17. Kue

50.9K 3.1K 83
                                    

Olivya POV

Malam yang sunyi, aku hanya termenung dipinggiran railing balkon kamarku. Entah mengapa aku masih saja kepikiran tentang keputusanku tadi pagi. Aku akan menjadi kekasih seorang mafia? Ah sepertinya kata akan tidak berlaku lagi untukku, karena aku memang sudah menjadi kekasihnya seorang mafia.

Sedari tadi pun aku juga mendapatkan perlakukan manis dari Mad. Ya, seorang Madrick yang terkenal kejam bisa berlaku manis dan itu hanya padaku. Rasanya aku hampir saja jatuh dalam pesonanya.

Aku jatuh cinta? tidak, sebisa mungkin akan ku tepis perasaanku ini.

tok tok tok

Suara ketukan pintu membuyarkan segala lamunanku. Aku beranjak dan membuka pintunya. Memang pintu kamar ini sudah tidak lagi dikunci menggunakan password digit. Hanya dapat dibuka menggunakan sidik jariku dan Mad.

Aku membuka pintunya, aku melihat maid yang paling muda disini dan paling baru bekerja disini. Merry, aku mengenalnya. Bahkan aku juga sering berbagi cerita padanya.

Soal Verlyn dan Violin, mereka berpamitan untuk tidur di Apartemen Violin. Mereka akan bersiap pulang ke Indonesia untuk menjenguk ibunya yang berada disana. Jujur, aku ingin ikut mereka.

Oke, kembali ke topik. Merry datang dengan senyuman manisnya. Ia membawa nampan yang berisi kue dan jus jeruk. Kue kesukaan ku. cheesecake. Aku menyukainya karena lembut dan empuk rotinya.

"Nona Olivya, aku bawakan kue dan jus jeruk untukmu. Semoga kau suka, ini aku membuatnya sendiri." ujar Merry.

"Selain cantik, kau juga pintar masak. Apakah aku boleh mencicipinya?" tanyaku.

"Terima kasih. Tentu saja, habiskan." aku mengambil alih nampan itu dan setelah itu Merry berpamitan untuk pergi.

Aku berjalan kearah meja yang tersedia di kamarku dan meletakkan nampan berisi kue dan jus jeruk itu diatas meja. Aku berjalan untuk menutup pintu lalu kembali kearah meja untuk menikmati kue yang terlihat menggiurkan itu.

Aku mengambil pisau dan garpu, aku mulai mengiris kecil tepi kue itu dan memasukkannya kedalam mulut. Enak? Ini sungguh enak.

ku telan habis kuenya dan sedetik kemudian aku merasakan leherku seperti tercekik. Aku mengambil jus jeruk dan meminumnya. Rasa sakit ditenggorakan ku tak berhenti dan disaat itu juga aku merasakan pusing yang amat berat.

Detik kemudian semuanya menjadi gelap dan.... kosong.

 
                                \*\*\*\*
 

Madrick POV

Setelah selesai menyelesaikan semua pekerjaanku yang ada di kantor, aku segera bergegas pulang. Aku melirik arloji ku yang menunjukkan pukul sembilan malam. Aku memasuki mobil Lamborghini ku yang berwarna hitam. Walaupun aku punya banyak sopir, aku jarang sekali menyuruh sopir untuk antar jemput. oh ayolah, aku masih punya kaki untuk menginjak pedal gas, rem dan kopling.

Sebelum aku kembali ke mansion, aku akan mampir ke toko pizza untuk membelikan gadisku makan malam. Aku tahu Vya pasti belum makan malam. Karena memang aku sengaja menyuruh koki untuk tidak membuatkan makan malam karena aku akan menikmati makan malam berdua dengan Vya.

Aku menginjak pedal gas dan Lamborghini ku melaju meninggalkan pelataran kantorku. Sepanjang jalan aku hanya fokus pada jalanan. Jujur, entah mengapa aku merasakan janggal dihati. Segeralah ku tepis pikiran negatif ku.

Aku membelokkan Lamborghini ku disalah satu toko pizza. Aku keluar dari mobil dan memasuki toko pizza yang mewah itu. Aku disambut hangat oleh pegawai disana dan Respon ku hanya cuek dan dingin.

My Dangerous Mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang