09.

36 19 6
                                    

"Dia kenapa sih?"

Itu pertanyaan kesekian kalinya yang keluar dari mulut Tama pagi ini

Bagaimana tidak? Tama sangat penasaran dengan sahabatnya Alby yang tersenyum-senyum sendiri dari saat mereka hendak berangkat ke sekolah

Sampai mereka masuk kelas dan duduk di kursi masing-masing pun, Alby tetap tersenyum-senyum

Yang mana? mungkin menurut gadis-gadis yang menyukai Alby itu adalah senyuman secerah matahari yaang bisa membuat meraka meleleh

Tapi, tidak bagi Tama dan ketiga sahabatnya yang lain. Menurut mereka senyum Alby saat ini sangat menyebalkan, dan sangat mengganggu

"kesambet kali? coba deh lo panggil Bu Nur, dia kan guru Agama tuh. Kali aja dia bisa ngeluarin jin yang ada ditubuhnya Alby" Alfa memberi saran

"emang iya?" Tama bertanya tidak yakin yang diangguki mantap oleh Alfa

Dengan ragu Tama menghampiri Alby dan menepuk pundak laki-laki itu

"By?"

"Ya?" Alby menoleh pada Tama disampingnya dengan raut wajah yang masih tersenyum

Seketika Tama termundur kebelakang dan merasa merinding. Membuat Alfa yang melihatnya berusaha keras menahan tawanya

"kenapa sih? Tam lo manggil gue?" Alby bertanya karena melihat tingkah Tama

"eng..nggak ! Eh..ii....iiya!" Tama tergagap dan segera menjauhi Alby dengan duduk di kursinya

"apa sih? nggak jelas banget" Alby memutar bola matanya melihat tingkah Tama

Zaidan terkekeh "dia takut sama lo"

"takut sama gue? kenapa?" Alby bertanya heran

"karena lo senyum-senyum sendiri dari tadi, Alfa bilang lo kesambet"

Alby mengangguk mengerti, dan berbalik keposisinya semula menghadap depan tanpa berkata apapun lagi

"lo kenapa sih?" Alfa tidak bisa mengontrol rasa penasarannya juga, untuk tidak bertanya pada Alby

"hah?" Alby menoleh lagi pada Alfa

"lo kenapa? kenapa senyum-senyum dari tadi?

"gue...." Alby berhenti berbicara karena teringat pertemuannya dengan Kanaya kemarin




"emm..lo mau pulangkan? biar gue anter kalau gitu?"

"nggak"

Alby mengerjap merasa speechless dengan gadis di sampingnya ini. kenapa kanaya menjawab dengan cepat seakan tidak perlu berpikir seperti itu

Alby jadi merasa deja vu. dimana beberapa hari yang lalu ia juga pernah di tolak seperti ini oleh orang yang sama

Tapi anehnya Alby tidak merasa keberatan atau kesal sama sekali. Daripada itu ia lebih merasa situasi mereka lucu

"yakin nih nggak mau gue anter?"

Alby bertanya sekali lagi untuk memastikan gadis itu. Tapi siapa sangka jawaban Kanaya membuat ia dengan reflek berhenti berjalan dan mengorek kupingnya untuk memastikan bahwa ia tidak salah dengar

"kenapa?" Kanaya berhenti berjalan dan menoleh pada Alby dibelakangnya

"hah? nggak kok." Alby tersadar dan berjalan menyusul Kanaya

"lo serius mau gue anterin?"

"hmm, kenapa? kakak berubah pikiran?"

"eh..eh. nggak kok nggak" Alby buru-buru menggeleng

AlbyNaya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang