23.

29 15 11
                                    

Kanaya tidak tahu ada apa dengan pikirannya saat ini. Ia terus-terusan kepikiran tentang apa yang terjadi di kantin beberapa saat yang lalu.
Saat itu Kanaya langsung menuju kantin setelah diberitahu bahwa mereka di beri waktu istirahat untuk bersiap-siap sebelum pertandingan.

Tetapi setelah sampai di kantin, Kanaya baru sadar kalau dompetnya tertinggal di dalam tas yang ada di ruang ganti basket. Saat hendak berbalik pergi, matanya tidak sengaja bersitatap dengan Alby yang saat itu juga menatapnya sambil tersenyum, Kanaya hampir membalas senyum laki-laki itu tapi urung karena melihat gadis yang duduk di samping Alby. Kanaya bisa melihat gadis itu mencoba mengajak Alby berbicara, dan entah kenapa Kanaya merasa tidak suka akan hal itu. Apalagi saat Alby mengatakan bahwa dia pernah menolong gadis itu, entah menolong dalam hal apa? Kanaya tidak tahu. yang jelas Kanaya merasa tidak suka.

Setelah di pikir-pikir lagi, kenapa juga Kanaya merasa seperti itu?

Kenapa juga ia harus kesal saat melihat Alby dekat dengan seorang gadis?

Itukan urusan Alby, mau dekat siapapun itu hak dia. Namun, entah kenapa rasanya ada sesuatu dalam diri kanaya yang mengatakan bahwa wajar kalau ia tidak suka, karena Alby kan masih berstatus pacarnya saat ini.

Kanaya menggelengkan kepalanya, mengusir pikiran aneh itu.

"kenapa Nay? kok geleng-geleng? Sakit kepala?" Kiki datang ke ruang ganti basket dan duduk di samping Kanaya

"hah? Oh nggak kok. Nggak apa-apa," Kanaya tersenyum canggung

"Sebagai sesama cewek gue paham satu hal. Kalo cewek ngomong nggak apa-apa itu, pasti ada apa-apanya?"

Kanaya menggeleng sambil terkekeh "nggak apa-apa kok, beneran!"

"Huhh! yaudah lah, mending kita ganti baju ayo! bentar lagi tanding," Kiki berdiri dari duduknya

Kanaya mengangguk dan mulai mengganti bajunya juga. Mencoba memfokuskan pikirannya pada pertandingan nanti.



***


Di lapangan, penonton sudah riuh meneriakkan nama tim dari sekolah masing-masing. Kebanyakan yang menonton adalah laki-laki.


Ya! maklum lah yang main para gadis.🤭


Begitupun dengan Alby dan keempat sahabatnya, beserta Ayyara dan Tiara. Melihat para laki-laki bersorak ketika para tim basket putri memasuki lapangan, membuat Alby mendengus jengkel. Pasalnya banyak dari mereka yang terlihat berusaha menggoda tim basket putri sekolahnya itu

"woaahh! gue udah dengar sih katanya anak SMA Garuda itu ceweknya cantik-cantik," seorang laki-laki yang duduk tidak jauh dari Alby terlihat berbicara pada orang di sampingnya, dilihat dari  seragam yang mereka kenakan Alby tahu mereka bukan anak sekolahnya

"ho'oh. Apalagi yang nyinden pas acara penyambutan tadi pagi," teman yang satunya menyahut sambil terkekeh

Drian yang duduk di samping Alby melongok menatap para laki-laki itu juga dengan wajah datarnya. Alby melirik Drian sekilas lalu mendengarkan perkataan merela lagi dan berusaha keras tidak melayangkan sepatunya atau menonjok mulut mereka. Karena ia masih berusaha sabar dan tidak ingin mencari keributan, dan terlihat Drian juga sama seperti dirinya, sahabatnya itu terlihat diam saja bahkan terlihat sangat tenang. Tapi Alby tahu bahwa Drian saat ini sangat berusaha mengontrol emosinya.

AlbyNaya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang