar kota, bisnis makanan , pakaian. Wah Dan ayah harus urus satu beban"

"Siapa beban"

Leo mengubah posisinya menjadi duduk segera menunjuk dirinya.

"Sejak kapan kamu jadi beban Ayah"

"Dari kecil Leo udah jadi beban kalian"

Ayah menggeleng.

Leo menghela nafas "Kak Ginan sama Kak Gilang tumbuh tinggi, sehat, pintar, nggak nakal, Sedangkan Leo?"

LEO ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang