Chapter 22 : Stop Obsessing?

2.9K 411 133
                                    

"Hey, kau menunggu ku?" Steph berkata setelah ia menuruni anak tangga menuju ruang rekreasi Gryffindor, "Sudah berapa lama? Oh ya, tadi kau ngapain aja dengan Dumbledore?"

"Tidak terlalu lama, baru saja aku sampai di sini," Harry nyengir dan mempersilahkan Steph duduk di samping nya, "Dumbledore sebenarnya hanya mengajak ku tenggelam ke Pensieve, singkat saja dia menyuruh ku untuk melihat memori kenangan Voldemort di masa lalu, saat dia masih remaja."

"Benarkah?" Steph memasang wajah antusias, dan dia duduk diatas sofa, sebelah Harry, "Itu menarik sekali, tapi untuk apa Dumbledore memberitahu hal itu kepada mu?"

"Entah, aku tidak tahu—mungkin saja dia sengaja agar aku bisa memahami lebih dulu tentang Voldemort?"

"Maaf saja, Harry—tapi menurut ku itu sangat tidak penting. Maksud ku, jika kau mengetahui masa lalu Kau-Tahu-Siapa, itu tidak akan menyelesaikan masalah, kau tidak akan bisa melawan nya hanya karena kau tahu masa lalu nya." Steph berkata dengan cemas, mengawasi wajah Harry yang tampaknya sedang berpikir apa yang dikatakan Steph.

"Yeah, aku juga berpikir begitu," Harry berkata demikian dan sekarang cepat-cepat dia mengganti topik pembicaraan, "Dan, apa yang kau lakukan dengan Malfoy?"

"Oh, yeah, kau tahu lah, dia hanya memberitahu ku bahwa kesehatan nya sedang menurun, aku sangat khawatir sekali dengan nya," Steph berbohong kepada Harry sambil nyengir, tetapi Harry tampaknya belum puas dengan perkataan yang dilontarkan oleh Steph, dia malah semakin curiga karena tahu bahwa Steph menyembunyikan sesuatu.

"Maksud ku, kau pasti tahu apa yang dia lakukan," Harry berkata dengan tegas, "Dia death eaters kan? Kau pasti melihat tanda kegelapan di tangan nya, dan kau juga sudah tahu rencana apa yang ingin dia kerjakan sesuai perintah Voldemor—"

"Harry, aku tidak tahu apa yang dia lakukan, berhenti mencemaskan dia," Steph berkata dengan agak jengkel, "Ayah masuk ke Azkaban karena tidak mampu menyerahkan ramalan itu kepada nya, karena itulah Draco menjadi sedih dan tingkah nya berubah."

"Yeah tingkah nya memang sangat berubah," Harry berkata dengan suara lebih keras, "Aku sangsi dia merencakan sesuatu, Steph. Tugas mu adalah, kau harus mencari tahu apa yang sedang adik mu lakukan, karena gerak-gerik nya sangat aneh saat di Borgin and Burkes, untuk apa juga ia kesana? Itu tempat yang menyeramkan dan barang-barang disana berkaitan dengan sihir hitam. Mungkin saja memang Draco tidak memberitahu mu, dia menyembunyikan sesuatu dari mu, dan kau harus mencari tahu nya—"

"Harry stop!" Ketus Steph dengan nada mencela, "Aku lebih kenal adik ku sendiri dari pada mu, aku mengerti dan paham kenapa kau begitu mencemaskan hal itu, dan menuduh bahwa Draco seorang death eaters."

"Memang dia anggota termuda pengikut nya Voldemort, kan?" Harry berkata dengan nada sedikit cemooh, "Itu fakta, terlihat sendiri kan—"

"Kalau itu fakta, kau harus menunjukkan secara langsung, bukti yang akurat kepada ku!" Steph berseru dengan suara keras, tampaknya dia sudah tidak bisa mengendalikan amarah nya lagi sekarang.

Harry hanya terdiam, seolah-olah mulutnya seperti dijahit dan dia sudah kehabisan kata-kata lagi untuk berdebat dengan Steph sekarang.

"Tidak, kan? Kau tidak punya bukti, benar?" Steph menghela nafas nya pendek, sambil menatap Harry dengan tatapan dalam, "Aku hanya tidak mau, kau menyebut nama Draco lagi, aku sudah capek berdebat dengan mu, Harry, bisakah kau mengerti?

"Atau kau hanya mengandal kan ku karena kau terobsesi sekali untuk mencari tahu kesalahan saudara kembar ku, Draco—bukan karena kau mencintai ku sungguh-sungguh."

IDENTITY | d. malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang