jumlah komenan disini adalah org-org yg pengen steph berhenti jadi jamet dan alay sm suheri➡️➡️➡️➡️
***
Steph membuka kedua mata nya, samar-samar dia melihat dengan buram ruangan yang seperti nya dia kenali sebelum nya, dan segera saja Hermione muncul di penglihatan nya yang masih setengah buram dan memekik keras sekali tepat di telinga Steph, "STEPH KAU SUDAH BANGUN? KAU MASIH MENGENAL AKU KAN? APA YANG SEBENARNYA TERJADI SEHINGGA KAU BISA PINGSAN LAMA SEPERTI INI? UNTUNG NYA PROFESOR MCGONAGALL MELIHAT MU YANG TERKAPAR PINGSAN DI TANGGA, UNTUNG LAH, KUPERINGATKAN AGAR KAU JANGAN MENDENGARKAN KATA-KATA DAN GOSIPAN DARI ANAK-ANAK YANG MENGHINA MU, OKE?UNTUNG LAH SUDAH ADA YANG—"
"Hermione..." Lirih Steph dengan lemas sekali, "Kau membuat telinga ku sakit."
"Oh yeah maaf kalau begitu," Hermione berkata dengan malu-malu, "Bagaimana keadaan mu?"
Steph tidak menjawab pertanyaan Hermione melainkan dia berkata dengan suara seperti bisikan, "Dimana my love—my sweety—my darling—my honey—my boo—my dear Harry?"
Ekspresi Hermione berubah drastis, karena tadi nya dia sangat amat mengharapkan agar Steph tidak melontarkan kata panggilan my sweety harry yang membuat nya sangat geli, bahkan sekali pun Steph tidak menanyakan dimana Ron, sangkin bucin nya dengan Harry.
"Bentar lagi Harry dan Ron akan kesini, tadi siang mereka sudah menjenguk mu, tapi kan kau sendiri belum sadar." Hermione berkata dengan malas sambil menyodorkan cangkir yang berisi teh manis hangat kepada Steph.
"Tunggu, my sweet heart Harry tidak menjenguk ku seharian?" Steph berkata dengan marah sekali, ketika dia sudah selesai meneguk teh manis hangat nya, "Bagaimana sih dia, apakah dia sudah bosan dengan ku, Hermione? Aku tidak percaya dia benar-benar menginginkan hubungan yang sudah dijalin hampir setahun putus dengan sia-sia—"
"Steph tolong, kapan saja aku bisa menebas kepala mu menggunakan pedang jika kau masih mengatakan hal itu lagi," Kata Hermione mengancam kepada Steph, "Tenang saja, Harry akan datang kesini secepat mungkin, sementara Ron..."
"Ron? Bagaimana Ron? Apakah dia akan menjenguk ku juga?" Steph mengangkat sebelah alis nya pernasaran.
"Dia sibuk berpacaran dengan Lavender." Hermione berkata dengan ekspresi dingin nya.
"Benarkah?" Steph berkata dengan mata berbinar-binar sekali, "Brilian! Dia bilang dia tidak suka sama Lavender, tapi aku bersumpah bahwa mereka adalah pasangan yang cute. Kau setuju kan Hermione? Aku bahkan hampir mengira kalau Ron menyukai mu, ternyata tidak HAHAHA, abaikan saja, aku yakin kau tidak menyukai Ron kan, Hermione?"
Wajah Hermione memerah param, rasanya ingin sekali ia meluapkan amarah nya, namun dengan segera dia menutup rapat keinginan itu agar tidak membuat curiga Steph bahwa dirinya memang menyukai Ron, "Yeah, abaikan saja. Kau tahu bahwa poin asrama Slytherin dipotong dua puluh oleh Profesor McGonagall?"
Steph yang tadinya melanjutkan meminum teh nya menjadi tertawa keselek dan berkata, "Pftttt, HAHAHA, astaga benarkah? Tapi bagus lah, itu tidak seberapa dengan apa yang Parkinson perbuat kepada ku, kan? Dan apakah anak-anak lain masih menggosipi ku?" Tanya Steph dengan begitu santai seolah-olah masalah itu adalah masalah yang kecil.
"Yeah sejujurnya sih iya, sebetulnya iya," Hermione berkata dengan agak ragu, takut Steph menjadi berubah pikiran untuk kembali sedih dan frustasi, "Tapi tenang saja, Malfoy sudah meluruskan tentang permasalahan ini kepada semua murid."
"Draco?" Steph mengernyit kebingungan, dia baru menyadari kalau dia masih memiliki saudara kembar nya, sangkin bucin nya dengan Harry, "Dia memberitahu kepada anak-anak Slytherin agak mereka tidak salah paham, maksudmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
IDENTITY | d. malfoy
Fiksi Penggemar17+ Everyone knew, she's something... with Draco. But, you sure you want to judge them? You don't know their background. | BAHASA INDONESIA | *** 2021 © graceeen1 don't copy my story and be a smart reader.