03.

53 21 23
                                    

Hari ini genap satu minggu Kanaya bersekolah di SMAN Garuda, ia sudah terbiasa dengan sekolah barunya itu, ia bahkan sudah akrab dengan teman-teman sekelasnya karena Kanaya memang anak yang mudah bergaul jadi mudah baginya untuk akrab dengan orang yang baru dikenalnya

"NAYA!"

Kanaya menghentikan langkahnya di tengah koridor mendengar suara orang yang ia kenali memanggilnya

"ya ampun Calya nggak usah teriak gitu,"

"hehe, sorry-sorry! habisnya lo jalan cepat banget, kenapa sih?"

"nggak apa-apa! sengaja aja supaya cepat sampai kelas, soalnya aku suka risih kalau jalan sendiri!"

Calya mengangguk mengerti dan berjalan di samping Kanaya menuju kelas mereka

"eh tapi Desi mana? kok tumben nggak bareng kamu?"

"Desi izin katanya kakek nya sakit!"

"oh ya? sakit apa?"

"Nggak tau sih, nggak nanya gue!"

"hmm...kita bantu do'a aja semoga kakek nya Desi cepat sembuh,"

"Amin!!"



"Kanaya Puri Navisha?"

"Ya?"

Reflek Kanaya dan Calya menghentikan langkah mereka lagi dan berbalik, terlihat berjarak beberapa meter dari tampatnya berdiri lima orang laki-laki yang Kanaya tahu mereka adalah kakak kelasnya, lebih tepatnya yang disebut-sebut cogannya sekolah menatap mereka.

Tapi tunggu dulu, apakah mungkin salah satu dari laki-laki itu yang memanggilnya?

Atau ada orang lain yang memanggilnya? Kanaya jadi bingung dan celingukan mencari orang yang tadi menyebut namanya

Karena menurut Kanaya sangat tidak mungkin jika salah satu laki-laki itu yang memanggilnya. Tapi setelah mendengar pertanyaan yang dilontarkan salah satu laki-laki itu Kanaya terkesiap

"Lo mau kan jadi pacar gue?"

"Hah? si..siapa? Aku?" Kanaya menunjuk dirinya sendiri bingung

"Hmm, emang siapa lagi yang namanya Kanaya Puri Navisha disini?"

Kanaya sungguh tidak menyangka mendapat pertanyaan seperti itu, terlebih lagi pertanyaan itu di lontarkan oleh laki-laki yang katanya populer di sekolah

siapa lagi kalau bukan Alby Davie Bagaskara. Ia dapat melihat banyak siswa-siswi disekitar mereka yang melihat ke arahnya dan Alby yang kini berdiri di depannya.

Kanaya meremas tepian roknya, karena sungguh ia tidak suka ada di posisi seperti ini, ia tidak suka menjadi pusat perhatian

"maksud kakak apa ya?"

"lo mau kan jadi pa..?

"bukan itu maksudnya," Kanaya menyahut cepat

"Terus?"

"kenapa kakak tiba-tiba minta aku jadi pacar kakak?"

"kenapa? nggak boleh?"

"emm, bukan nggak boleh tapi kita bahkan nggak kenal sebelumnya,"

"kita kenalan dulu kalo gitu. gue Alby. Alby Davie Bagaskara?"

Kanaya meringis mendengar perkataan Alby, ia melirik pada Calya disampingnya berharap dapat bantuan tapi melihat Calya yang juga menatapnya saat ini. Kanaya mengerti sepertinya gadis itu juga sama bingungnya dengan dia

"ADA APA INI?"

"mampus By ada bu Nuri!"

Tama heboh sendiri. Bersembunyi dibelakang Zaidan,melihat Bu Nuri guru BK sekolah mereka yang terkenal lebih-lebih killer dari pada pak Anton menurut Tama,menuju ke arah mereka sekarang

AlbyNaya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang