53.

17 4 0
                                    

Hujan di pagi hari mungkin bagi sebagian orang yang sering beraktivitas di jam tersebut adalah sesuatu yang tidak menyenangkan, karena menghambat segala aktivitas tentu saja. Namun, dibalik itu semua hujan adalah suatu anugerah dari sang pencipta, karena pergantian cuaca akan membawa kesegaran dalam hidup serta mengubah suasana hati.

Hujan di pagi hari juga bisa membawa kebahagian, membawa ketenangan, bahkan mungkin memicu diri untuk kembali kebalik selimut.

Dan itulah yang dirasakan Kanaya sejak setengah jam yang lalu. Jika saja Ia tidak ingat hari ini ada ulangan harian maka ia lebih memilih untuk bolos sekolah saja, dari pada harus menunggu dengan bosan hujan  yang tak kunjung reda.

Kanaya menghembuskan napas beberapa kali sambil melirik Arlogi di pergelangan tangan yang kini menunjukkan pukul enam lewat limapuluh lima menit, yang mana itu artinya sebentar lagi bel sekolah akan berbunyi. Ia jadi menyesal tidak mengiyakan ajakan ayahnya untuk mengantarnya tadi.

"bun, Naya berangkat aja deh ya?!"

Puspa yang sedang mencuci piring bekas sarapan mereka menoleh sebentar pada putrinya yang duduk di meja makan.

"naik apa? taksi online?"

Kanaya menggeleng meski Puspa tidak melihatnya karena wanita itu kini kembali sibuk pada cucian piringnya,

"enggak! naik motor. kan ada jas hujan?!"

Puspa menghentikan sejenak aktivitas mencuci piringnya, dan lekas menoleh, "nggak mau izin aja?" tanyanya sedikit khawatir.

"nggak bisa bun, hari ini ada ulangan harian biologi, dan gurunya lumayan tegas kalo soal nilai, Naya takutnya nggak bisa ulangan susulan nanti,"

"yaudah! hati-hati, kalo gitu! jalanan licin loh ini,"

Kanaya mengiyakan ucapan bundanya seraya berjalan ke teras rumah. Tak lama Puspa pun ikut menyusul ke depan.

Kanaya mengambil sepatu boots karet yang memang sering ia gunakan ketika bepergian saat hujan dan memasukkan sepatu sekolahnya ke dalam jok motor.

"oh iya! kamu nggak bareng nak Alby?" tanya Puspa lagi.

"enggak tau sih, soalnya kak Alby nggak ada ngabarin. Naya chat juga nggak dibales tadi," jawab Kanaya seraya memakai jas hujannya.

Puspa hanya mengangguk-angguk sambil menggumam kata 'oh' atas penjelasan putrinya,

"inget! jangan ngebut bawa motor nya!" peringatnya lagi.

"iya! Naya berangkat ya? Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam! hati-hati,"

Kanaya menjalankan motornya keluar dari pekarangan rumah setelah menyalimi sang bunda.

Dan Puspa masih setia di tempat nya berdiri tadi, entah kenapa perasaannya sedikit tidak nyaman. Namun, keresahannya itu menguap begitu saja saat mendengar deru mesin mobil yang singgah. Terlihat Alby keluar dari mobil menggunakan payung dan menghampirinya.

"Assalamu'alaikum! tante,"

"Wa'alaikumsalam! Naya, baru aja berangkat loh tadi, By. naik motor!"

Alby mengerjap, "hujan-hujanan?" tanyanya sedikit tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

"iya. katanya kamu nggak bisa dihubungin. sempet tante suruh izin aja, katanya ada ulangan harian," jelas Puspa.

AlbyNaya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang