TIGA SATU

3.3K 273 14
                                    


SELAMAT MEMBACA
____

Leo melambaikan tangannya kepada Arlan dan tante Rena yang mengantarnya sampai depan rumah padahal Leo sudah melarang keduanya.

"Kenapa bukan kak Ginan'?" Tanya Leo melihat ayah yang menjemput tak sama dengan perjanjian sejak awal bahwa kak Ginan yang akan menjemputnya.

"Belum pulang, kayaknya tugas dia banyak banget" Jawab ayah "Mau jalan sama ayah nggak sore ini?"

Leo berpikir sejenak lalu akhirnya mengangguk. Sedang ayah tersenyum melajukan mobilnya sebelum Leo benar-benar berubah pikiran.

____

Mobil ayah akhirnya terparkir di salah satu toko yang cukup besar, Leo menatap sang Ayah lalu menggeleng pasrah.

"Besok kamu tanding, Masa nggak pakai baju dan sepatu baru sih" Ucap Ayah tau akan arti tatapan dari putranya.

"Punya Leo kemarin baru di beliin sama Kak Ginan"

"Itu dari kakak kamu dari ayah beda" Ucap ayah lagi ia membuka pintu mobil "Ayok turun"

Leo menghela nafas segera membuka pintu mobil ikut berjalan keluar mengikuti langkah ayah, tersenyum singkat melihat pemilik toko yang menyambut mereka dengan begitu amat manis.

"Pilih yang kamu mau!"  Perintah ayah menatap Leo yang tampak semakin pasrah "Ayah nggak mau ya kalau kamu keluar dari sini nggak beli apa-apa!"

Leo berjalan menelusuri rak-rak dengan barang-barang yang harganya mampu membiayai hidupnya selama sepuluh tahun kedepan. Leo sudah terbiasa dengan kehidupannya seperti ini sejak dahulu ayah tidak pernah menjadikannya anak yang begitu kekurangan, Leo bahkan kelebihan dari segi apapun.

"Beli sepatu aja Yah" Ucap Leo mengambil sepatu yang pertama ia lihat.

Akhirnya senyum itu muncul di wajah ayah, ia merasa puas tak ada penolakan dari putranya Leo memanglah anak yang suka barang-barang mewah tapi putranya termasuk bukan anak yang terlalu menghamburkan uang kecuali urusan game.

"Leo ke toilet bentar Yah" Ucap Leo, memberikan sepatu tadi ke mas-mas yang sejak tadi mengikuti mereka. Dengan gerakan cepat Leo berjalan ke toilet.

_

Leo mengeluarkan makanan yang baru saja ia makan di rumah Tante Rena tadi padahal ia makan tak seberapa tapi perutnya memaksanya untuk kembali mengeluarkannya.

Leo meremas perutnya yang kembali terasa terlilit.

"Gue nggak boleh kayak gini, besok turnamen ayah sama bunda nggak bakalan izin in kalau sampai gue sakit"

Leo membasuh wajahnya menarik nafas panjang lalu keluar dari toilet melihat ayah yang berdiri bersandar pada dinding.

"Kamu nggak apa-apa?" Tanya Ayah.

Leo menggeleng "Leo kebelet Yah" Bohong leo.

Terdengar helaan nafas lega "Ayo kita ke tempat selanjutnya sebelum maghrib"

_____

Mobil ayah kembali terparkir di tempat kedua yang mereka kunjungi. Leo yang melihatnya terdiam ia menoleh ke arah ayah tanpa sadar senyum itu terbit di bibir remaja tersebut.

Tempat ini adalah taman yang beberapa tahun yang lalu Leo kunjungi bersama ayah.

"Kamu ingat kesini?"

"Iyaa, Leo tahu persis" Jawab Leo, Tempat ini sudah berbeda dari beberapa tahun yang lalu dahulu begitu indah saat Leo datang tapi sekarang mungkin karena sudah tak ada pengunjung tempat ini kelihatan begitu tak terurus.

LEO ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang