53. First Session

17.4K 920 181
                                    

"Hukuman mati."

Semua orang yang berada di mansion terkejut bukan main saat mendengar hukuman apa yang akan di berikan oleh Mad.

"Tidak, tidak mungkin. Haha, kau mengarang saja. Katakan, kau salah bicara tadi. Mad, tolong katakan pada mereka, kau takkan di hukum mati. Seseorang tolong katakan padaku jika Mad tidak akan dihukum mati." kata Olivya dengan frustasi.

"Mad!! Kau punya kekuasaan, kenapa mudah sekali mereka menangkap mu? Mad! Katakan! Kenapa kau diam?!"

"Maaf nyonya, menangkap tuan Mad ini sangat sulit. Sudah lama suami anda menjadi buronan kami, namun pihak kepolisian belum ada yang berani bertindak. Kami menunggu dimana Mad akan lengah dari jeratan kami. Dan ya, kami mendapatkan info jika Mad sedang berbahagia atas kelahiran putra pertamanya dan juga bencana pertama dalam sejarah kehidupannya." ujar komandan Polisi panjang lebar.

"Dari siapa kau mengorek informasi suami ku dengan mudah?"

Komandan Polisi tersenyum miring, "Kami memanfaatkan gadis kecil itu. Dan ya, dia tidak berbohong karena masih terlalu polos."

Semua mata tertuju kearah Allcy. Tatapan Olivya menjadi melemah. Ingin marah, namun yang dikatakan oleh Polisi ini memang benar. Gadis kecil seperti Allcy akan sulit untuk berbohong, apalagi lawan bicaranya adalah seorang Polisi.

Haruskah aku mengatakan yang sebenarnya sekarang?

"Kami tidak punya banyak waktu. Ayo, bawa dia ke dalam mobil."

"TIDAK!!! HIKS, MAD!! TIDAK!!!" teriak Olivya dengan frustasi. Kedua tangannya di pegang kuat oleh Armon dan juga Jon.

"Lepaskan!! Kenapa kalian membiarkan mereka membawa Mad?!!! Lepaskan.....!!!"

Mad masuk ke dalam mobil Polisi. Setelah itu pandangan matanya tidak lagi menemukan sosok Mad. Suaminya telah di bawa pergi.

***
Milan, Italy 08.00 PM.

Di dalam kamar mewah dengan pencahayaan yang begitu minim, di tambah suara tangisan bayi yang begitu nyaring, membuat kamar ini tidak sepenuhnya hening.

Diatas marmer balkon yang dingin, seorang wanita melipat kedua lututnya di depan dada dengan pandangan kosong menatap kearah gedung-gedung yang menjulang tinggi. Air matanya terus saja menetes tanpa suara isak tangis sedikitpun.

Kenangan-kenangan indah yang pernah ia lalui, terus saja berputar dalam benaknya seperti kaset yang telah rusak.

Seharusnya malam ini, ia bisa bersama Mad menikmati indah pemandangan kota Madrid dari atas sini.

Seharusnya malam ini, ia bisa bersama Mad untuk bermain dengan putra kecil nya.

Seharusnya malam ini, ia bisa bersama Mad menenangkan putra kecilnya yang menangis.

Namun, kata seharusnya hanya bisa ia wujudkan dalam angan. Kehilangan seseorang yang telah membuat kita berubah menjadi jauh lebih baik, justru lebih sakit dari kehilangan orang yang membuat kita nyaman.

Olivya mengunci pintu kamar Mad dan dirinya agar tidak ada seorang pun yang masuk. Bahkan, ia menolak pelayan untuk mengantarkannya makanan. Dirinya sama sekali tidak ingin di ganggu atau di usik.

"Seharusnya aku tau konsekuensi jika aku mencintaimu sedalam ini, maka aku akan melepaskan mu seberat ini.."

Olivya menarik nafasnya dalam-dalam. Membiarkan rasa sakit menikam hati nya yang lemah. "Kau seorang mafia, kau seorang penjahat, kau telah menghilangkan nyawa seseorang. Tapi engkau lah pria yang merubah ku dari seorang sampah menjadi seorang paling istimewa. Aku bersumpah, jika benar aku akan kehilanganmu..." Olivya men-jeda ucapannya. "Aku takkan pernah berpaling dari mu. I love you so bad, Madrick Vallencio."

My Dangerous Mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang