27.

19 10 7
                                    

"menurut kak Alby, orang yang tiba-tiba menyukai seseorang, bisa tiba-tiba jadi nggak suka juga nggak nantinya?"




Alby mengacak rambutnya pelan saat teringat pertanyaan yang di lontarkan Kanaya dua hari lalu padanya. Dan sejak saat itu, hingga sekarang Alby tidak punya jawaban yang pasti. Lebih tepatnya ia tidak tahu harus menjawab apa?

Meskipun saat itu Kanaya mengatakan untuk tidak perlu memikirkannya, tapi tetap saja Alby kepikiran.

Bagaimana jika tiba-tiba ia tidak menyukai Kanaya lagi?

Alby buru-buru menggeleng. Tidak! itu tidak akan terjadi pikirnya.

Walaupun kenyataannya Alby menyukai Kanaya secara tiba-tiba, tapi tidak mungkin ia tiba-tiba tidak menyukai gadisnya itu lagi nantinya. Iya! pasti begitu. Alby menganggu-angguk, karena merasa pemikirannya sudah benar.

"Lo kenapa?"

Pertanyaan bernada heran itu sontak menyentakkan Alby dari lamunannya. Alby menoleh kebelakang dan mendapati Zaidan tengah menatapnya sambil bersandar di pintu balkon kamarnya

"Lo kenapa?" tanya Zaidan kedua kalinya

Bukannya menjawab Alby malah balik bertanya "Lo ngapain di sini?"

Zaidan tidak langsung menjawab, laki-laki itu justru masuk kembali ke dalam kamar Alby dan berjalan ke meja belajar Alby, mulai mencari sesuatu di sana

"lo nyari apaan?" tanya Alby kesal karena melihat buku-bukunya yang berantakan

"nyari buku matematika gue!"

Alby mengerjap "lah? ngapain cari di tempat gue?"

"gue lupa, kali aja ke bawa sama lo," jawab Zaidan masih sibuk dengan kegiatannya "tas lo mana sih?" tanyanya lagi

Alby menunjuk kearah sofa santai di pojok kamar, Zaidan berjalan ke arah yang di tunjuk Alby, dan mulai membongkar isi tas laki-laki itu.

"jangan di berantakin juga, elah!" Alby mendengus jengkel melihat isi tasnya yang sudah berserakan di lantai

Zaidan tidak menjawab, laki-laki itu masih sibuk mencari-cari bukunya. Setelah beberapa menit akhirnya ia menyerah dan mendudukkan dirinya di sofa,

"gimana?" tanya Alby

Zaidan hanya menggeleng, pertanda apa yang ia tidak menemukannya

"lo udah cari di tempat yang lain? kali aja mereka yang bawa?" kata Alby lagi. Yang lain, yang dimaksud Alby ialah keempat sahabat mereka.

Zaidan mengangguk "udah, tapi nggak ada juga," katanya terdengar frustasi

"ketinggalan di kelas kali? lagi an lo kebiasaan sih. Udah beresin lagi barang-barang gue yang lo berantakin," kata Alby mulai memerintah sambil duduk bersila di atas kasur

Zaidan berdecak kesal, tapi tak urung tetap membereskan juga.

Alby tertawa geli melihat hal itu, terkadang ia kasihan dengan Zaidan, sahabatnya yang satu ini memang yang paling dewasa diantara sahabatnya yang lain, tapi cerobohnya parah sekali, dia sering kehilangan barang-barangnya, dan juga sering tidak sengaja merusakkan barang yang disentuhnya. Bahkan ketika mereka berlibur keluar negeri tahun lalu pun, Zaidan sempat kehilangan paspornya. Membuat Bara kapok mengajak mereka berlibur keluar negeri, karena tidak ingin di repotkan dengan mengurusi hal-hal seperti itu lagi.

Kreekk!

Alby mengerjap dan menoleh ke asal suara, seketika matanya melotot karena melihat miniatur Iron Man nya sudah tergeletak tidak berdaya di lantai, lebih tepatnya di bawah kaki Zaidan

AlbyNaya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang