Six years later
"Momy... Where are you??" teriak seorang anak laki-laki kecil yang berusia enam tahun.
Kaki kecilnya berlari kesana-kemari untuk menemukan sosok yang ia cari sejak tadi.
"Hei, kenapa engkau berlari sayang?" suara seorang wanita yang sudah beranjak usia dua puluh empat tahun.
"Momy, kak Allcy suhu badannya sangat panas." ujar Adrian kecil dengan wajah paniknya.
Olivya yang terkejut pun langsung berjalan cepat menuju kamar putrinya dan diikuti oleh Adrian di belakangnya.
Saat sampai di depan kamar putrinya, Olivya langsung masuk dan betapa terkejutnya ia saat melihat Allcy. Olivya membalikkan badan. Ia menatap Adrian dengan wajah kekecewaannya.
"Sayang, kau membohongi momy. Lihatlah, kakak mu sedang menggambar." ujar Olivya pada putra kecilnya yang telah menipunya.
Adrian tertawa, ia menarik tangan Olivya untuk lebih masuk kedalam kamar Allcy.
"Mom, lihatlah, kami menggambar sesuatu." Adrian menunjukkan gambaran nya yang masih belepotan. Olivya menggambil gambaran itu dan melihatnya. Ia tersenyum bangga pada putra dan putrinya.
"Momy, where is Dady?" tanya Adrian.
Seketika senyum Olivya luntur. Ia menatap Adrian lalu menatap Allcy yang saat ini berusia dua belas tahun. Sudah terlihat hampir mendekati remaja.
Olivya berjongkok dihadapan Adrian sambil memegang kedua pundak Adrian.
"Dady sedang bekerja, sweetie." balas Olivya"Daddy terlalu lama bekerja, mom. Apakah dia tidak merindukan ku atau dady tak ingin kehadiranku?"
"Sstt, tidak sayang, tidak. Dady sangat-sangat merindukan mu, sangat menginginkan mu menjadi super hero nya."
Memang Adrian belum pernah melihat Mad secara langsung sejak dari ia bisa melihat semuanya. Hanya melalui foto, Adrian dapat mengetahui wajah dari daddy nya itu.
Allcy berjalan mendekat kearah Adrian dan Olivya. "Ian kangen, Papa kan? Ia pengen ketemu Papa kan?" tanya Allcy.
Adrian mengangguk.
"Ian harus rajin berdoa pada Tuhan untuk selalu mendoakan Papa supaya sehat selalu dan secepatnya pulang."
Ucapan Allcy membuat Adrian kembali semangat. "Ya kak, aku akan terus mendoakan Daddy agar cepat pulang. Ian sangat rindu sama Daddy."
Olivya berdiri dari duduknya. "Bagaimana kalo sore ini kita belanja es krim sambil bermain di taman?" usulnya.
"Yeeee, aku setuju, Mom." seru Adrian.
"Al, apakah kau ikut?" tanya Olivya.
"Tidak, Ma. Allcy punya banyak tugas sekolah yang belum sempat terselesaikan." tolak Allcy.
"Hmm, pasti ini ulah Ian karena ganggu kakak sehingga tugas kakak belum terselesaikan."
"Heheh, maaf ya kak." ujar Adrian.
Allcy tersenyum tulus pada adik kecilnya ini. Meskipun bukan adik kandung, Allcy begitu menyayangi Adrian layaknya adik kandung. "Tidak apa-apa, kau lebih penting Ian."
Olivya dan Allcy sekuat tenaga untuk terus membuat Adrian tersenyum dan tidak merasa kesepian. Mereka berdua tak ingin Adrian tumbuh menjadi sosok yang pendiam karena di tinggalnya seorang Ayah sejak kecil. Olivya akan membuat Adrian tidak kurang oleh kasih sayang. Ia sanggup harus menjadi seorang ayah sekaligus untuk Adrian dan Allcy selama Mad pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dangerous Mafia
ActionOlivya adalah seorang gadis lugu yang masuk dalam kehidupan seorang mafia. Ia terserang oleh obsessi dan cinta dari mafia yang telah menculiknya. Trauma akan mafia, perlahan akan menghilang sejak ia mengenal sosok Madrick Vallencio yang menjabat seb...