photograph - ed sheeran cocok sama extra chapter ini adalah chapter yang paling sedih, bagi gue dan gue ngetik nya sambil nangis anjrit🙏🏻😀
***
8 tahun kemudian...
Steph dengan keluarga kecil nya, Asher dan Bliss yang sudah berusia 7 tahun, tinggal di sebuah rumah sederhana mereka yang merupakan peninggalan rumah keluarga Maklakov saat masih hidup.
Jauh dari dunia sihir, Steph membesarkan kedua anak kembar nya dengan lingkungan Muggle, sehingga mereka tidak mengerti tentang apa itu dunia sihir.
Harus dia akui bahwa mental nya jauh lebih baik dengan kehidupan dia yang sekarang bersama 2 anak nya tanpa pendamping. Dia sudah memperkirakan seluruh uang nya yang sangat amat banyak yang dia simpan di ruang bawah tanah rumah nya, bahkan Steph tidak perlu bekerja pun, uang yang dia punya (sebagian besar dari warisan keluarga Malfoy yang tidak terhitung jumlah nya) lebih dari cukup untuk menghidupi dirinya dengan anak-anak nya sampai besar.
Steph menuangkan sup ayam kedalam mangkuk-mangkuk menggunakan sendok sayur nya sambil berteriak keras, "Makan malam sudah siap! Asher—Bliss ayo turun makan!"
Dia mendengus pelan, sambil menuangkan brokoli dan wortel kedalam mangkuk satu nya lagi, "Kalian dengar tidak sih? Turun! Makan malam nya sudah ada!"
"Maaf, Mum, aku dan Bliss baru saja berkunjung dan bermain bersama tetangga baru di sebelah rumah kita nama nya Alice," Kata Asher ketika dia membuka pintu belakang rumah dan masuk kedalam rumah, dan terlebih dahulu mereka mencuci tangan lalu duduk di meja makan.
"Oh yeah? Bagus dong, berarti kalian punya tetangga baru ya," Steph berkata sambil menyodorkan piring yang berisi steak sapi panggang dan kentang, dengan mangkuk yang berisi sup ayam, wortel dengan brokoli.
"Untuk pertama kalinya," Gumam Asher lagi seraya mengambil sendok dan garpu nya, "Selama ini kami kan tidak punya tetangga. Tapi kali ini, kita punya teman baru, benar kan, Bliss?"
"Oh yeah benar..." Bliss berkata dengan parau, tampaknya dia tidak terlalu bersemangat, "Mum, bolehkah aku ingin bertanya sesuatu kepada mu?"
"Yeah, tentu saja, Sayang, tanya saja...ada apa?" Steph berkata dengan kalem sambil menambahkan jamur dan kentang di piring Bliss.
"Aku hanya ingin bertanya, eumm..." Gumam Bliss dengan takut, "Alice, tetangga baru kita—dia punya ayah. Kenapa kita tidak punya ayah sama seperti dia?"
Steph membeku. Dia memandang kedua anak nya yang sekarang memandang dirinya dengan pandangan penuh harapan, membuat Steph menjadi tidak tega jika memberitahu mereka tentang masa lalu nya.
"Tentu...tentu kalian punya ayah, Sayang.." Steph berkata dengan suara gemetar, mengawasi kedua anak nya yang masih menatap ibu nya dengan mata yang berbinar polos penuh harapan.
"Tapi kenapa kita tidak pernah bertemu ayah kita seperti Alice yang tinggal bersama ayah nya?" Tanya Asher dengan wajah polos nya, "Tetapi Alice hanya tinggal dengan ayah nya sih, dia tidak punya ibu seperti kita."
"Ayah kalian sedang bekerja....um, bekerja di luar negri, yeah itu maksud Mum..." Steph berbohong dengan suara getir sambil tersenyum yakin kepada kedua anak nya.
"Kalau begitu, kapan Ayah pulang ke rumah dan selesai dengan kerjaan nya di luar negri, Mum?" Tanya Asher lagi dengan antusias membuat Steph semakin merasa bersalah kepada kedua anak nya jika dia terus-terus an berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDENTITY | d. malfoy
Fanfiction17+ Everyone knew, she's something... with Draco. But, you sure you want to judge them? You don't know their background. | BAHASA INDONESIA | *** 2021 © graceeen1 don't copy my story and be a smart reader.