41.

27 10 10
                                    

Kanaya menyusuri bibir pantai, ia sengaja melepas alas kakinya membiarkan kakinya bersentuhan langsung dengan pasir putih yang halus. Sesekali menimbun salah satu kakinya dengan pasir putih itu.

Kanaya tidak sendiri. Ada Alby yang juga turut berjalan di sampingnya. Memperhatikan setiap tingkahnya dalam diam. Dan terkadang diam-diam memotret tanpa sepengetahuan gadisnya itu.

"Woaahh! kak lihat deh," seru Kanaya antusias.

Alby buru-buru memasukkan ponselnya ke saku celana, lalu menatap ke arah yang ditunjuk Kanaya, terlihat matahari yang mulai terbenam dan langit yang tadinya berwarna kuning keemasan berubah warna menjadi jingga kemerahan.

"indahnya! udah lama banget nggak liat pemandangan kayak gini lagi," ucap Kanaya pelan.

Alby menoleh, "oh ya? berarti sebelumnya kamu sering liat sunset kayak gini?" tanyanya penasaran.

Kanaya mengangguk, "hmm..waktu kecil. aku, bunda, sama ayah sering piknik ke pantai. Karena bunda itu suka banget sama pantai. tapi sekarang udah jarang, soalnya aku keseringan liburan bareng teman. kayak sekarang aja, aku malah liburan bareng kak Alby dan yang lain," kekehnya.

Alby tersenyum mendengar perkataan Kanaya, "hmm...kalo aku sih, ini yang pertama kalinya,"

Kanaya reflek menoleh, "pertama kalinya?" beo nya bingung.

Alby mengangguk, "Mmm..sebenarnya aku sering ke pantai, tapi nggak pernah sekalipun ngeliat sunset kayak gini," jelasnya.

Kanaya melirik pada Alby sebentar, lalu kembali memperhatikan matahari yang perlahan menghilang. Udara yang semula terasa panas kini terasa sejuk.

"dulu aku sering mikir. ngapain ngeliat sunset, kalau ngeliatnya cuma sendirian doang?!" lanjut Alby sambil terkekeh, "tapi pas ngeliat langsung kayak gini aku rasa not bad lah. apalagi sekarang aku juga ngeliatnya bareng kamu,"

Kanaya menoleh pada Alby lagi, lalu segera mengalihkan pandangannya pada pengunjung pantai yang berteriak saat menaiki banana boat.

"oh ya, tau nggak? ada yang lebih indah dari pada sunset loh!?"

"emang iya? apa? sunrise?" tanya Kanaya penasaran.

Alby menggeleng, "kamu!"

"Ha?"

"menurutku, kamu yang tersenyum kayak tadi jauh lebih indah dari sunset atau sunrise,"

Kanaya mendengus, "gombal!" ujarnya, lalu beranjak dari tempatnya.

Alby segera menyusul gadisnya itu, "kok gombal sih? aku serius loh,"

"iya..iya! percaya kok, Awwwiishh!!" Kanaya meringis saat merasakan ada sesuatu yang masuk ke matanya.

"Eh? kenapa?" tanya Alby panik.

"nggak tau, kayak ada yang masuk ke mata," jawab Kanaya sambil mengucek-ngucek matanya

Alby menunduk, "mana? sini aku liat?" ucapnya seraya menangkup wajah gadisnya itu.




Deg!


Kanaya tersentak dengan perlakuan Alby yang tidak terduga. Ia bahkan dapat merasakan hembusan napas laki-laki itu di depan wajahnya. Dan kenapa juga Kanaya merasa jantungnya berdetak lebih cepat saat ini?

"sebelah mana?" tanya Alby lagi.

"dua-duanya," jawab Kanaya tanpa membuka matanya.

Alby mengangguk paham, "yaudah, aku bantu tiup'in ya?!"

Kanaya mengangguk saja.

"Astagfirullah!! Ampuni mata Tama ya Allah!!"

Reflek Kanaya mundur menjauhi Alby, membuat laki-laki itu terpaksa melepaskan tangannya.

AlbyNaya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang