54.

6 4 0
                                    

Flashback on

Sore itu di bawah sebuah pohon rindang di belakang panti asuhan yang di kunjungi Alby dan Kanaya, terlihat keduanya tengah duduk santai sambil menikmati pemandangan di depan mereka, dan sesekali tertawa melihat kekonyolan anak-anak panti yang tengah asik bermain di depan sana

Alby menoleh sekilas pada gadisnya yang tidak berhenti tersenyum sejak kedatangan mereka ke tempat ini, menjadikan ia pun ikut tersenyum

Sebenarnya bukan tanpa alasan Alby mengajak Kanaya ke tempat ini, selain karena panti asuhan ini adalah panti yang didirikan oleh keluarganya, tempat ini juga bisa dibilang sedikit ujian untuk setiap gadis yang menjalin hubungan dengan dirinya.

Dan berbeda dengan para gadis yang menjalin hubungan dengan Alby sebelumnya, Kanaya terlihat sangat tulus menyukai anak-anak panti dan gadisnya itu juga terlihat nyaman berinteraksi dengan mereka

"kak,"

"ya?"

"kalau hari ini hari terakhir kita ketemu, kak Alby bakal gimana?"

"hah? kok tiba-tiba nanya gitu? kenapa?"

"nggak kenapa-napa, cuma mau tau aja, kak Alby bakal gimana? apa yang mau kak Alby bilang sama aku? sesekali bahas kayak gini nggak masalah kan!? itung-itung latihan nanti kalo kak Alby berangkat,"

"aku jadi inget gimana kita bisa pacaran. Gimana pertama kalinya aku nembak cewek tapi malah ditolak," Alby terkekeh mengingat masa itu, ketika ia dengan tiba-tiba meminta gadisnya untuk menjadi kekasihnya padahal waktu itu mereka belum mengenal satu sama lain

"apa ya yang mau aku bilang kalo hari ini adalah hari terakhir kita ketemu? mungkin maaf dan terimakasih," jeda, "maaf, karena aku masih banyak kurangnya sebagai pacar, aku masih secara nggak sadar malah nyakitin kamu bahkan dengan keberangkatan aku nanti juga bakal nyakitin kamu. dan terimakasih, karena mau bertahan  sama aku sampai hari ini, terimakasih karena udah bikin aku ngerasain gimana rasa mencintai seseorang sampai-sampai aku jadi ngerasa takut kehilangan,"

Alby menatap kadua mata indah Kanaya "aku mau sama-sama kamu terus Nay, meskipun nanti kita bakal pisah sebentar karena ngejar mimpi masing-masing toh kita akan sama-sama lagi karena sejatinya Kanaya Puri Navisha hanya untuk Alby Davie Bagaskara,"

Flashback off

Alby tersenyum samar mengingat kenangan ia dan Kanaya tempo hari saat mereka berkencan sepulang sekolah. Gadisnya yang tampak bahagia saat itu buat Alby pun turut merasakan hal yang sama. Dan jika boleh jujur apa yang terjadi sekarang sungguh terasa seperti mimpi untuk Alby.

"sayang! mendingan kamu pulang dulu gih ganti baju,"

Alby menoleh pada Lina mamanya yang beberapa saat lalu menyusulnya ke rumah sakit, ia tidak heran mengapa sang mama mengetahui apa yang terjadi karena pasti sepupu dari Zaidan sudah lebih dulu memberitahu wanita itu.

"tapi ma, Alby belum tau kondisi Naya sekarang gimana?!"

Lina mengerti kekhawatiran putranya, untuk itu ia tidak berusaha membujuk Alby lagi.

ceklek!

Bunyi suara pintu di buka menjadikan Alby, Lina, dan kedua orang tua Kanaya berdiri

"dok, gimana anak saya?" Arya bertanya tidak sabar

Dokter laki-laki paruh baya itu menghela napas sejenak seolah apa yang hendak dia katakan sangat berat untuk diucapkan

"bagini, Pak, Bu! ada kerusakan pada saraf mata bagian kanan pasien, dan tulang kaki bagian kanannya juga hancur,"

Mendengar hal itu Puspa yang semula mulai tenang kembali menangis. Bahkan Arya pun merasakan dadanya sesak luar biasa saat mengetahui kondisi putri semata wayangnya saat ini.

"pasien akan dipindahkan ke ruang operasi setelah ini, tapi kami perlu persetujuan keluarga,"

Arya lekas mengangguk, "lalukan yang terbaik untuk anak saya Dok!" ucapnya setengah pasrah.



***



Setelah menunggu beberapa jam operasi Kanaya pun selesai, dan Kanaya juga sudah di pindahkan ke ruang perawatan.

Alby masih setia menunggu di luar ruangan setelah sebelumnya sempat masuk sebentar untuk melihat kondisi gadisnya. Namun, ia tidak tahu ada apa dengan Kanaya, karena saat sadar gadisnya justru menangis histeris dan menyuruhnya keluar.

"jadi gimana? masih tetap mau nunggu? atau kita pulang dulu?"

Lina mendudukkan dirinya di samping w sang putra seraya menyerahkan sebotol minuman

Belum sempat Alby menjawab pintu ruangan terbuka, terlihat Puspa keluar seraya tersenyum canggung pada Alby dan mamanya, merasa tidak enak hati atas tingkah putrinya tadi

"maaf ya! atas tingkah Naya tadi,"

Lina balas tersenyum, "nggak apa-apa, bunda Naya. mungkin Naya hanya kaget,"

"sebaiknya nak Alby pulang dulu aja, kasian pasti capek juga udah nungguin dari pagi,"

Alby hendak menjawab tidak, tapi sang mama memberi kode untuk mengiyakan, akhir nya mau tidak mau ia harus pulang.

"yaudah bunda Naya, kami pamit pulang dulu ya! kalo ada apa-apa nanti kabarin aja, saya siap bantu,"

..........

see you....


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlbyNaya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang