SELAMAT MEMBACA
_____Leo sedang di tangani, Sudah hampir setengah jam berlalu tapi Dokter Anggun belum saja keluar dari pintu kaca yang menyekat mereka, mereka tak menyangka Leo akan tumbang lagi hari ini.
Ginan mengigit bibirnya takut, Jika ditanya seberapa khawatirnya ia saat ini.... jawabannya mungkin tak terhingga, Leo masih baik-baik saja tadi bahkan adiknya ikut tertawa saat ia bermain di taman belakang.
Ginan menatap Bunda yang berdiri menunggu disana, Ia sangat tau dari mereka semua pasti sang ibu lah yang paling khawatir apalagi hubungan bunda dengan Leo dua hari Ini sedang tidak baik-baik aja.
Ginan menghela nafas, ia berjalan menarik Bunda untuk duduk "Nggak apa-apa Bun" Ucapnya sembari meraih tangan sang Ibu "Maaf aku teriakin bunda tadi"
Bunda menggeleng "Nggak apa-apa" Jawab Bunda ia tersenyum menatap putranya "Bunda lagi-lagi buat kesalahan" Lanjutnya, matanya sudah mulai berkaca-kaca "Maafin bunda kak"
"Bunda nggak salah," Ucap Kak Ginan ia menatap sang Ibu "Bunda jangan merasa bersalah, Karena setelah ini pun yang bakalan di cari pertama sama Leo pasti Bunda"
Ayah yang berdiri tak jauh dari mereka tersenyum tipis, Ginan memanglah sosok kakak yang bahkan bisa menggantikan posisinya sebagai seorang ayah untuk adik-adiknya. Punggung tak selebar dirinya itu selalu berdiri kokoh layaknya tembok yang mampu menghalang semua apapun yang bisa menghancurkan.
Ginan sendiri tak pernah menyalahkan, Ia ingin sang ibu menyadari sendiri kesalahannya.
Ayah berbalik ke arah salah satu putranya, Sejak tadi bahkan di dalam mobil pun Gilang tak banyak bicara. Walaupun terkesan aneh tapi Hengki tau putra keduanya itu pasti begitu sangat khawatir.
"Kamu nggak apa-apa?" Tanya Ayah.
Gilang menoleh ke Ayah, melihat pria itu membuat Gilang menggeleng "Seharusnya aku yang tanya ke ayah seperti itu kan?"
"Kalau ayah kenapa-kenapa?"
Gilang menyipitkan matanya curiga "Untuk saat ini aku liat ayah baik-baik aja!"
Ayah tertawa ia mengacak rambut putranya "Jaket kamu kasi ke pacar kamu dong, kasihan Ayumi cuma pakai baju tidur!" Ayah menunjuk ke arah bunda disana "Laki-laki harus seperti itu,"
Gilang mengikuti arah telunjuk ayah menampakkan kak Ginan yang tak memakai jaket apapun sedang bunda dan jaket ayah yang tersampir di pundak Sang Ibu.
Melihat itu membuat Gilang berdecih namun tak ayal senyumannya terlihat.
Pintu ruangan akhirnya terbuka menampakkan Anggun dan wajah yang tak dapat di artikan dari wanita itu. Sedang mereka semua menghampiri.
"Leo habis jatuh?" Tanya Anggun menatap mereka satu persatu ia rasa pertanyaan ini adalah pertanyaan pertama yang harus ia tanyakan sebelum menjelaskan keadaan Leo.
Ayah dan Bunda menggeleng bersamaan
"Nggak, dia juga nggak pernah bilang" jawab Ginan yakin.
"Berantem atau semacamnya?" Tanya dokter Anggun lagi.
Hanum terkejut "Dua hari yang lalu" Jawabnya.
"Leo di pukul?" Tanya Anggun terkejut matanya membulat sempurna
"Tapi kata pihak sekolah Leo yang memukul bahkan anak yang di pukul pun masuk rumah sakit"Jelas kak Gilang.
Anggun terdiam takjub "Kalian nggak mastikan apa Leo di pukul juga?" Melihat mereka semua terdiam membuat dokter Anggun mengusap wajahnya kasar "Leo di pukul juga"
KAMU SEDANG MEMBACA
LEO ✔️
Teen FictionTentang Leo si pemilik senyum manis Yuk Follow dulu baru baca 5-November-2022 peringkat 1 #Sick 23-November-2022 peringkat 1#sickstory 12-September-2023 Peringkat 1 #brother