11.

38 17 13
                                    

Pagi telah datang kembali. Terlihat Alby menuruni anak tangga rumahnya dengan menenteng sepasang sepatu dengan tas yang ia sampirkan di sebelah bahunya.

"Alby berangkat ma!" Alby berpamitan setelah memasang sepatunya di ujung tangga

"Nggak sarapan dulu?"

"nanti aja di sekolah bareng yang..." Alby tidak melanjutkan ucapan setelah tersadar siapa yang bertanya tadi dan menoleh ke arah meja makan

"Papa?" Alby megerutkan keningnya melihat papanya sudah ada dimeja makan

"hmm. Kenapa kamu ngeliatin papa kayak gitu?"

"Nggak! Nggak apa-apa kaget aja gitu, kira'in papa masih sibuk sama istri muda papa?"

"Anak kurang ajar, orang yang dengar omongan kamu itu. Dikiranya bener papa punya istri muda tau" Biyan papa Alby menatap kesal anaknya itu

"hehe. Canda pa, elah ambekan banget" Alby mendudukan dirinya di meja makan

"Terserah"

" Papa baru pulang?" Alby bertanya sambil bertopang dagu di atas meja. Melihat papanya yang sedang sibuk mengolesi roti di tangannya

"hmm. Tadi malam, kamunya aja yang main terus jadi nggak tahu papanya pulang"

Alby cengengesan mendengar gerutuan papanya itu

"Bukan main pa, cuma lagi ngumpul aja bareng yang lain"

"terserah By terserah" Biyan papa Alby menyahut jengah sambil memakan makanannya

Alby yang melihat itu tidak bisa tidak tertawa. Memang sudah menjadi kebiasaan Alby untuk bercanda dengan papanya setiap kali beliau pulang kerumah

Alby bukan tipe anak yang tidak suka jika orang tuanya jarang pulang. Karena ia tahu papanya pergi bekerja untuk dirinya dan keluarga mereka

Itulah setiap papanya pulang Alby sebisa mungkin mengajak papanya bercanda, agar papanya bisa mengalihkan sejenak pikiran tentang pekerjaannya

Alby jadi berpikir apakah ia juga akan sesibuk papanya jika ia sudah tua dan mempunyai anak istri nanti? Apakah anaknya nanti akan seperti dirinya dan papanya yang sekarang?

Hah! Alby menggelengkan kepala nya untuk mengusir pikiran halunya itu

"Kamu kenapa geleng-gelang gitu ? mabok?"

"Astaghfirullah, papa nggak boleh suudzon gitu! Papa kan tahu Alby anak baik?"

"Alah... baik apanya? Yang kena tilang polisi gara-gara kebut-kebutan dijalan gitu"

Alby menipiskan bibirnya mendengar ucapan papanya

Memang beberapa bulan yang lalu Alby dan keempat sahabatnya sempat terkena tilang karena kebut-kebutan di jalan

Saat itu Tama mengajak mereka untuk balapan, siapa yang terakhir sampai ke rumah harus meneraktir mereka makan di kantin sekolah selama seminggu

Tapi sialnya mereka malah berakhir di kantor polisi. Untungnya mereka hanya diberi peringatan saat itu karena Bara kakak Ayyara datang untuk menjamin mereka.

"Udah deh nggak usah debat terus, Alby berangkat sana nanti kamu telat loh" Lina mama Alby datang dari arah dapur menginstrupsi perdebatan bapak dan anak itu

Alby mengangguk dan segara berdiri dari duduknya. Namun belum sempat ia berjalan keluar papanya bersuara lagi

"Nggak Salim dulu?"

Alby nyengir dan segera mencium punggung tangan papanya, setelah itu berjalan mendekati mamanya dan mencium pipi wanita itu

Membuat Biyan mendungus melihat kelakuan anaknya itu.

AlbyNaya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang