"Katakan kepada ku bagaimana aku bisa putus dengan Lavender lagi," Ron berkata dengan bingung.
"Begini, dia datang menjenguk mu di Rumah Sakit, dan kau berbicara. Bukan pembicaraan yang panjang." Hermione berkata menjelaskan dengan ragu-ragu.
"Lebih tepatnya kau menyebut nama Hermione, itu tampaknya membuat Lavender sedih, kau tahu itu," Steph menimpali, menoleh kebelakang dan mengamati Lavender dengan wajah nya yang menahan marah tepat kepada Ron.
"Jangan salah paham, putus dengan nya sangat menggentarkan jiwa," Ron berkata sambil nyengir pendek, "Sepertinya dia agak sedikit marah."
"Ya, memang begitu,"
"Harry, itu Katie," Steph menyenggol tubuh Harry, yang membuat Harry sedikit terkejut dan menutup buku Ramuan nya, "Katie Bell. Sepertinya dia sudah sembuh."
Harry mengangguk mengerti, mengambil buku nya dan beranjak dari tempat duduk nya, dan berjalan mendekati Katie Bell. Steph melanjutkan mengunyah roti yang berisi selai cokelat nya sambil membaca komik dalam diam.
"Steph? Bukankah harusnya kau dari tadi pergi ke ruang bawah tanah Snape?" Tanya Hermione agak kebingungan, "Kau harus menjalani detensi dengan Snape pukul 10 pagi, tapi ini sudah jam 12 siang, sudah terlambat."
"Bukan nya terlambat, aku memang sengaja bolos detensi," Jawab Steph dengan santai, "Malas sekali melihat muka Snape, aku tahu kalau dia sengaja menyengsarakan ku di setiap detensi nya."
"Aku mengerti, tapi itu tidak membuat detensi mu cepat selesai jika kau bolos, Steph." Hermione berkata dengan tegas mengamati wajah kesal Steph kepada dirinya, "Dengar—nilai mu semakin menurun, dan kau masih punya kesempatan untuk memperbaiki nilai mu agar kau bisa lulus ujian NEWT."
"Percuma, aku tahu aku juga tidak akan lulus," Steph berkata dengan suara malas nya, menutup mulut nya dengan tangan nya yang sedang menguap ngantuk, "Belajar membosankan."
"Sejak kapan kau tidak memiliki ambisi lagi untuk belajar?" Geram Hermione dengan sangat marah sekali.
"Oh astaga Hermione, maafkan ku, tapi aku lebih setuju dengan Steph. Toh bersenang-senang lebih mengasyikkan dari pada belajar." Ron berkata sambil nyengir, membela Steph.
"Nah betul tumben kau pintar, Ron." Steph mengedipkan sebelah matanya wink kepada Ron, membuat Hermione semakin murka sekali, "Belajar, dan membaca buku di perpustakaan tidak berguna sama sekali."
"Terserah kalau kalian masih keras kepala!" Seru Hermione dengan kesal, "Aku hanya mengatakan kepada mu, Steph—tolong dengarkan kata aku kali ini saja, kau harus ikut detensi Snape sekarang, tidak ada gunanya menunda-nunda waktu, apalagi bolos."
"Well, baiklah!" Gerutu Steph dengan sebal, menutup buku komik nya, dan menaruhnya kembali kedalam tas dan beranjak berdiri, "Ingat ya, aku ikut detensi hanya karena malas mendengar ocehan mu, Hermione."
Steph berjalan meninggalkan Aula, dan menuruni tangga pualam. Sejenak dia berpikir keras, mengapa dia tidak melihat Harry di dalam Aula, yang terakhir kali menemui Katie Bell. Seharusnya Harry ada di sana kan, mengapa dia tiba-tiba menghilang?
Dengan segera Steph menutup pikiran negatif nya, dan mulai memasukki lorong bawah tanah yang gelap, satu-satunya penerangan hanyalah lampu obor di sekeliling dinding.
Tetapi langkah nya terhenti ketika dia ingin memasukki kantor Snape, karena orang nya sudah muncul di depan nya dan berkata, "Miss Weasley ikut saya sekarang." Snape berkata dingin, melewati tubuh Steph dan dia berjalan sangat cepat menaikki tangga yang ada di tempat bawah tanah.
Steph hanya menghela nafas malas, dan mengikuti kemana si Snape akan membawa nya sekarang, apakah dia akan menghukum Steph karena Steph bolos detensi? Entah lah Steph tidak tahu, tetapi ada kemungkinan nya bahwa hal itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDENTITY | d. malfoy
Fanfiction17+ Everyone knew, she's something... with Draco. But, you sure you want to judge them? You don't know their background. | BAHASA INDONESIA | *** 2021 © graceeen1 don't copy my story and be a smart reader.