42.

18 9 9
                                    

Kanaya sedang bersantai di kamar hotel, ia tidak sendiri karena ada Calya dan Desi yang sekamar dengannya.

Kanaya tidak tahu apakah Alby dan yang lainnya sudah menemukan Alfa atau belum. Karena laki-laki itu tidak kembali sampai mereka selesai makan.

"si kak Alfa kemana ya kira-kira?" tanya Desi, yang baru keluar dari kamar mandi.

Kanaya menoleh, "kamu keramas Des?" tanyanya balik.

Desi hanya berdehem, lalu merebahkan dirinya di kasur.

Calya yang sedang sibuk dengan laptopnya berdecak kesal, "ck, kalo mau rebahan pelan-pelan elah! jadi salah ketik kan gue," omelnya.

Desi memiringkan tubuhnya menghadap Calya, lalu mencoba melihat apa yang sedang di kerjakan temannya itu, "kalo lo minat sama dunia kepenulisan kenapa nggak masuk kelas bahasa aja sih?"

"bukan minat, tapi hobi! lagian gue tetap konsisten sama mimpi gue buat jadi dokter,"

"whatever lah, btw itu kapan dipublish sih?"

"nanti lah, gue mau nyelesain ceritanya dulu!"

"ada apa sih?" tanya Kanaya penasaran, lalu ikut mendekat untuk melihat apa yang dikerjakan Calya "cerita apaan?"

"itu loh Nay, si Calya lagi coba bikin cerita, kayak penulis-penulis novel gitu!" jawab Desi.

"oh ya? wooahh, mau dikirim ke penerbit?"

Calya menggeleng, "nggak. ini tuh cuma gue publish di platform cerita online doang kok nantinya,"

Perbincangan mereka terhenti saat dering ponsel Kanaya berbunyi. Nama Alby tertera di layar.

Kanaya menatap kedua temannya sebentar sebelum menjawab panggilan itu.

"ada apa?"

"nggak apa-apa, cuma mau nelepon doang kok. Oh ya, coba liat ke balkon deh!"

Mendengar itu Kanaya segera berjalan ke arah balkon tanpa memutuskan sambungan telepon. Terlihat Alby melambaikan tangannya di bawah sana.

"kak Alby ngapain di situ?"

"ngeliat bintang!"

Kanaya mengarahkan pandangannya ke langit malam. Memang terlihat banyak bintang malam ini.

"kata orang zaman dulu, kalo banyak bintang dimalam hari, itu tandanya besok siang harinya bakal cerah!"

Kanaya menumpukan kedua sikunya di pagar pembatas, "emang iya? kok kak Alby bisa tau?"

"iya..soalnya orang zaman dulunya tuh nenek ku,"

Tanpa sadar Kanaya terkekeh mendengar jawaban Alby. Begitupun dengan Alby yang ikut tertawa di bawah sana.

"ehm! tentang pertanyaan kamu waktu itu, apa orang yang tiba-tiba suka bisa jadi tiba-tiba nggak suka lagi nantinya,"

Ada jeda, Kanaya menunggu Alby melanjutkan ucapannya.

"jujur aku nggak tau harus jawab apa. aku sempat cari di internet, aku juga sempat nanya Zaidan,"

Kanaya menatap Alby, yang juga tengah menatapnya dari bawah sana.

"maaf!"

"Eh? kenapa minta maaf?"

"karena udah nanya kayak git..."

"nggak kok. aku bisa ngerti kenapa kamu tiba-tiba nanya gitu?!"

Kanaya bisa melihat Alby melepas sandalnya, lalu menjadikan sandal itu alas untuk dirinya duduk.

AlbyNaya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang