SELAMAT MEMBACA
______Ginan terkejut kala baru saja membuka pintu kamar rawat Leo bahkan ia hampir saja kembali keluar heran dengan apa yang ia liat pagi ini.
"Kenapa berhenti disini sih?" Gilang yang baru saja masuk menggeser tubuh Kak Ginan sama seperti sang kakak. Gilang menghela nafas pusing.
"Kapan Ayumi datang?"
"Kemarin, Dia baru kabari gue tadi pagi"
"Selamatin Leo dari mereka"
"Lo aja kak" Gilang pasrah ia menaruh tangannya di pinggang "Kalian lagi ngapain sih"
"Kamu udah datang yang, sini ikut olahraga!" Ajak Ayumi.
"Nggak ya , aku mau sarapan" tolak Gilang mentah.
Ginan yang sedari tadi hanya berdiri di depan pintu memberanikan diri untuk masuk lebih dalam.
"Kamu sini!" Kali Ini mbak Anggun yang mengajak.
Ginan menunjuk dirinya "Aku? Yakin?"
Dokter Anggun menggeleng Ginan tidak akan melakukan hal itu. Walaupun di bujuk dengan apapun.
Kedua wanita itu berdecak bersamaan, Terkekeh melihat Leo yang nampak serius. Tangan yang sudah terletak di paha, anak itu belajar dengan cepat dengan mereka.
"Santai aja Le" ucap Ci Ayumi menepuk pundak Leo.
Leo menghela nafas ia membuka matanya aksi bermeditasi nya terhenti ia berbalik menatap kedua kakaknya yang baru saja meletakkan berbagai macam makanan di meja.
"Ayo gabung!" Perintah Anak itu.
Gilang yang baru saja ingin menyuapkan makanan ke mulutnya terhenti begitu saja "Nggak ya Le! Gue masih punya harga di...." Ucapan Gilang terhenti melihat Kak Ginan yang melintas di depannya ikut duduk di bersama Leo dan kedua gadis cantik tadi.
"Kak!!!" Teriak Gilang tak terima.
"Sini cepat! Biar kelarnya juga cepat!" Perintah Ginan, sedang Gilang menaruh sendoknya kesal. Mulai mengikuti instruksi dari pelatih yang bahwasanya ia pertama kali melihat Ayumi melakukan hal itu.
——
Leo merasakan sebuah pelukan dari belakang, ia tahu siapa lagi pemilik tangan kekar yang begitu nyaman untuk di genggam, Itu adalah Ayah.
Waktu sehabis olahraga Leo habiskan untuk berdiam diri di taman, Memandang sebuah pemandangan yang sangat-sangat tidak baik, Ada banyak orang sakit leo membencinya, Kenapa harus ada penyakit di dunia ini.
"Kenapa duduk disini? Udaranya nggak baik" Kata Ayah.
"Mempersiapkan diri" Leo terkekeh, Berharap perkataannya tak di ambil hati oleh Sang Ayah tapi sayang bahkan Ayah sudah terdiam saat ini "Bercanda Yah, Leo udah siap sejak kemarin"
Hengki merangkul pundak putranya, mulai ikut menikmati keindahan taman pagi yang menjelang siang.
"Setelah operasi ayah janji akan jadi ayah yang lebih baik untuk kamu, maaf belum jadi orang tua yang terbaik sampai sekarang"
Leo yang mendengar itu menoleh dengan cepat merasa tak begitu terima dengan apa yang di ucapkan Ayah, kurang apalagi? Leo rasa ia adalah anak yang paling beruntung memiliki keluarga yang begitu mendukungnya sejak kecil.
"Ayah lagi mabuk?" Tanya anak itu.
Hengki tertawa "Ayo masuk" ayah dari empat anak itu meraih tangan Leo mengenggamnya dengan erat melintasi taman sesekali tersenyum dengan orang-orang yang mengenal mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
LEO ✔️
Ficțiune adolescențiTentang Leo si pemilik senyum manis Yuk Follow dulu baru baca 5-November-2022 peringkat 1 #Sick 23-November-2022 peringkat 1#sickstory 12-September-2023 Peringkat 1 #brother