28.

19 11 11
                                    

"Pagi, pacar!" sapa Alby ketika melihat Kanaya keluar dari dalam rumah

Kanaya yang melihat Alby terlihat sangat ceria pagi ini merasa aneh sendiri, karena dua hari sebelumnya laki-laki itu terlihat tidak bersemangat sama sekali. Kanaya tahu pertanyaan nya waktu itu pasti mempengaruhi pikiran Alby, tapi yang dilihatnya pagi ini sungguh berbeda.

"pagi!" jawab Kanaya sambil tersenyum tipis

"kamu udah pamitan kan? jadi mau berangkat sekarang atau gimana?" tanya Alby,

Kanaya mengangguk "bentar aku ngeluarin motor dulu," katanya sambil berjalan ke arah garasi dan mengeluarkan motornya dari sana,

Alby pun memakai helmnya dan memundurkan motornya keluar dari pekarangan rumah Kanaya. Kemudian mereka mulai menjalankan motor masing-masing menuju sekolah.

Sebenarnya Alby dan Kanaya tidak selalu berangkat serta pulang bersama setiap hari sejak mereka menjalin hubungan, terkadang ada saat-saat Kanaya hanya pulang-pergi sendiri tanpa Alby, karena laki-laki itu ingin berangkat bersama para sahabatnya atau saat Alby ada pelajaran tambahan di sekolah.

Setelah duapuluh menit, mereka berdua sampai di sekolah. Kanaya memarkirkan motornya disusul Alby yang juga memarkirkan motornya disamping gadisnya itu.

Kanaya melepas helmnya, dan seperti biasa Alby membantu merapikan rambutnya, mungkin itu sudah menjadi kebiasaan kecil Alby pada Kanaya. Dan seperti biasa juga, banyak murid yang melihat ke arah mereka dengan iri, terutama murid perempuan. Namun, Kanaya sudah mulai terbiasa dengan semua itu, selagi mereka tidak meganggu dirinya, Kanaya tidak masalah.

"belajar yang bener!" kata Alby, menepuk puncak kepala Kanaya setelah mereka sampai didepan kelas 11 IPA 2

"hmm," Kanaya hanya berdehem singkat

Alby masih tersenyum, lalu berjalan pergi menuju lantai tiga, meninggalkan Kanaya yang hanya menatap punggungnya dalam diam.

"wahh! makin hari kak Alby makin bucin deh kayaknya," ujar Desi ketika Kanaya sudah duduk di kursinya

"jangan salah, bisa aja dia pura-pura baik gitu buat nutupin kesalahannya," sahut Akmal yang duduk di sebelah meja Kanaya.

Laki-laki itu terlihat santai bermain game di ponselnya

"kesalahan apaan? yang lo maksud?" Desi bertanya bingung

Akmal mengangkat bahunya "kali aja kan dia main belakang? dan buat nutupin itu dia pura-pura bucin gitu,"

Kanaya berpikir apa yang diucapkan Akmal itu ada benarnya. Dan entah kenapa ia jadi teringat kejadian saat perayaan kemarin, ketika Alby mengatakan gadis itu adalah pacarnya

"ck, ngaco lo. Udah Nay jangan dengerin omongan fakboy kayak dia," kata Calya, menyadarkan Kanaya dari lamunannya.

Akmal mendelik sebentar pada Calya "enak aja. Kalo gue fakboy lo fakgirl berarti,"

"dihh ogah, amit-amit," Calya mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja

Desi dan Kanaya tersenyum geli melihat tingkah keduanya

Tanpa ketiga gadis itu sadari Akmal penya alasan mengatakan itu semua. Karena pada saat malam perayaan ulang tahun sekolah kemarin Akmal tidak sengaja mendengar hal yang seharusnya tidak ia dengar.

AlbyNaya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang