52

17 6 7
                                    

"Nay!"

"Hm?"

Desi ingin mengatakan sesuatu, tapi melihat Kanaya sibuk menyalin tulisan di papan tulis ke buku membuatnya harus menunggu Kanaya selesai dulu.

Kelas mereka lumayan sepi karena sedang istirahat, hanya ada beberapa siswa saja yang memilih tetap di dalam kelas termasuk Kanaya, Desi, dan Calya saat ini.

"kamu mau ngomong apa? kok diem?"

Kanaya sudah selesai dan menutup bukunya, menatap lurus pada Desi yang duduk di depannya.

"itu..."

Desi diam sebentar menatap Kanaya yang tengah menatapnya juga dengan kening berkerut.

"gue..."

"lo mau ngomong apaan sih? buruan elah!"

Calya yang sejak tadi diam dan hanya sibuk dengan laptopnya pun ikut gemas menunggu ucapan Desi.

"ck, iya! iya!" Desi berdecak kesal, "tadi gue liat pacar lo di ruang guru," lanjutnya.

"terus? kenapa? kalo pacarnya Naya di ruang guru? dia kan murid di sini juga?!"

Desi memutar bola matanya malas, "Cal, sumpah! lo diem dulu deh mendingan. jangan potong omongan gue," desisnya memperingati.

Calya tertawa, lalu membuat gerakan seakan mengunci mulutnya sendiri. Melihat itu Kanaya justru tersenyum geli.

"gue liat pacar lo di ruang guru, dia lagi bahas sesuatu gitu kayak nya sama bu Diah,"

"bahas apaan?" tanya Calya penasaran, ia bahkan kini menutup laptop nya.

"emm gue sekilas dengernya sih kayak masalah beasiswa gitu!" ada jeda, "eh! iya bukan ya? atau gue salah denger?!" monolog Desi tidak yakin.

Kanaya yang mendengarnya hanya mengangguk, "bener kok. kamu nggak salah denger Des. kak Alby emang ikut program beasiswa,"

"lo udah tau Nay?"

Kanaya menatap Calya sebentar, lalu mengangguk "hmm, beberapa hari yang lalu aku sama kak Alby sempat bahas masalah itu kok,"

"ke mana?"

"Amerika!"

"terus gimana?"

"apanya?"

Dengan menaikkan alisnya sebelah Kanaya balik menatap Desi. Sedikit tidak mengerti dengan pertanyaan temannya ini.

"hubungan lo sama kak Alby jadinya gimana?"

"Oh...nggak gimana-gimana kok, gitu aja. kami mutusin buat jalanin aja, meskipun nanti harus ldr an!"

"lo nggak masalah kalo kalian ldr an?"

Kanaya menggeleng, "masalah kok. bahkan sampai sekarang aku masih kepikiran. keputusan ku udah bener nggak ya? nanti kalo beneran ldr jadinya gimana?" ada jeda beberapa detik hingga ia melanjutkan ucapannya, "cuma, ya..balik lagi ke yang aku bilang tadi jalanin aja lah, lagian kehidupan kita nggak hanya berporos disatu titik, nggak hanya tentang percintaan, dan lagi nggak semua hal itu minus, tapi nggak semua hal juga plus kan?! kak Alby pasti punya mimpi yang harus dia capai, aku juga gitu,"

"gue salut Nay sama pemikiran lo," sahut Calya sambil terkekehan pelan,"kayakkk...nggak nyangka aja sih, lo masih bisa berpikiran positif  disaat kebanyakan cewek seusia kita tuh kalo ada masalah pada labil dan overthinking duluan. ya nggak sih, Des?"

Desi lekas mengiyakan pendapat Calya, "bener banget! gue kalo jadi lo sih pasti nangis tiga hari tiga malam..."

"lebayyyy!"

AlbyNaya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang