EMPAT PULUH

4.1K 306 23
                                    

SELAMAT MEMBACA
____

Ayah meletakkan sesuatu disebelah Leo dengan hati-hati kala melihat putranya yang kini sudah benar-benar tertidur, ia sedikit terlambat untuk menjenguk karena pekerjaan dikantor yang sedikit menumpuk untungnya ia masih di perbolehkan untuk masuk.

Ayah sendiri sudah mendengarkan bahwa putra pertamanya sempat berkunjung dan respon Leo tentang kedatangan sang kakak, Walaupun Leo adalah putranya yang begitu pemaaf bahkan kesalahan apapun yang mereka perbuat tapi kali ini Ayah rasa ini tidak akan mudah Leo kembali ke dalam ruangan ini karena mereka semua.

Tapi ayah yakin ini tidak akan berlangsung dengan begitu lama, Leo dan kedua kakaknya juga adalah manusia yang tidak bisa terpisahkan.

Ayah menatap putranya yang tertidur begitu lelap.

"Ayah harus rela antri biar kamu bisa dapat versi ini lagi, Karena ayah tau Leo nggak bisa beli sendiri" Bisik ayah amat sangat pelan "Ayah liat pertandingan kamu dari salah satu video yang di ambil teman kamu, ayah nggak tau putra ayah sehebat itu seharusnya ayah menyaksikan itu dengan langsung biar ayah bisa muji kamu secara langsung juga" lanjutnya "Maaf untuk ayah yang selalu buat Leo kecewa" Hengki menghapus keringat yang keluar dari kening putranya terhenti kala hawa panas terasa di telapak tangannya.

"Sus" Panggil nya pada perawat yang menjaga di ruangan "Suster" panggil Hengki lagi ia sudah mulai panik.

Suster yang mendengar itu pun ikut panik, Segera berlari menghampiri.

"Kayaknya demam lagi" Ucap Hengki.

"Bapak tunggu di luar saja dulu, saya hubungi dokternya" Ucap perawat, Hengki mengangguk membiarkan para tenaga medis yang menangani putranya.

_____

"Leo kenapa?" Tanya Hanum ia menemukan suami nya yang duduk di ruang tunggu "Anak aku kenapa mas" tanya Hanum lagi meminta penjelasan.

Hengki mendongak, ketika melihat kedua putranya yang juga ikut datang, padahal ia sudah begitu susah payah  membujuk mereka untuk semua pulang agar beristirahat.

"Demam dia naik lagi"

Bunda mengacak rambutnya, Ia meninggalkan rumah sakit belum hampir satu jam.

Ginan menatap sang Ibu, tangannya bergerak mengelus pelan pundak bunda.

"Bunda gak sadar, bunda pakai sendal beda pasang" ucap Gilang menunduk melihat sandal sang ibu dengan warna dan bentuk yang berbeda.

Hanum ikut menunduk terdiam cukup lama memperhatikan benda yang terpasang di kakinya , Melihat hal itu membuatnya tertawa lirih dengan tangis yang mulai terdengar.

Ayah yang melihatnya segera berdiri memeluk istrinya  "Nggak apa-apa bentar lagi pasti demamnya turun dokter Doni juga ada di dalam"

"Gue beliin bunda sandal dulu" Ucap Gilang menepuk pundak sang kakak.

Ginan mengangguk membiarkan sang adik untuk pergi.

______

Gilang menatap bunda yang tertidur dengan posisi duduk pasti begitu tak nyaman,  Gilang berjalan menghampiri menaruh sepasang sendal di bawah kaki sang ibu.

Ia melihat sandal yang berbeda warna bahkan bentuk itu di kaki bunda "Sejak kapan Gucci sama Louis Vuitton berkalaborasi?" Batin Gilang mulai membuka sandal sang ibu menggantinya dengan sendal jepit yang baru ia beli.

"Kamu udah datang" Ucap Hanum tersadar dengan pergerakan di bawahnya

"Aku bawain bunda sandal"

"Ayah sama Kakak kamu mana?"

LEO ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang