Chapter 17 : Empty When I Saw Him

3.2K 571 140
                                    

"Kita ditakdirkan bersama, saudara kembar tidak akan pernah berpisah. Jika saja harus mati, kau dan aku akan mati bersama-sama."

Steph menatap Draco dengan tatapan kecewa, "Kau-Tahu-Siapa mencari ku, Draco. Isi ramalan itu, aku akan mati tepat saat usia ku 17 tahun, kita tidak akan mungkin bersama terus."

"Ramalan omong kosong," Draco berkata dengan muak, "Itu tidak akan terjadi, jika selama-lama nya kau tetap menjadi Stephane Helen Weasley. Aku akan bantu merahasiakan identitas mu yang sebenarnya. Jangan sampai ada seorang pun yang tahu bahwa kau adalah (Y/N) Malfoy."

"Kau kira merahasiakan identitas yang sebenarnya mudah bagi ku?" Steph tertawa sakras, "Pada dasar nya, aku adalah orang yang tidak mudah menyimpan rahasia. Lambat laun semua akan berubah. Semua orang akan mengetahui siapa identitas ku yang sebenarnya."

"Tapi itu sama saja membahayakan mu, (Y/N). Yang-Namanya-Tidak-Boleh-Disebut akan sangat mudah untuk membunuh mu kapan saja, paling lambat saat 17 tahun—"

Steph tertawa sinis, "Kau kira aku cewek pecundang yang mau hidup dalam kebohongan demi berlindung dari si Voldy Moldy jelek anak ular yang tidak punya hidung dan botak itu?"

Draco terpekik kaget, "Dari mana kau tahu penampilan nya dan, kau tidak boleh menyebut nama nya—"

"Voldy Moldy, Draco....astaga aku sama sekali tidak menyebut nama asli nya," Steph memutar matanya dengan malas, "Aku memang tidak pernah bertemu Voldy, tapi Harry yang memberitahu ku rupa wajah dan penampilan nya, karena memang dia pernah bertemu dengan Voldy."

"Tetapi tetap saja, tidak boleh, Steph—"

"TERSERAH AKU! KAU SUDAH MEMBUAT KU JENGKEL, DRACO—SEKARANG AKU MAU KEMBALI KE ASRAMA!" Teriak Steph memicingkan mata nya sinis kepada saudara kembar nya.

"Maafkan aku, astaga—"

"Minggir—" Steph menepis tangan Draco yang berusaha memegang nya. Steph melotot dan berteriak layaknya Bellatrix Lestrange, "JANGAN BERANI-BERANI NYA KAU SENTUH TANGAN KU—JIKA KAU BERSIKERAS UNTUK  MENYENTUH KU, AKU AKAN KU PENGGAL LEHER MU DAN MENYANTAP KEPALA MU KE DALAM MULUT KU!"

"Yaampun, Steph, jangan keras-keras suara mu. Ampun, aku takut dengan ancaman mu." Draco menjauh kan diri dari Steph yang berpenampilan rambut mengembang berantakan, nafas yang terengah-engah, matanya yang mematikan menatap tajam Draco yang ketakutan.

Steph menghela nafas nya pendek, membenarkan rambut nya yang luar biasa berantakan, Steph memasang wajah puas sekali, "Kau adik ku, Draco—kau harus ingat bahwa derajat ku lebih tinggi dari pada derajat si penyihir bego Voldy Moldy.

"Ingatkan aku, jika aku bertemu dengan nya, aku akan menusuk kepala nya menggunakan pisau tajam dari belakang, tanpa menggunakan sihir. Sehingga dia terkapar diatas tanah, tak berdaya dan aku menaruh kaki ku diatas wajah bego nya dengan sangat puas."

Draco menatap kakak nya dengan tatapan putus asa, tetapi tampaknya Draco hanya bisa mengangguk-ngangguk setuju kepada Steph karena takut kakak nya memenggal kepala nya dengan cara psikopat gila lebih parah dari pada penyihir hitam.

"Sudahlah, aku ingin kembali ke asrama, sampai jumpa, Draco!" Steph tersenyum merona-rona, karena dia masih merasa puas, karena sudah menghina-hina Voldemort.

Rupanya Steph kembali ke asrama bukan untuk beristirahat, melainkan untuk mengambil tas kulit nya yang sangat besar, memasukkan 50 kue bolu cokelat dan 10 kue tart sudah ditaruh oleh ramuan bubuk Bulbarox dan tak lupa Steph mengambil plastik hitam yang berisi ribuan kecoak hidup dan ratusan ulat bulu yang masih hidup kedalam tas kulit nya.

IDENTITY | d. malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang