gais maap yh kl akhir2 ini cerita aku bnyk typo bertebaran soalny aku buru2 ngetik nya, sambil belajar juga buat pts😩🖖🏻
otak mumet gara2 pelajaran, di tambah lgi mumet mikirin jalan keluar sama masalah nya si steph kaga selesai2 yaallah 😭
jgn marah ya gais, tp sbnrnya masih ada plot twist lgi 😭🙏🏻
selamat membaca!!!
***
Steph memakai gaun feminim tetapi terlihat sangat mewah dengan bahu yang terbuka tanpa tali, potongan lengan gaun nya unik seperti puff sleeves. Dia dapat mengamati gaun renda yang bermotif bunga nya yang sangat panjang sehingga dia nyaris tergelincir oleh gaun nya sendiri saat dia berjalan menggunakan sepatu pengantin mewah nya dengan bahan tulle, dan hiasan mutiara warna silver yang kerlap-kerlip di sepatu nya.
Rambut pirang nya yang sangat panjang dikepang rapi dengan aksesoris glamour di setiap kepangan nya, dan tiara mahkota elegan di kepala nya.
"Sudah siap kan?" Cedric tersenyum kepada nya, dia memakai tuksedo yang terbuat dari kain satin yang berwarna hitam, dan terlihat sangat rapi dan menawan.
"Siap untuk apa?" Tanya Steph kebingungan, dia menyadari bahwa tangan kanan nya sudah tidak melepuh lagi, jari-jari tangan nya terlihat sangat halus dengan cincin pernikahan di jari manis nya.
"Aku tahu kau berusaha untuk membuat lelucon, Steph," Cedric tertawa pelan mengamati setiap sisi wajah Steph yang melongo kebingungan, "Tapi itu bukan saat nya lagi. Para tamu undangan sudah banyak yang datang, orangtua mu dan orangtua ku juga sudah menunggu lama dari tadi."
"Untuk apa?" Steph mengangkat sebelah alis nya bingung, "Dan mengapa tiba-tiba aku memakai gaun pernikahan?"
"Tentu saja karena kau menikah dengan ku, Steph. Nah, sekarang ini seharusnya kita sudah menjalankan resepsi pernikahan nya, kau sudah siap kan?" Cedric bertanya kepada Steph dengan tampang nya yang masih tersenyum cerah, seolah-olah ini adalah hari yang paling membuat nya bahagia, sehingga dia tidak bisa melepaskan pandangan nya dari Steph.
"Oke, tapi bukan nya kau sudah mati?" Steph bertanya dengan spontan, membuat Cedric semakin kebingungan.
"Jujur bahwa aku tidak mengerti apa yang kau katakan dari tadi, Steph. Jelas sekali kau ingin membuat lelucon—boleh sih, tapi nanti saja oke? Ini bukan saat nya." Cedric berkata dengan tegas, tampaknya dia sekarang tidak tersenyum lagi.
"Ini bukan kenyataan kan?" Steph berkata dengan suara tinggi, "Kau sudah mati saat melaksanakan Turnamen Triwizard."
"Yeah itu tahun 1994 kan? Kau lupa bahwa aku yang membawa balik piala Triwizard nya dan aku menang? Aku tidak mati saat melaksanakan tugas ketiga ku, Sayang..." Cedric berkata dengan sabar.
"Tunggu—memang nya ini tahun berapa?" Tanya Steph dengan curiga.
Cedric menghela nafas nya pelan, dia menatap Steph dengan satu senyuman hangat nya, "Hari ini tanggal 10 Oktober 2004, Sayang. Kita sudah 10 tahun pacaran. Sekarang kau berumur 24 tahun, sementara aku 27 tahun. Tentu nya kau tidak mungkin lupa hal sesederhana itu kan?"
"Kita sudah 10 tahun pacaran?" Steph memandang Cedric dengan mata berkaca-kaca, dia tahu bahwa ini semua mimpi, "Katakan kepada ku bahwa ini tidak nyata dan ini mimpi, kan? Karena wajah kita berdua tidak menua."
KAMU SEDANG MEMBACA
IDENTITY | d. malfoy
Fanfiction17+ Everyone knew, she's something... with Draco. But, you sure you want to judge them? You don't know their background. | BAHASA INDONESIA | *** 2021 © graceeen1 don't copy my story and be a smart reader.