SELAMAT MEMBACA
_____"Jangan ganggu adik kamu" Ucap bunda menatap putra keduanya.
"Ada yang sakit nggak?" Tanya bunda melihat Leo menggeleng pelan membuatnya tersenyum ia menunjuk kepada Gilang "Ingat"
"Ya ampun Bun, Gilang kan di suruh jagain"
"Jagain tapi jangan ganggu dia! Bunda keluar dulu ingat jangan macam-macam" Peringatnya kembali tau akan kelakuan anak kedua itu.
Gilang memberi hormat kepada Sang Ibu, Tersenyum melihat Leo yang kembali menutup mata, pagi ini Leo sudah melakukan tes kesehatan yang di sarankan oleh dokter Anggun dan hasilnya akan keluar dalam beberapa hari lagi, Gilang tau adiknya pasti sangat kelelahan tapi melihat wajah tenang Leo membuatnya selalu ingin mengganggu anak itu entahlah ia merasa Leo tetap adik kecil mereka.
Tak ingin mendapatkan amukan lebih banyak dari Bunda Hanum ia memilih untuk berjalan duduk di sofa mengambil laptopnya yang sempat ia anggurkan sejenak.
"Bunda mana?" Kak Ginan muncul dengan dua kantung plastik yang berisi cemilan. Gilang segera merampasnya, kantung plastik yang satunya kak Ginan jauhkan " Ini titipan Leo"
Gilang menyengir tak berani "bunda keluar,Lea nangis biasa" Jawab Gilang pada sang kakak.
Ginan mengangguk paham ia mengambil duduk di samping saudaranya memperhatikan Gilang yang sudah mulai kembali dengan laptopnya"Lo edit video apaan sih, kayaknya nggak selesai-selesai"
"Kepo lo kak" Ucap Gilang, akhirnya ia menutup laptopnya.
Kak Ginan mendengus padahal ia sama sekali tak begitu ingin tahu, ia menyandarkan tubuhnya pada sofa memperhatikan Leo yang tertidur pulas disana ia tak menyangka adik kecilnya itu sudah sebesar sekarang.. dulu sewaktu Leo kecil tak terhitung berapa kali ia menginjakkan rumah sakit hanya karena adiknya itu.
Bahkan rumah sakit sekarang adalah rumah sakit yang sudah menemani Leo sejak kecil, bahkan saat adiknya baru lahir, Saat Leo harus berjuang mati-matian untuk hidup, Ginan tersenyum tipis hari-hari berat itu berhasil mereka lewatkan, tapi jika ingin mengulang Ginan berpikir apakah ia masih sanggup.
Ginan menoleh ke arah salah satu adiknya, Tangan Gilang yang sudah penuh dengan warna dari cemilan yang anak itu makan, Bahkan pandangan Gilang juga tak lepas dari Leo.
"Lo ketemu Ayumi pertama kali dimana?" Tanya Kak Ginan random.
Gilang menoleh sedikit terkejut , tumben kakaknya ini mengawali sebuah percakapan yang mungkin akan panjang, Gilang mulai membawa pikirannya ke masa lalu.
"Dia teman SMP gue" Jawab Gilang serius, ia tahu sang kakak saat ini bukan hanya sekedar menanyakan.
"Tapi kan dia orang Bandung"
Gilang mengangguk "Dia SMP di Jakarta habis tuh pindah" Jelasnya kembali.
Pantas saja Ginan tak terlalu mengetahuinya.
"Gue nggak tau juga kenapa dia mau sama gue" Gilang menertawakan dirinya "Padahal dia primadona di sekolah dulu"
"Dan Lo cupu banget waktu itu"
Gilang tertawa menyetujuinya "Tapi gue belajar banyak banget dari Ayumi, selama lima tahun lebih dia sama gue setidaknya dia support sistem yang baik banget, ketika gue di marahin bunda dan ketika Leo kambuh lagi, Gue nggak bisa bayangin kalau salah satu dari kami harus.." Gilang tak dapat melanjutkannya rasanya begitu sakit jika di ingat.
"Mengalah?"
Gilang mengangguk tertawa lirih "Gue nggak mau rebut dia dari Tuhannya, dan gue nggak mau juga berpaling dari Tuhan gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
LEO ✔️
Teen FictionTentang Leo si pemilik senyum manis Yuk Follow dulu baru baca 5-November-2022 peringkat 1 #Sick 23-November-2022 peringkat 1#sickstory 12-September-2023 Peringkat 1 #brother