TIGA DUA

3.3K 275 18
                                    

SELAMAT MEMBACA
_______

Akhirnya ayah dan Leo tiba di rumah sebelum Maghrib Leo berjalan lebih dulu untuk masuk, Tenaganya hari ini terkuras begitu banyak, ia harus mengistirahatkan diri sebelum tubuhnya benar-benar akan kalah.

Leo menatap bunda yang menunggu kedatangan mereka di ruang tamu. Terlihat senyum cerah dari wanita cantik itu membuat Leo ikut melebarkan senyumnya.

"Ayah kamu mana?"

"Di depan Bun"

"Kamu ke atas ganti baju dulu,teman-teman SMA bunda mau datang sebentar lagi" Perintah Bunda Leo pun mengangguk.

"Habis itu turun ya!! bunda udah masak, sekalian ajak kakak kamu".

"Iyaaaa Bundaaaa"

___

Leo membuka pintu kamar tak heran lagi melihat dua cowok tampan yang sudah duduk manis di kamarnya.

"Udah selesai jalan sama ayah, Gimana dapat sepatu mahal plus jadi pemilik tanah" Goda kak Gilang.

Leo menghempaskan tubuhnya di tempat tidur "Leo capek banget kak"

"Istirahat aja, nggak usah ikut makan bareng mereka di bawah" Ucap kak Ginan menatap adiknya.

"Teman-teman bunda udah lama nggak kesini, Leo setidaknya harus memberikan kesan yang baik lagi sama mereka,  kak Ginan dan kak Gilang juga di suruh bunda untuk ke bawah"

Gilang mendengus "Gue paling malas ketemu teman-teman bunda"

Plak

Terdengar tamparan begitu keras di pipi Gilang, kak Ginan yang melakukannya.

"Kan gue nggak salah ngomong kak, Dari dulu pun mereka begitu" Kak Ginan menyandarkan tubuhnya "Apa benar semakin bertambahnya usia mulut seseorang semakin cerewet"

"Julid banget kak" Ucap Leo mengubah posisinya menjadi duduk "Nanti kena karma ngomongin ibu-ibu"

"Kalau bukan karena bunda gue nggak bakalan turun juga sih"

Leo tertawa ia bergerak turun dari tempat tidur membuka lemari.

"Biar kakak cariin" Ucap kak Ginan segera berdiri, ia menggeser tubuh sang adik dari depan lemari mengambil baju yang cukup sesuai untuk makan malam hari ini

"Kaosan aja, Kita cuma makan lalu naik kesini nggak usah ikut cerita-cerita sama mereka!" Ucap Kak Ginan.

____

Bunda ayah dan ketiga putranya menyambut teman-teman SMA bunda dengan senyum manis, Ibu-ibu itupun membalas dengan seadanya.

"Sudah lama tidak ketemu Hanum" Ucap salah satunya Bu Rosa, Dia istri dari hakim yang cukup terkenal.

"Akhirnya ketemu lagi" Wanita kedua namanya Bu Hani dia istri dari pemilik perusahaan yang selalu ingin bersaing dengan perusahan ayah tapi sayangnya itu tidak pernah terjadi "Halo pak Hengki" Sapa nya.

Ayah hanya tersenyum sembari menjabat tangan wanita itu.

Leo merasakan tangannya yang di senggol oleh seseorang di sampingnya itu kak Gilang "Caper"

Leo menggeleng pasrah tak ingin ikut campur dengan kejulidan sang kakak.

"Aku sudah masak, Kita bisa langsung makan aja" Ucap bunda Hanum, membawa ibu-ibu tersebut ke taman belakang, sengaja di buat di luar agar sedikit lebih bebas, lagipula di dalam rumah pun ada beberapa pekerja yang mungkin tidak akan nyaman.

"Rumah kamu nggak ada yang berubah ya Hanum, tetap cantik" Ucap salah satu dari mereka.

"Aku memang nggak pernah niat untuk ubah, Leo juga bilang suka tinggal disini"

LEO ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang