cuma mau bilang, kalo menurut gua part ini vibes sama alur part ini nyambung bgt sama lagu 'i hate u, i love u. gnash, ft olivia o'brien'
skskskk, entah emg gua nya pecinta lagu mellow, menurut gua lagu itu paling pas diantara semua lagu mellow bye
oh yh, gua tau kl kalian udh nungguin steph sm harry putus, tp di chapter kali ini kalian nge bayangin aja dulu di posisi steph.ehm🥰
selamat membaca~
***
Terdengar suara isak tangis keras sekali, diikuti oleh langkah kaki nya yang begitu cepat sekali menaikki tangga pualam menuju kamar perempuan.
Sebetulnya Ron tahu itu siapa, sudah pasti dari suara tangisan nya saja mudah dikenali kalau pemilik suara itu adalah Steph. Ron sebetulnya hanya menganggap tangisan Steph hanyalah biasa saja, lagi pula anak itu memang sering menangis yang membuat Ron terkadang agak jijik karena Steph begitu cengeng menghadapi kehidupan nya.
Ron kira suara tangisan gadis itu akan cepat mereda karena dia sudah sampai di kamar perempuan nya dan menangis disana, namun ternyata perkiraan nya salah total. Suara tangisan nya malah semakin keras, kentara bahwa dalam tangisan nya tersirat kesedihan yang begitu menyakitkan bagi nya, meskipun Ron sebetulnya tidak tahu apa yang terjadi, atau masalah baru apa yang terjadi kepada Steph.
Timbul perasaan iba di benak nya, dan segera saja tampa menunggu lama, Ron yang tadinya sedang mengerjakan PR Ramuan nya (yang sebetulnya tidak sepenuh nya mengerjakan karena dia fokus memakan cemilan nya) di depan perapian api unggun, menutup buku-buku nya, bangkit berdiri dan dengan begitu hati-hati, sambil mengawasi sekeliling ruangan rekreasi, yang sebenarnya tidak ada orang sekarang, kecuali Colin Creevey yang baru saja keluar dari pintu asrama.
Segera saja tanpa menunggu lama Ron menyelinap masuk melalui dalam lorong gelap yang merupakan akses untuk menaikki tangga menuju kamar perempuan. Dia menaikki tangga pelan sekali, berusaha agar langkah nya tidak menimbulkan suara sekecil apapun, sambil mengarahkan telinga nya paling depan agar bisa menguping Steph yang sedang menangis keras sekali.
Ron merasa bahwa dia menaikki tangga dengan lambat-lambat sekali, tetapi dia sudah melihat Steph yang berdiri membelakangi nya, dengan tubuh yang luar biasa gemetar, mata nya air mata nya menetes tanpa henti nya seperti hujan dari kedua mata nya yang terpejam rapat, tak mampu membuka mata nya yang pastinya sudah memerah bengkak dan bersimbah air mata.
Ron dengan begitu berhati-hati sekali, mengangkat tangan kanan nya dan menyentuh bahu Steph yang naik turun gemetar karena terus menangis. Steph yang tampaknya menyadari bahwa yang menyentuh bahu nya adalah Ron (meskipun dia belum melihat wajah nya) segera saja Steph membalikkan tubuh nya dan berlari ke pelukan Ron.
Tangisan Steph rupanya semakin kencang, jujur saja bahwa sampai saat ini Ron masih tidak tahu apa permasalahan yang terjadi kepada Steph, tetapi dia tahu kalau Steph sedang membutuhkan nya untuk menenangkan nya sekarang, dia membalas pelukan Steph seraya membelai pelan rambut Steph dan berkata, "Aku tidak tahu apa permasalahan nya, lebih baik kita kembali ke ruang rekreasi."
Steph melepaskan pelukan nya, mata nya sekarang memerah bersimbah air mata, wajah nya yang sangat pucat sekali, hanya menganggukkan kepala nya setuju dan mereka berdua menuruni tangga itu dan kembali ke ruang rekreasi yang ternyata sudah ada Hermione yang baru saja duduk sambil membawa banyak buku yang pastinya semua buku-buku itu dia pinjam dari perpustakaan.
"Hei—aku baru saja dari perpustakaan untuk mencari buku—" Kalimat Hermione terhenti ketika dia melihat Steph yang baru sampai ke ruang rekreasi, wajah nya terlihat jelas sekali bersimbah air mata yang deras, namun sepertinya tangisan nya tidak terlalu keras, karena buru-buru Steph menghapus air mata nya dan berhenti menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDENTITY | d. malfoy
Fanfiction17+ Everyone knew, she's something... with Draco. But, you sure you want to judge them? You don't know their background. | BAHASA INDONESIA | *** 2021 © graceeen1 don't copy my story and be a smart reader.