"Itu bukan urusan mu," Draco berkata dingin, sambil menepis tangan Steph dengan kasar.
Seolah-olah Draco tidak peduli satu fakta dia telah kasar dengan perempuan.
"Hey, astaga memang nya salah aku apa?" Steph kebingungan antara dia ingin tertawa karena tingkah Draco yang tiba-tiba dingin, ataupun Steph saat itu juga ingin meninggalkan hutan ini dengan kesal.
Draco masih terdiam, membuat Steph semakin bertanya-tanya dalam hati, apakah dengan dia memuji gelang itu, akan membuat Draco sakit hati?
"Dasar cowok gajelas." Cibir Steph yang kesal sekali karena dia paling tidak suka jika tak diacuhkan oleh orang lain.
"Aku hanya mengatakan bahwa gelang mu familiar, sama seperti punya ku di rumah, dan memang nya kenapa sih—"
"Jangan katakan itu lagi." Tangkas Draco dengan menatap tajam Steph.
"Memang nya kenapa, aku tidak mengerti kenapa kau begitu marah ketika memuji gelang mu—"
"SUDAH KUBILANG JANGAN KATAKAN ITU LAGI!" Teriak Draco membuat Steph memekik kaget.
Draco wajah nya sudah tidak pucat pasi lagi, mata nya memerah berair basah, bibir nya gemetar seperti menahan kesedihan yang begitu mengerikan.
Entah mengapa Steph sangat merasa bersalah, mungkin pikirnya di balik gelang itu ada kesedihan pribadi bagi Draco, dan seharus nya Steph tidak ikut campur dan tidak menyinggung nya.
"Malfoy aku benar-benar minta maaf, aku tidak akan mengatakan itu lagi." Kata Steph cepat-cepat dengan gusar, terus mengawasi wajah dingin Draco.
Tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa Draco akan memaafkan hal kecil itu.
Apakah Draco benar-benar tersinggung? Apakah di balik gelang indah itu ada kesedihan yang begitu mendalam sampai-sampai Draco sangat marah dengan Steph?
"Baiklah," Steph berkata mengambil keputusan sambil melihat-melihat sekitar hutan yang sangat sepi dan dia memastikan bahwa bom ledakan api dan jeritan orang-orang sudah menghilang dan itu pertanda bahwa Pelahap Maut seperti nya sudah pergi.
"Aku pergi dulu, aku akan kembali ke tenda bersama keluarga ku," Steph berkata lagi, bangkit berdiri dan terus mengawasi wajah dingin Draco, "Sampai jumpa—"
"STUPEFY!" Seru orang dewasa dari kejauhan meluncurkan mantra bius tepat kepada Steph.
Mantra bius itu nyaris menembus rambut Steph kalau tidak dengan cepat tanggap Draco menarik pergelangan tangan Steph dan melindungi bagian kepala Steph dengan telapak tangan nya, dan begitu juga bagian wajah Steph yang berada dalam pelukan nya.
"STUPEFY!" Pekik orang dewasa dewasa meluncurkan mantra bius tepat kearah Draco yang berusaha melindungi Steph.
Suara itu melengking tinggi yang sangat dia kenali, siapa lagi kalau bukan ayah Cedric yang bernama Amos Diggory beserta orang-orang Kementrian yang berulang kali meluncurkan mantra bius kepada Steph.
"BERHENTI!" Teriak Arthur Weasley berlari mendekati anak nya dengan panik, "Dia putri ku!"
Dengan cepat Steph mendorong Draco dan melepaskan pelukan yang bagi Steph sangat membuat nya tidak nyaman.
"Steph? Apakah kau tidak apa-apa?" Arthur berkata dengan cemas sekali memegangi bahu putri nya dengan gemetar.
"Siapa diantara kalian berdua yang membuat tanda kegelapan!" Barty Crouch, Mentri Sihir itu menungangkat tongkat nya, dan menunjuk kearah Steph dan Draco secara bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDENTITY | d. malfoy
Fiksi Penggemar17+ Everyone knew, she's something... with Draco. But, you sure you want to judge them? You don't know their background. | BAHASA INDONESIA | *** 2021 © graceeen1 don't copy my story and be a smart reader.