DUA TIGA

3.8K 293 54
                                        

SELAMAT MEMBACA
______

Seperti yang di bayangkan Leo, Bakso yang ia makan tadi keluar semua merasakan gejolak di perutnya membuatnya semakin mual belum lagi rasa nyeri yang kembali muncul, kenapa Roni harus menendang tepat di daerah bekas operasinya.

Leo menghela nafas memilih keluar, mendapati Arlan yang sudah berdiri sejak tadi.

"Lo beneran nggak apa-apa" tanyanya khawatir "Pukulan Roni tepat di daerah itu kan?" Tanya Arlan kembali ,waspada melihat pukulan Roni tadi membuatnya ingin mematahkan tulang anak kepala sekolah itu. Untungnya Leo sudah melakukannya terlebih dahulu.

"Untungnya bukan" Bohong Leo tak ingin menambah kekhawatiran Arlan.

Arlan menghela nafas lega lalu menatap Leo "Le, Masalah ini bakalan benar-benar panjang"

"Gue nggak peduli Lan dan gue rasa dari apa yang gue lakukan nggak ada yang salah!"

Arlan mengangguk setuju, Roni pantas mendapatkan itu.

"Le di panggil Bu Sulas" Mereka berdua serempak menoleh melihat salah seorang siswa yang datang, Leo tak begitu mengenalnya "Lo juga Lan!" Lanjutnya.

Arlan mengangguk "Oke Bim,"

____

"Kamu tau apa yang kamu lakukan Leo?" Bu Sulas menatap Leo lekat.

"Saya nggak salah Bu, Roni yang duluan"

"Kamu tau tendangan kamu buat hidung Roni sampai patah, Kamu tau itu bahaya!"

Leo baru saja kembali ingin mengajukan pembelaan tapi terhenti kala pintu ruangan Bu Sulas terbuka menampakkan pak kepala sekolah yang datang dengan wajah murka "Siapa pelakunya, Kalian?" Tanya Pak Kepala sekolah kala melihat Arlan dan Leo.

"Pak, biar saya yang selesaikan!" Bu Sulas menghentikan takut jika kejadian ini semakin besar.

"Nggak, Kamu langsung keluarkan saja mereka dari sekolah, anak-anak seperti mereka tidak patut untuk menjadi siswa sekolah disini!"

"Siapa yang mau di keluarkan?"

"Bunda?" Leo berdiri  terkejut.

"Ma!" Arlan ikut berdiri, melihat Sang ibu yang juga turut hadir.

"Berdiri, pulang!" Dua kata dari Bunda berhasil membuat jantung Leo kembali berdetak dengan begitu kencang.

"Bun sumpah bukan Leo yang mulai"

"Pulang Leo!" Ucap Bunda Hanum.

Leo menatap Bu Sulas lalu menoleh ke arah Arlan.

"Tante Leo nggak salah"  Ucap Arlan membela "Leo juga di..."

"Lan!" Arlan merasakan tangannya yang di pegang erat oleh sang mama Melihat wanita itu menggeleng membuat Arlan akhirnya diam. Ada satu batasan yang tidak bisa ia lewati itu tentang Leo dan Bunda nya Walaupun beberapa kali sempat menyakinkan tante Hanum tapi untuk permasalahan ini Arlan benar-benar harus mengerti.

"Kamu Pulang!" Ucap Bunda pada Leo, lalu berjalan untuk keluar tanpa harus mendengarkan penjelasan apapun dari semua orang yang ada di dalam ruangan.

"Gue balik duluan Lan!" ucap Leo segera menyusul bunda.

"Bun, Roni yang mukul dulu" Tegas Leo berusaha kembali menyakinkan.

Seakan bunda tidak ingin mendengar penjelasan apapun lagi , wanita itu hanya berjalan terus hingga ke parkiran, Bahkan Leo sama sekali tak bisa menyamakan langkah kaki bunda yang terlalu cepat.

Leo menghela nafas benar kata Arlan permasalahan ini akan benar-benar panjang.

"Tas Leo bun, Leo ada latihan juga sore ini" Ucap Leo kala sampai di parkiran.

LEO ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang