06.

38 17 7
                                    

Kanaya tidak tahu harus bersikap bagaimana saat ia berada dalam satu ruangan dengan para seniornya ini. Tadi saat keluar dari toilet, Alby langsung membawanya ke uks, agar kakinya yang terkilir bisa diobati dan ia bisa mengganti bajunya yang basah

"Jadi?kenapa lo sampai berantem sama tuh cewek Ay?" Alfa bertanya setelah Ayyara selesai diobati

"nggak apa-apa! aku cuma kesal aja denger dia mengklaim Alby miliknya padahal mereka udah putus"

"Wahh, dasar nenek lampir gak tau diri tuh orang, lo juga By ngapain lo pacarin sih tuh cewek?"

DUK!

"Aww" Tama mengusap kepalanya yang dipukul Alby

"heh? kalo ngatain tuh orang nggak usah bawa-bawa gue!" Alby melotot pada Tama

"Lah, kenapa? benarkan? dia mantan lo?"

"Ya ! Tapi..."

"Kalian bisa diam nggak?" Zaidan yang dari tadi diam, akhirnya bersuara memotong ucapan Alby

Kanaya semakin tidak nyaman sekarang, terlebih ia melihat raut wajah Drian yang duduk di kursi samping ranjang Ayyara tidak ada ramah-ramahnya dan Zaidan yang kata Calya paling kalem di antara kelima laki-laki itu terlihat gusar

"Aku nggak percaya kalau kamu berantem cuma gara-gara kesal sama omongan tuh cewek tentang Alby Ay, karena kalau iya? seharusnya kejadian kayak gini udah dari dulu terjadi" Drian menatap lurus Ayyara yang menunduk di depannya

"Iya Ay ! ada apa ? tuh cewek ngatain lo ya?" Tiara bertanya penasaran, sambil sibuk membereskan kotak P3K yang tadi digunakannya untuk mengobati Ayyara dan Kanaya

Kanaya yang melihat itu merasa bersalah pada Ayyara, karena gara-gara dirinyalah kakak kelasnya itu terlibat pertengkaran

"emm mm...maaf, ini semua gara-gara aku" Kanaya bersuara sambil meremas kedua tangannya gugup

Tentu saja gugup, karena setelah Kanaya bersuara, semua orang di dalam ruangan itu menatapnya

"ka...kak Ayyara tadi cuma mau bantuin aku kok, karena sebenarnya kak Amel punya urusan sama aku" lanjut Kanaya

"urusan apaan lo sam...?eh tunggu, jangan bilang ini tentang si Alby?" Tama berseru heboh

"Iya, Amel gak terima Alby minta Kanaya jadi pacarnya" Ayyara yang menjawab

"ck, brengsek" Alby mengumpat tidak menyangka kalau dirinya yang jadi permasalahannya

"nah kan benar ! Semua gara-gara lo By" Tama menunjuk Alby didepan mukanya, yang segera ditepis laki-laki itu 

"Jadi? kenapa kamu harus ikut-ikutan Ay?"

"Dri, aku nggak mungkin kan biarin Kanaya dibully gitu aja?padahal aku ada disana?"

"Tapi ada cara lain kan? kamu bisa lapor sama guru"

"Kalau aku lapor sama guru, Kanaya udah keburu dibully sama mereka"

"lalu apa bedanya?"

"Dri.."

"AKU TANYA APA BEDANYA AYYARA?"

"DRIAN!" Zaidan memperingati laki-laki itu, karena sudah meninggikan suaranya di depan Ayyara. Apalagi bukan hanya ada mereka di dalam ruangan itu

Drian yang tersadar sudah membentak Ayyara menghela napas dan beranjak meninggalkan ruangan tanpa berkata apapun.

Cukup lama mereka semua terdiam setelah kepergian laki-laki itu

"hmm, ini nggak ada yang mau ngomong ya ?" Suara Tama memecah keterdiaman mereka semua

AlbyNaya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang