35.

28 9 18
                                    

Kanaya segera menghampiri Alby yang jatuh terduduk akibat pukulan laki-laki tadi, lalu membantunya berdiri. Ia bisa melihat sudut bibir Alby sedikit mengeluarkan darah.

"Lo? Apa-apaan?" Alby menatap tajam laki-laki di depannya kini

"kenapa? kaget ngeliat gue ada di sini?" tanyanya dengan sinis "gue nggak nyangka, lo juga se brengsek itu ternyata?"

"maksud lo apa?" tanya Alby dengan tenang, karena jujur ia bahkan tidak mengenali laki-laki ini

Belum sempat laki-laki itu membuka mulutnya ingin memaki Alby, seorang gadis datang menghentikannya lebih dulu.

Alby yang melihat gadis itu cukup terkejut, "Hanin!?" gumamnya pelan


Sial!


Alby baru ingat laki-laki yang ada di hadapannya kini adalah mantan gadis itu, yang ditemuinya saat acara sekolah waktu itu.

Kanaya yang memang berdiri di samping Alby, bisa mendengar gumamannya, tapi lebih memilih diam.

Tetapi suasana berbeda terjadi di tempat kelima sahabat Alby berdiri, mereka awalnya sangat terkejut saat melihat seorang laki-laki yang tiba-tiba datang dan memukul Alby begitu saja. Bahkan Tama sempat hendak meledak karena tidak terima melihat sahabatnya diperlakukan seperti itu, tapi Zaidan menghentikannya dan menyuruh Tama untuk membiarkan Alby menyelesaikan masalah itu sendiri

"itu Hanin kan?" ujar Ayyara saat melihat Hanin juga tiba-tiba bergabung diantara Alby dan laki-laki itu

"lah! iya itu si Hanin," sahut Tama dengan hebohnya

"gue rasa Alby kejebak sama permainannya sendiri!" Drian menggelengkan kepalanya, merasa sedikit kasihan dengan sahabatnya itu

"hmm....yaudah, kita lihat gimana dia bisa keluar dari situasi itu?" Zaidan terkekeh membenarkan ucapan Drian

"permainan apa....?" Alfa ingin bertanya tapi disuruh Zaidan diam

"RAKA LO APA-APAAN SIH?" Hanin berteriak marah pada laki-laki yang memukul Alby

"Apa? dia nggak ada bedanya sama gue Nin, bahkan mungkin saat ini dia lebih brengsek dari gue,"

Hanin menggeleng tidak setuju dengan ucapan laki-laki yang baru diketahui bernama Raka itu "nggak. lo salah!"

"salah? SALAH APANYA? DIA SELINGKUH DARI LO, DAN BAHKAN DI SAAT NYOKAP LO MASUK RUMAH SAKIT, DIA MALAH SENENG-SENENG NGERAYAIN ULTAH CEWEK LAIN,"


Deg!

Seharusnya Kanaya tidak kaget dengan semua ini. Karena memang sedari awal ia mengetahui tentang ini, apa ia terlalu bodoh selama ini? Ia berharap semua prasangkanya itu tidak benar.

Tetapi Kanaya juga bersiap atas segala kemungkinan prasangkanya itu benar, ia bahkan sudah menyiapkan dirinya untuk tidak kecewa dengan semua itu, tapi kenapa saat mendengar dan melihat langsung kebenarannya, ia jadi merasa kecewa seperti ini? Kenapa ia sakit hati? dan kenapa ia ingin marah pada Alby karena sudah berbohong padanya?

Alby menoleh pada Kanaya, ia tidak bisa membaca ekspresi gadisnya itu saat ini, tapi satu hal yang ia tahu Kanaya pasti terkejut mendengar perkataan laki-laki bernama Raka itu tadi. Terbukti dari genggaman tangan Kanaya yang langsung terlepas dari pergelangan tangannya

"kenapa diem? kaget pas denger nyokap dia masuk rumah sakit? atau lo kaget saat ketahuan selingkuh?" Raka tersenyum miring menatap Alby

"Raka stop! gue mohon! lo salah paham," ucap Hanin pelan, ia melirik pada gadis yang berdiri diam di samping Alby yang diyakininya sebagai pacar Alby

AlbyNaya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang