TIGA

6.9K 305 2
                                    

SELAMAT MEMBACA
_________

Hanum membuka pelan pintu, Ketika menunggu kedatangan suami dan putranya yang sedang berkencan berdua, Pukul sepuluh memang terlalu larut untuk pulang, Tapi ia tak akan pernah khawatir jika anaknya pergi dengan sang suami.

"Tidur?" Tanya Hanum, Ketika melihat Leo yang berada di punggung suaminya.

Hengki mengangguk "Rapikan kamar dia dulu!"

"Bibi udah rapikan"

Hanum berjalan lebih dahulu membuka pintu kamar , Mempersilahkan suaminya untuk masuk menaruh Leo dengan amat sangat pelan.

Sedangkan Hanum mulai menyelimuti putranya "Makan es cream nya dikit kan?" Tanyanya sembari mengambil posisi di samping  Leo menatap wajah teduh putranya.

"Dikit banget Bun, Ayah aja pesanin yang Jumbo"

Hanum menoleh cepat, Menatap tajam ke arah suaminya "kebiasaan!" Hanum menggeleng pasrah, mencium singkat kening Leo, Mematikan lampu membiarkan hanya lampu kecil yang berada di nakas samping tempat tidur menerangi kamar remaja itu.

-----

Seperti biasa rutinitas pagi hari itu begitu padat, Bangun harus tepat waktu, Mandi, sarapan dan yang paling ribetnya berangkat ke sekolah.

Ada tiga tipe anak bunda di pagi hari, Kak Ginan si tepat waktu, Kak Gilang yang mengulur waktu dan yang ketiga Leo yang tidak akan pernah bisa bangun jika tak ada Bunda, ayah ataupun Kak Ginan yang membangunkan.

Tapi pagi ini Leo bangun lebih awal, Mendapati bunda yang sudah sibuk berkutat dengan dapur, Sebuah misi bunda di pagi hari.

Leo enggan untuk menyapa terlebih dahulu, Memilih duduk di meja makan sembari meneguk segelas air, Entahlah ia sedang tak ingin berbicara dengan Bunda, Apalagi mengingat perdebatan semalam.

Bukan pertama kali bunda marah karena hal seperti itu, Ada banyak hari sebelumnya, Tapi yang menyakitkan bagi Leo semalam adalah perkataan Kak Gilang.

"Masih marah sama Bunda?"

Leo mendongak, Ahh lagi-lagi senyuman bunda itu tak bisa membuat Leo marah berlama-lama, Senyuman bunda itu lebih hangat daripada senyuman ayah, Lebih indah dari senyum jelek milik kak Gilang.

"Biar bunda yang anterin Leo hari ini ke sekolah"

"Kenapa?" Tanya Leo "Bukannya hari ini waktu bunda untuk ke dokter kandungan?"

Hanum menggeleng "Hari ini bunda harus urus masalah anak Bunda dulu"

"Bunda! Leo bisa sendiri"

"Habis dari sekolah bunda langsung check up ke dokter kok"

"Beneran?"

Hanum mengangguk, Memeluk Leo "Maafin bunda selalu marah-marah"

"Nggak apa-apa bun, Maafin Leo juga selalu buat masalah"

"Gue juga minta maaf" Leo berbalik mendapati kak Gilang yang sedang bersandar penuh pada tembok.

"Lo harus beliin gue sate Padang Mas Yono!"

Gilang tertawa "Atas Izin bunda gue beliin Lo"

"Ujung-ujungnya nggak bakalan! Udahlah males gue sama Lo!"

"Kalian boleh pergi!"

Leo terkejut mulutnya bahkan sudah terbuka sempurna.

"Asalkan leo nggak makan!" lanjut Bunda, Membuat Leo berdecak kesal.

Sudahlah harapannya, Bunda tidak akan pernah mengizinkan untuk hal-hal yang mengganggu kesehatan dirinya.

-----

LEO ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang