4. Pria Arogan

113K 5.8K 292
                                    

Dengan langkah panjang dan cepatnya, seorang pria sangat tergesa-gesa memasuki sebuah ruangan yang akan menjadi tujuannya saat ini. Sudah beberapa kali panggilan demi panggilan telah menyambar telinganya dengan tegas. Sangking banyak tugas yang meliliti otaknya, dengan terpaksa ia mengabaikan panggilan tegas itu.

Pria itu menghirup nafasnya dalam-dalam saat tangannya sudah menyentuh handel pintu yang dingin itu. Kali ini ruangan yang ia masuki adalah ruang kerja ayahnya yang ada dimansion milik ayahnya ini. Jangan anggap sepeleh jika sang ayah sudah mengamuk.

Ceklek

Pria itu membuka pintunya dengan hati-hati, seakan takut jika sang pemilik ruangan ini tergganggu.

"Kau terlambat 15 menit" ucap sang ayah saat pria itu sudah sepenuhnya memasukkan badannya kedalam ruangan itu. Pria itu menutup kembali pintunya.

"Hanya 15 menit? Itu tak terlalu lama" balas pria itu. Dirinya pun heran, entah kemana perginya rasa takut tadi.

"Bukan soal lamanya, namun tentang kedisplinan dalam waktu" balas Sang Ayah dan membalikkan kursinya hingga seringaian diwajahnya dapat dilihat oleh pria yang masih berdiri dipintu dengan tangan yang dimaksukkan kedalam saku.

"Sudahlah aku tak mau membahas soal itu, aku harap kau takkan mengulangi kelakuanmu yang suka mengulur waktu itu" sambung sang ayah.

Pria muda itu menghembuskan nafasnya gusar dan menunduk sekilas lalu beralih menatap mata sang ayah.
"Adaapa Ayah memanggilku?" tanya Pria muda itu.

"Tidak terlalu penting juga, Ayah han--"

"Jika Ayah hanya menyuruhku untuk terus memantau gadis itu, sudah pasti akan kulaksanakan" potong pria muda itu, sang ayah hanya terkekeh. Ia tak marah dengan apa yang dilakukan putranya tadi, yaitu memotong ucapannya. Walaupun ia sangat tak suka dengan seseorang yang suka memotong ucapannya

"Ku ingatkan lagi, jangan sampai kau mencintainya" tegas sang ayah.

"Mencintai gadis kumuh sepertinya? Yang ada aku akan menghancurkannya hingga ia terjatuh sedalam samudra" balas pria muda itu dengan senyuman kecutnya.

"Bagus"

🔫🔫🔫

Milan, Italy

Madrick menghempaskan tubuhnya diatas ranjang yang empuk sambil bertelanjang dada. Saat ini, ia benar-benar sangat lelah. Yang benar saja, ia terbang ke Amerika hingga kembali ke Italy tanpa beristirahat. Bahkan di pesawat dia hanya fokus pada perusahaannya.

Mandrick menatap langit-langit kamarnya. Sebuah senyuman terukir dari sudut bibirnya saat dalam benaknya terdapat wajah cantik Olivya. Mad sangat merindukan gadisnya. Ya, sangat merindukan. Jika saja bukan soal rencananya, sudah Mad pastikan bahwa Olivya akan tinggal bersamanya saat ini. Berhubung ia tak ingin rencananya kacau, Mad akan dengan berat hati membiarkan gadisnya berdekatan bebas dengan siapapu, walau dalam hatinya ia merasa sakit. Seperti saat ini, Olivya semakin dekat dengan pria yang bernama Bryan itu. Mengingat pria itu, tangan Mad sudah gatal untuk segera melenyapkannya, bahkan seluruh keluargannya. Tapi ia tahan, karena tak ingin rencananya hancur karena keegoisannya.

Cling

Bunyi ponsel miliknya pertanda ada pesan masuk. Mad bangkit dari baringan tubuhnya dan berjalan menuju nakas, dimana tempat ponselnya berada. Mad menautkan alisnya saat melihat pesan dari anak buahnya yang bertugas untuk menjaga Olivya, yaitu Philip Cyriston. Pesan itu berisikan vidio yang berdurasi satu menit. Rasa penasaran menyelubungi diri Mad untuk segera memutar vidio tersebut.
Diremasnya ponselnya dengan kuat hingga menimbulkan sedikit keretakan. Disana, di vidio itu berisi seorang gadis yang sedang menangis dipelukan seorang pria. Tangan mereka saling bertautan, sama-sama menguatkan dan memberi kekuatan.

My Dangerous Mafia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang