Chapter 5 : Who're They

4.5K 821 327
                                    

Sudah hampir seminggu, Ron dan Harry tidak saling berbicara satu sama lain. Steph tahu persis bahwa Ron tahu jika Harry sebetulnya tidak menaruh nama nya di Piala Api itu, namun siapa sih yang tidak tahu bahwa sebetulnya Ron iri dengan Harry, oleh karena itu dia tidak ingin berbicara lagi dengan nya.

Steph akhir-akhir ini banyak menghabiskan waktu nya dengan Harry, karena seperti yang kalian tahu, orang-orang sekarang tidak ingin mendekati Harry, bahkan anak-anak Hufflepuff yang biasa akrab dengan Gryffindor telah berubah menjadi dingin.

Steph berjalan di samping Harry dengan perasaan cemas karena banyak sekali anak-anak yang memakai lencana 'Potter bau' dan berulang kali juga Steph berbisik kepada Harry, berkata, "Jangan dengarkan mereka, oke? Tenang saja, semua nya akan tahu bahwa kau tidak curang.."

Harry hanya mengangguk pelan setiap Steph berulang kali berkata bahwa dirinya sangatlah kesal dengan anak-anak Slytherin yang menyebarkan lencana itu.

"Apakah kau mau satu lencana nya, Weasley?" Pansy mengulurkan sebuah lencana kepada Steph, "Aku dan Draco—pacar ku, punya banyak sekali."

Steph tidak menjawab perkataan Pansy, melainkan dia hanya menatap tajam Pansy.

"Tapi jangan sampai kau sentuh tangan ku sedikit pun, karena aku jijik jika tangan ku di sentuh oleh Darah-Pengkhianat seperti mu."

Steph tersenyum licik, dia mengambil lencana itu dari tangan Pansy tanpa menyentuh sedikit pun tangan nya.

Steph dengan sengaja menjatuhkan lencana 'Potter Bau' diatas tanah berlumpur yang sangat bau, lalu dengan cepat Steph menunduk, memungut lencana itu dari tanah berlumpur sehingga dengan sengaja dia memungut lumpur-lumpur dan rumput yang ada di tanah.

Tangan Steph yang memegangi lencana itu sudah penuh lumpur dan bau, dengan tatapan kejam, tanpa belas kasihan, Steph menampar Pansy dengan tangan yang berlumpur.

Sehingga sekarang wajah Pansy dipenuhi lumpur dan rumput yang bau.

Sekeliling anak berteriak shock, demikian juga anak-anak Slytherin yang sangat amat terkejut.

"BERANI-BERANI NYA KAU!" Pekik Pansy dengan shock, wajah nya sudah benar-benar buruk sekali sekarang, dipenuhi lumpur yang sangat bau.

"DRACO TOLONG AKU!" Teriak Pansy sambil menangis histeris.

Draco berjalan panik mendekati kerumunan anak yang perhatian nya tertuju kepada Steph dengan wajah seringai licik dan Pansy yang sudah menangis tersedu-sedu.

Pansy berjalan cepat memeluk Draco, menutup wajah nya di pelukan Draco sambil menangis tersedu-sedu, "D-draco, tolong aku, hikssss....si Darah Pengkhianat itu telah membuat wajah ku seperti ini...Draco tolong....hikssss..."

Draco menatap Steph sekilas dengan tatapan bingung untuk memilih keputusan apa untung mengatasi ini.

"Oke, sebentar. Bisakah kau melepaskan ku, sebentar? Aku yang akan mengatasi ini." Draco berkata dengan tampang risih karena Pansy terus-terus an mencengkram tangan Draco dan memeluk nya kuat sekali.

Akhirnya Pansy melepaskan pelukan Draco, dia menatap Steph dengan puas, berpikir bahwa sudah pasti Draco berada pada pihak nya.

Steph mengambil karet rambut yang ada di dalam tas manik-manik nya, dia mengikat rambut merah nya yang sudah digunting pendek, seolah-olah dengan dia mengikat rambut nya sekarang, dia sudah siap berperang dengan Draco.

IDENTITY | d. malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang