Chapter 34 : Disturber

1.5K 262 145
                                    

jadi banyak bgt kan yg ngeluh karena karakter steph yg kesan nya terlalu 'alay' dan 'gaje' padahal karakter utama, literally 60-70% nya gua baca cerita wp atau novel, biasanya karakter utama sifatnya baikkkkkkkk bgttttttt kek malaikat surga, dan biasanya karakter utama nya jauh dari kata 'alay' dan terkesan Heather. *sebetulnya gak semua cerita kayak gitu kokkk :))) tapi  kan 'kebanyakan' begitu, and thats make me kinda boring :(( **

di cerita ini gua akuin, steph sengaja gua bikin sifat sifat nya 50% sama kek bellatrix. steph juga gabisa dibilang 'baik' kayak golden trio, karena steph tipikal org yg 'netral' aja gitu, ga jahat dan ga baik juga.

tp setidaknya dia punya 1 kelebihan, yeah dia pinter ngendaliin emosi dia sendiri.

aku tau kelihatan nya bagi kalian itu hal 'sepele' tapi ga semua orang bisa ngendaliin emosi mereka, dan steph mampu buat ngendaliin emosi nya padahal dia punya bnyk bgt masalah dan depresi nya.

nah, oke balik ke topik,

jadi, alasan gua kenapa bikin steph alay itu cuma buat lucu-lucu an aja please 🥺🙏🏻, supaya kalian baca nya gak terlalu berat, aku tahu kalo konflik nya banyak bgt di cerita identity ini, nah apanya itu aks sengaja naro kealayan steph buat lucu2 an doang, santai oks, tahan emosinya yh bunds

selamat membacaa!!!!

***

"Honey bunny little sweetie Harry, kita harus bagaimana agar bisa keluar dari sini?" Bisik Steph ketika mereka sudah sampai ke lantai dasar, dapat dilihat nya banyak orang-orang yang beberapa diantara nya merupakan Perdana Mentri juga, berlalu lalang dengan sibuk.

"Steph, jangan mulai lagi deh," Ketus Hermione dengan sebal, "Untuk sementara ini kita tidak boleh saling berbicara, itu akan membuat mereka curiga."

"Oke," Steph mengangguk, namun tak lama lagi, sekujur tubuh Steph rasanya gatal sekali untuk dia membuat keributan.

Steph sok menyapa orang-orang Kementrian yang merupakan Pelahap Maut, dengan ramah, "Ouh, hey Dawlish! Perut mu semakin membesar, mungkin karena Voldemort botak yang tak punya hidung itu memberi mu satu ton bebek goreng.

"Jujur saja, tapi kau kelihatan nya sangat bersemangat untuk cosplay menjadi seekor babi kejepit." Teriak Steph kepada Auror bertubuh besar, yang sebenarnya merupakan pengikut Voldemort, namun tampak nya hal itu tidak membuat Steph takut, malahan Steph tertawa keras karena puas sekali mengejek-ejek orang dewasa di sekitar nya.

"Pak Mentri yang kurus! Pius Thicknesse, kan? Astaga Demi Kancut nya si Merlin, rambut Pak Mentri lebih bagus dari pada rambut ku, tapi harus kukatakan bahwa kau terlihat seperti banci jalanan—"

"Steph!" Bentak Harry dengan marah, yang sudah tidak bisa menahan kegilaan dan ketidak warasan pacar nya, "Please...diam—"

"Hello Yaxley!" Teriak Steph lebih keras kepada Pelahap Maut yang sudah memegang tongkat nya, Steph mengabaikan Harry, dan sekarang seisi Kementrian bergidik curiga kepada nya, "Kurasa kau harus perawatan wajah deh, banyak kerutan di wajah mu, kasihan sekali kau tidak punya uang untuk merawat wajah mu, oh iya! Aku lupa, hahaha, kau kan sudah 60 tahun! Ngapain sih capek-capek jadi Pelahap Maut, seperti tidak ada kerjaan saja, Kakek Yaxley."

"Jangan meluncurkan serangan apapun kepada gadis itu!" Salah satu Pelahap Maut itu memekik keras, sehingga mau tak mau, tongkat sihir dari Pelahap Maut yang tadinya sudah mengacungkan tepat kepada Steph menjadi menurunkan tongkat nya, "Dia anak nya Lucius, oke? Jangan tangkap dia—"

IDENTITY | d. malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang