Rasanya bagi Steph susah sekali untuk melepaskan ciuman nya, dia tidak bisa lari kemana pun, dia sadar bahwa mereka berciuman di ruang bawah tanah dekat dengan asrama Slytherin jika memilih untuk menuruni tangga pualam sedikit lagi.
Lantas bagaimana jika anak-anak Slytherin melihat bahwa apa yang terjadi antara dirinya dengan Draco?
Steph dapat mendengar suara celoteh anak-anak Slytherin dari bawah yang ramai sekali, membuat Steph menjadi tidak nyaman karena banyak diantara anak-anak Slytherin memanggil nama Draco, tetapi Draco tampak nya pura-pura tidak mendengarnya ketika Pansy meneriaki nama nya keras-keras dari lantai bawah tanah.
Draco terus saja belum melepaskan bibirnya dari bibir Steph, membuat Steph jengkel sekali namun rasanya dia tidak mampu untuk melepaskan ciuman itu dan cepat-cepat pergi dari ruang bawah tanah.
Tetapi ketika Steph rasanya benar-benar ingin mengambil keputusan untuk melepaskan ciuman Draco, Steph dapat mendengarkan suara langkah kaki yang menaikki tangga, dan berjalan mendekati mereka.
Jantung Steph berdebar cepat sekali, tetapi betapa heran nya ia, Draco tampak nya santai sekali dan tidak memerdulikan semua itu.
"Potong dua puluh angka dari Gryffindor."
Profesor Snape datang dengan tampang datar nya, diikuti dengan Pansy Parkinson di belakang nya, dengan rahang yang mengeras, wajah yang sangat marah sekali, dan Steph menduga yakin, bahwa Pansy sudah siap untuk menjambak rambut pirang nya dengan lebih kasar lagi sampai rambut Steph rontok, yang merupakan kepuasan tersendiri bagi Pansy.
Draco melepaskan ciuman dari bibir Steph dengan santai, dan melemparkan senyuman smirk nya, dengan emosi yang benar-benar diluar kendali, Steph mendorong kasar tubuh Draco yang masih memeluk nya, sehingga Draco terpental ke belakang dinding bebatuan yang ada di ruang bawah tanah.
"Jelaskan semua nya yang terjadi, kenapa Miss Weasley berada di ruang bawah tanah. Bukan kah ini sudah sore hari, kurasa." Snape berkata dingin.
"Sudah pasti dia genit dengan Draco, Profesor," Pansy berkata dengan suara melengking cemooh, "Aku sangat yakin dengan dugaan ku, Draco palingan terpaksa mencium Weasley—"
"Tuduhan mu itu serius, Parkinson," Steph menatap tajam Pansy yang sedang tertawa puas.
Pansy tidak menggubris kata-kata Steph, melainkan dia memasang wajah sedih dan berakting menangis tersedu-sedu sambil mendekati Draco.
Pansy mengelus-eluskan tangan Draco dan memeluk nya sambil menangis, "Kau tahu—sebenarnya kau di guna-guna sama si Weasley tolol itu. Kau sebenarnya tidak menyukai dia, kan?"
"Apa maksud nya ini?" Tanya Snape yang semakin kebingungan menoleh menatap Pansy yang sedang memeluk Draco sambil menangis.
"P-profesor, itu—h-hiks," Pansy berkata dengan suara serak sambil menangis, "Weasley palingan menggunakan Amortentia, agar Draco membalas cinta nya, menyedihkan sekali. Setahu ku Amortentia ilegal kan...Profesor, h-hikss.."
" SAYA TIDAK MENGGUNAKAN AMORTENTIA!"Teriak Steph dengan marah, "Bisakah kau hentikan mulut sampah mu berhenti untuk tidak menyebarkan kebohongan dan tuduhan?"
"Well, saya sendiri yang akan bertanya langsung dengan Kepala Asrama mu—Profesor McGonagall besok pagi," Profesor Snape berkata dengan tajam, tampak nya Snape percaya dengan tuduhan Pansy tentang dirinya.
"Saya sudah bilang kalau yang dikatakan Pansy tidak benar!" Steph berkata dengan melemparkan tatapan kesal kepada Snape.
"Potong 10 angka dari Gryffindor karena telah berbicara tidak sopan—"
"TERSERAH!" Teriak Steph dengan suara keras sekali membuat Snape sedikit kaget atas keberanian Steph yang berbicara dengan suara tinggi kepada guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDENTITY | d. malfoy
Fanfiction17+ Everyone knew, she's something... with Draco. But, you sure you want to judge them? You don't know their background. | BAHASA INDONESIA | *** 2021 © graceeen1 don't copy my story and be a smart reader.