TIGA DELAPAN

4.4K 313 51
                                    

SELAMAT MEMBACA
____

Tubuh bunda hampir saja terjatuh jika tak ada ayah yang sigap menangkapnya. Bunda menutup mulut tak percaya dengan apa yang di jelaskan dokter didalam ia mendongak melihat suaminya yang bahkan ekspresinya begitu sama dengan dirinya.

"Aku harus apa mas?" Tanyanya sembari tertawa lirih.

Sedang ayah mengelus punggung sang istri "Kita pasti bisa lagi" Ucapnya menguatkan tapi sayang kini ia jauh lebih takut saat ini.

"Keadaannya lebih parah bahkan udah menyebar mas" Hanum segera memeluk sang suami "Aku nggak mau kehilangan Leo"

------

"Bunda mana?" Tanya Ginan melihat Gilang yang tiba-tiba saja duduk di sampingnya.

"Depan ruangan Leo" Jawab Gilang

"Lo udah makan?"

"Udah, Ayah kasih roti tadi"

"Lalu ayah dimana?"

Gilang mengangkat kedua bahunya tak ada jawaban dari pertanyaan sang kakak "Habis itu ilang, nggak tau kemana"

"Habis ini pulang, Biar gue sama Ayah yang jaga ajak bunda juga" Perintah Ginan, melihat wajah Gilang yang sudah nampak begitu lelah. Bahkan dari Leo masuk jam 1 dini hari sampai pada waktu memasuki pagi mereka belum sempat untuk tertidur.

Gilang tertawa lirih menghiraukan perkataan sang kakak "Dia balas kita kak" Tanpa sadar setetes air mata jatuh mengenai tangan Gilang yang saling bertaut ketakutan jelas menggerogotinya saat ini "dia balas kita lebih kejam" Ucapnya kembali terisak "Dia buat kita jadi orang jahat kak"

Ginan mengalihkan pandangannya melihat Gilang yang sudah menangis dengan cukup keras.

"Lo lebih baik pulang" Ucap Kak Ginan.

"Kita lagi-lagi harus mengulang cerita yang sama kak, Dan kali ini gue nggak tau endingnya bakalan seperti apa"

"Kita bahas ini kalau keadaan Leo jauh lebih baik"

"Gue salah kak"

"Lang, angkat kepala Lo" Perintah kak Ginan melihat sang adik yang menatapnya dengan mata yang mulai sembab.

Ginan tersenyum mengusap kedua mata sang adik menghapus jejak air mata yang membuat hati Ginan kembali sakit "Leo bakalan lewatin ini, Lo tau kan dia sekuat apa? "

"Kata dokter kali ini lebih parah kak, Bahkan udah menyebar ke lokasi yang sulit"

"Lo pernah dengar berapa kali diagnosis dokter tentang Leo?" Tanya kak Ginan "Nggak sedikit yang bilang Leo nggak bakalan bertahan, tapi buktinya apa? Leo masih disini sama kita"

Gilang menatap kak Ginan "Tapi setelah semua kejadian itu apa Leo masih mau?"

Ginan terdiam.

"Setelah semua ucapan kasar yang gue ucapin buat dia? Apakah perjuangan dia setara dengan apa yang kita berikan sama dia kak?"

"Lang!!"

"Gue ragu kak, Bahkan untuk minta maaf sama dia gue ngerasa gak punya hak untuk itu"

—-

Setelah menghabiskan waktu bersama Gilang di taman, akhirnya Ginan memilih untuk berjalan ke rooftoop rumah sakit Anggun yang menyarankan untuk ke atas katanya pemandangan malam hari di atas beribu kali lipat di banding siang hari.

Ginan membuka pelan pintu rooftoop tersadar ada satu orang yang duduk disana, Ginan tak melanjutkan langkahnya ketika tahu siapa orang tersebut anak itu pun kembali menutup pintu menyandarkan tubuhnya memusatkan tatapannya pada punggung yang selalu tegap itu tersentak beberapa kali.

LEO ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang