SELAMAT MEMBACA
______Samar-samar suara televisi di ruangan tengah membuat Ginan yang masih berjaga di jam hampir memasuki subuh ini terkejut bukannya berpikiran aneh bahwa ada makhluk tak kasat mata atau hal-hal mistis yang membuat bulu kuduknya naik berdiri merinding.
Perlahan ia menutup laptopnya membereskan semua kertas-kertas tugas yang membuatnya tak tertidur semalaman, memilih berjalan untuk keluar untuk memastikan siapa yang menyalakan TV di jam seperti ini, bunda pasti tak mungkin apalagi Gilang yang memang tertidur di kamarnya, yang Ginan curigai ayah hal yang paling bisa terjadi.
Tapi tebakan Ginan salah besar, bukan Ayah melainkan adiknya Leo, Ginan terdiam sejenak mengusir rasa heran dan takjubnya melihat Leo. Ia memangkas jarak dengan sang adik menatap wajah Leo yang diam fokusnya pada kartun di televisi yang berukuran besar itu.
"Le" Panggil Kak Ginan, Membuat Leo sedikit mengangkat wajahnya "Kamu nggak tidur?" Lanjutnya.
"Leo udah lama nggak bangun subuh untuk nonton kartun" jawab Leo "Lagian Semalam Tidur Leo cukup kak"
"Tapi ini terlalu subuh" Ucap Kak Ginan lagi.
"Lalu dengan kakak?"
Pertanyaan itu membuat kak Ginan terdiam tak mampu menjawab "Kembali ke kamar mu!"
Leo menepuk sofa di sampingnya "Duduk kak"
Ginan menghela nafas "Le ini terlalu subuh untuk bangun"
Leo kembali menepuk sofa, tersenyum melihat Kak Ginan yang kali ini menurut untuk mendaratkan tubuhnya di kursi empuk itu ikut memperhatikan kartun di depannya, Ginan merasakan kepala sang adik yang sudah berpindah ke atas paha nya.
"Kamu kenapa?" Tanya Ginan.
Leo menggeleng pelan "Terlalu kaku kalau harus duduk lurus kak, posisi seperti ini tuh udah paling nyaman"
"Ini kartun apa?"
"Leo juga nggak tau"
Ginan tersenyum kecil, bahkan ia juga ikut mulai terbawa oleh tontonan sang adik. Subuh itu mereka berdua menghabiskan waktu hingga menjelang pagi, Ginan menaruh pelan kepala sang adik membaringkan tubuh Leo dengan pelan, ia harus bersiap untuk ke kampus, walaupun sebenarnya Leo harus bersekolah pula hari ini tetapi membangunkan Leo membuatnya sedikit tak tega.
Wajah pucat sang adik membuatnya mengurungkan niat, biarlah Leo beristirahat dulu.
______
Suara bola basket yang di hentakkan beberapa kali dari lapangan, sedikit membuat rasa kantuk Leo hilang, ia memang berbohong pada kak Ginan subuh tadi kala sang kakak menyuruhnya untuk tidur, Leo sama sekali tak tertidur matanya sulit terpejam terpaksa ia memilih keluar dari kamar sekedar untuk menonton kartun yang sebenarnya bukan minatnya.
Leo menyandarkan tubuhnya, matahari sedang terik-teriknya dan ia belum beranjak dari tempatnya sedari tadi bukannya ikut latihan bersama Arlan di sana Leo memilih untuk bermalas-malasan hari ini.
Leo membuka mata sejenak kala mendengar derap langkah kaki yang mengarah padanya melihat Arlan dan peluh keringat yang sudah membasahi baju basket anak itu.
"Mager banget sih Le? " Arlan melihat sahabatnya, Leo tak banyak bergerak hari ini.
"Lo mau temenin gue bolos nggak Lan?" Tanya Leo, ia menatap Arlan dengan wajah memelas.
"Nggak! Terakhir kita bolos nggak berakhir dengan baik" jawab Arlan jelas menolak.
Jawaban itu membuat Leo menghembuskan nafas yang amat sangat panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEO ✔️
Teen FictionTentang Leo si pemilik senyum manis Yuk Follow dulu baru baca 5-November-2022 peringkat 1 #Sick 23-November-2022 peringkat 1#sickstory 12-September-2023 Peringkat 1 #brother